Sri Mulyani Sebut Harga BBM Premium Batal Naik Bikin Inflasi Stabil

Sabtu, 27 Oktober 2018 - 07:06 WIB
Sri Mulyani Sebut Harga BBM Premium Batal Naik Bikin Inflasi Stabil
Sri Mulyani Sebut Harga BBM Premium Batal Naik Bikin Inflasi Stabil
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan, keberhasilan pemerintah dalam menjaga inflasi tetap di level rendah. Mantan Direktur Bank Dunia ini menyebutkan, bahwa tidak adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) premium tidak membuat inflasi semakin tinggi.

"Tentu saja karena kemampuan pemerintah menekan harga bahan pokok, jadi supply-nya ada. Juga tidak ada kenaikan harga BBM, kan batal dinaikkan, itu saya kira jadi stabilisator yang paling baik," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (26/10) malam.

Kendati demikian, Sri Mulyani mengungkapkan masih harus menjaga inflasi agar tetap rendah sehingga tidak membebani nilai tukar rupiah. "Itu mempengaruhi barang-barang yang ada komponen impornya. Tentu saja barang-barang yang ada komponen impor, cost-nya akan naik. Tapi, price-nya mungkin agak naik sedikit. Tidak sebanyak depresiasi nilai tukar," jelasnya.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi periode Oktober 2018 sebesar 0,17%. Sementara untuk inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) 3,05%. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa inflasi nasional tetap rendah dan terkendali. Tahun ini, inflasi diperkirakan berada di kisaran 3%.

"Perkembangan inflasi tetap rendah dan terkendali. Berdasarkan pemantauan harga sampai minggu ke 4, kita perkirakan sampai Oktober 2018 inflasinya 0,17% mtm. Kalau dilihat yoy-nya adalah 3,05%. Ini tetap rendah di sekitar 3%," katanya.

Perry menjelaskan, komoditas yang menyumbang inflasi antara lain cabai merah sekitar 0,08%, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 0,03%, emas dan perhiasan 0,02%, dan cabai rawit 0,01%. "Tapi di sisi lain juga terjadi deflasi, yaitu untuk telur ayam ras -0,03%, daging ayam ras -0,02%, bawang merah -0,02%," imbuh dia.

Oleh karena itu, kata Perry, hasil survei pemantauan harga ini mengonfirmasi inflasi tetap rendah dan terkendali. "Dengan demikian mengonfirmasi perkiraan kami pada akhir tahun inflasi akan berada di bawah 3,5% yoy. Sehingga dalam konteks ini di bawah titik tengah kisaran sasaran inflasi 3,5+-1%," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9984 seconds (0.1#10.140)