Bos JPMorgan Memperingatkan Suku Bunga AS Bisa Naik hingga 8%
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Bos salah satu bank terbesar di dunia memperingatkan suku bunga AS (Amerika Serikat) atau Fed rate bisa naik menjadi 8%. Kepala JPMorgan Chase, Jamie Dimon mengatakan, pihak bank telah bersiap menghadapi lonjakan suku bunga karena "tekanan inflasi yang terus-menerus".
Bank-bank sentral di seluruh dunia telah sibuk menaikkan suku bunga dalam upaya untuk meredam kenaikan harga. Tetapi dengan inflasi AS yang berangsur-angsur mereda, mencuatkan harapan besar bahwa Federal Reserve bakal memangkas suku bunga tahun ini.
Pasar memprediksi, bakal terjadi dua kali penurunan suku bunga seperempat poin pada tahun 2024. Dalam surat tahunan kepada pemegang saham, Dimon mengatakan, bahwa bank bersiap menghadapi suku bunga di kisaran 2% hingga 8% atau bahkan lebih tinggi.
Hal itu diterangkan olehnya, lantaran didorong oleh pengeluaran pemerintah yang tinggi dan kebutuhan meredam kenaikan harga. Pernyataan Dimon disampaikan saat suku bunga AS saat ini berada di kisaran 5,25% hingga 5,5%. Suku bunga AS itu lebih tinggi selama lebih dari 20 tahun terakhir.
Dengan membuat pinjaman lebih mahal, suku bunga yang lebih tinggi bakal mendongkrak tabungan dan mengurangi pinjaman untuk pembelian rumah dan investasi bisnis, mendinginkan ekonomi dan mengurangi tekanan yang mendorong kenaikan harga.
Dimon telah lama memperingatkan bahwa investor mungkin terlalu percaya diri dalam taruhan mereka bahwa suku bunga akan dengan cepat jatuh kembali ke tingkat yang lebih rendah. Tahun lalu dia memprediksi suku bunga bisa mencapai 7%.
"Semua faktor berikut ini akan mengikuti seperti inflasi: pengeluaran fiskal yang sedang berlangsung, remiliterisasi dunia, restrukturisasi perdagangan global, kebutuhan modal ekonomi hijau baru, dan kemungkinan biaya energi yang lebih tinggi," tulis Dimon.
Federal Reserve AS akan membuat keputusan berikutnya tentang ke mana arah suku bunga akan bergerak pada akhir bulan.
Harapannya adalah bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini dengan pemotongan pertama berpotensi datang pada bulan Juni. Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan melakukan pemotongan pertamanya pada bulan Juni.
Bank-bank sentral di seluruh dunia telah sibuk menaikkan suku bunga dalam upaya untuk meredam kenaikan harga. Tetapi dengan inflasi AS yang berangsur-angsur mereda, mencuatkan harapan besar bahwa Federal Reserve bakal memangkas suku bunga tahun ini.
Pasar memprediksi, bakal terjadi dua kali penurunan suku bunga seperempat poin pada tahun 2024. Dalam surat tahunan kepada pemegang saham, Dimon mengatakan, bahwa bank bersiap menghadapi suku bunga di kisaran 2% hingga 8% atau bahkan lebih tinggi.
Hal itu diterangkan olehnya, lantaran didorong oleh pengeluaran pemerintah yang tinggi dan kebutuhan meredam kenaikan harga. Pernyataan Dimon disampaikan saat suku bunga AS saat ini berada di kisaran 5,25% hingga 5,5%. Suku bunga AS itu lebih tinggi selama lebih dari 20 tahun terakhir.
Dengan membuat pinjaman lebih mahal, suku bunga yang lebih tinggi bakal mendongkrak tabungan dan mengurangi pinjaman untuk pembelian rumah dan investasi bisnis, mendinginkan ekonomi dan mengurangi tekanan yang mendorong kenaikan harga.
Dimon telah lama memperingatkan bahwa investor mungkin terlalu percaya diri dalam taruhan mereka bahwa suku bunga akan dengan cepat jatuh kembali ke tingkat yang lebih rendah. Tahun lalu dia memprediksi suku bunga bisa mencapai 7%.
"Semua faktor berikut ini akan mengikuti seperti inflasi: pengeluaran fiskal yang sedang berlangsung, remiliterisasi dunia, restrukturisasi perdagangan global, kebutuhan modal ekonomi hijau baru, dan kemungkinan biaya energi yang lebih tinggi," tulis Dimon.
Federal Reserve AS akan membuat keputusan berikutnya tentang ke mana arah suku bunga akan bergerak pada akhir bulan.
Harapannya adalah bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini dengan pemotongan pertama berpotensi datang pada bulan Juni. Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan melakukan pemotongan pertamanya pada bulan Juni.
(akr)