China dan India Akan Jadi Konsumen bagi Indonesia, Ini Kata Erick Thohir Loh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan, ada dua negara Asia yang akan menjadi pasar atau konsumen bagi Indonesia di sektor pangan dan energi . Kedua negara itu adalah India dan China, oleh karenanya, pemerintah akan meningkatkan supply chain atau rantai pasok pada kedua sektor tersebut untuk menggenjot produksi di tengah persaingan pasar global.
"Kalau kita melihat program Indonesia, kita kembali memfokuskan selain membuka potensi pasar untuk memastikan kita tumbuh. Tetap program dari selatan ke selatan ini harus kita tingkatkan karena ada dua negara tetangga Asia kita yang mempunyai potensi pasar luar biasa untuk menyerap tadi apa yang kita produksi, yaitu China dan India," ujar Menteri Erick Thohir di Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
(Baca Juga: Joss, Erick Thohir Jemput Langsung Investor Asing untuk Tanam Uang di RI )
Di sektor energi, lanjut Erick, akselerasi sumber daya alam (SDA) ini terus dilakukan untuk mendukung berbagai produk Indonesia yang memiliki nilai tidak saja bagi bangsa Indonesia, tapi juga memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional. Bahkan kata dia, langkah ini sekaligus sebagai upaya pemerintah menekan impor Liquified Petroleum Gas (LPJ) dengan cara mensubstitusi atau mengalihkan penggunaan LPG ke Dimethyl Ether (DME)
"Kemarin Pak Presiden sebut bagaimana SDA kita harus menjadi nilai bagi bangsa kita. Apakah batubara dengan gratifikasi?, Kita lakukan konversinya menjadi DME yang bisa menyetop atau menggantikan impor LPJ yang terus meningkat. Yang dulunya minyak tanah sekarang LPJ. Gasifikasi batu bara sebuah keberpihakan yang harus dilaksanakan," kata dia.
(Baca Juga: Erick Thohir Ingatkan Program PEN Tak Ada Artinya, Jika... )
Selain pangan dan energi, Erick juga menyampaikan adanya akselerasi ekonomi di sektor maritim. Dia bilang, pemerintah mendorong ekonomi maritim di negara kepulauan adalah sebuah keberpihakan yang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi. Meski demikian, dia belum merinci lebih jauh perihal program di sektor laut tersebut.
"Program mendorong ekonomi maritim sebagai kita negara kepulauan adalah sebuah keberpihakan yang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi. Karena itu, kita harus menggarap industri daripada maritim ini tentu program program sudah ada, pada kesempatan lain kita detail kan," ujar Erick.
"Kalau kita melihat program Indonesia, kita kembali memfokuskan selain membuka potensi pasar untuk memastikan kita tumbuh. Tetap program dari selatan ke selatan ini harus kita tingkatkan karena ada dua negara tetangga Asia kita yang mempunyai potensi pasar luar biasa untuk menyerap tadi apa yang kita produksi, yaitu China dan India," ujar Menteri Erick Thohir di Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
(Baca Juga: Joss, Erick Thohir Jemput Langsung Investor Asing untuk Tanam Uang di RI )
Di sektor energi, lanjut Erick, akselerasi sumber daya alam (SDA) ini terus dilakukan untuk mendukung berbagai produk Indonesia yang memiliki nilai tidak saja bagi bangsa Indonesia, tapi juga memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional. Bahkan kata dia, langkah ini sekaligus sebagai upaya pemerintah menekan impor Liquified Petroleum Gas (LPJ) dengan cara mensubstitusi atau mengalihkan penggunaan LPG ke Dimethyl Ether (DME)
"Kemarin Pak Presiden sebut bagaimana SDA kita harus menjadi nilai bagi bangsa kita. Apakah batubara dengan gratifikasi?, Kita lakukan konversinya menjadi DME yang bisa menyetop atau menggantikan impor LPJ yang terus meningkat. Yang dulunya minyak tanah sekarang LPJ. Gasifikasi batu bara sebuah keberpihakan yang harus dilaksanakan," kata dia.
(Baca Juga: Erick Thohir Ingatkan Program PEN Tak Ada Artinya, Jika... )
Selain pangan dan energi, Erick juga menyampaikan adanya akselerasi ekonomi di sektor maritim. Dia bilang, pemerintah mendorong ekonomi maritim di negara kepulauan adalah sebuah keberpihakan yang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi. Meski demikian, dia belum merinci lebih jauh perihal program di sektor laut tersebut.
"Program mendorong ekonomi maritim sebagai kita negara kepulauan adalah sebuah keberpihakan yang sudah tidak perlu diperdebatkan lagi. Karena itu, kita harus menggarap industri daripada maritim ini tentu program program sudah ada, pada kesempatan lain kita detail kan," ujar Erick.
(akr)