Iran Serang Israel, Harga Minyak Bisa Mendidih Lampaui USD100 per Barel

Minggu, 14 April 2024 - 08:38 WIB
loading...
Iran Serang Israel,...
Perang terbuka antara Iran dan Israel diprediksi akan mengerek harga minyak melampaui level UD100 per barel. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Para pedagang minyak sudah sangat paham akan fenomena ini: Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah akan menyebabkan kenaikan harga minyak dunia. Sejauh ini, harga minyak telah naik ke level intraday tertinggi dalam enam bulan.

Namun, dengan terlibatnya Iran sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia ke dalam perang terbuka dengan Israel, maka harga minyak diperkirakan akan kembali meleseat ke angka lebih dari USD100 per barel.

"Tidak seorang pun ingin kekurangan menjelang akhir pekan," kata Direktur Pelaksana Velandera Energy Partners Manish Raj, seperti dilansir MarketWatch, dikutip Minggu (14/4/2024). "Jika konflik meningkat selama akhir pekan, penjual short akan kehilangan kendali ketika mereka bangun pada hari Senin."



Harga minyak telah meningkat sepanjang bulan ini seiring dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, dengan harga minyak mentah berjangka AS diperdagangkan 5% lebih tinggi dan minyak mentah acuan global Brent naik mendekati 6%.

Dalam transaksi hari Jumat (12/4), minyak mentah West Texas Intermediate bulan Mei CL.1, -0,25% CLK24, -0,25% naik USD76 sen, atau 0,9%, diperdagangkan pada USD85,78 per barel di New York Mercantile Exchange setelah diperdagangkan setinggi USD87,67. Sementara Minyak mentah Brent bulan Juni BRN00, -0,33% BRNM24, -0,33% naik USD90 sen, atau 1%, menjadi USD90,64 di ICE Futures Europe menyusul level tertinggi di USD92,18. Keduanya menyentuh level intraday tertinggi sejak Oktober.

Selat Hormuz Menjadi Kuncinya

"Senjata rahasia Iran adalah kemampuannya untuk memblokir Selat Hormuz," kata Raj, yang berpendapat bahwa keadaan saat ini sudah membenarkan harga WTI sebesar USD90 per barel.

Menurut Badan Informasi Energi (EIA), jalur laut antara Teluk Persia dan Teluk Oman merupakan titik transit minyak terpenting di dunia. Pada paruh pertama tahun 2023, aliran minyak dari sini rata-rata mencapai 21 juta barel per hari, yaitu sekitar 21% dari konsumsi minyak bumi global.

Di sisi lain, persediaan minyak global sudah berada pada tingkat rendah, menurut Rob Thummel, manajer portofolio senior di Tortoise. "Pasar minyak global diperkirakan akan kekurangan pasokan pada kuartal kedua dan ketiga tahun 2024, sehingga gangguan pada pasokan minyak global dapat menyebabkan persediaan minyak semakin menurun," katanya – dan menyebabkan harga minyak lebih tinggi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1781 seconds (0.1#10.140)