Barat Ngotot Sita Aset Rusia Rp4.789 Triliun Bikin IMF Waswas

Sabtu, 18 Mei 2024 - 05:53 WIB
loading...
Barat Ngotot Sita Aset...
Negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat atau AS, Inggris dan negara Uni Eropa, telah memblokir aset Rusia sekitar USD300 miliar atau setara Rp4.789 triliun sejak dimulainya perang Ukraina pada Februari 2022. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan, rencana Barat menyita cadangan bank sentral Rusia yang dibekukan secara langsung atau mengambil keuntungan dari aset tersebut bisa merusak sistem moneter global. Negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat atau AS, Inggris dan negara Uni Eropa, telah memblokir aset Rusia sekitar USD300 miliar atau setara Rp4.789 triliun sejak dimulainya perang Ukraina pada Februari 2022.



AS dan sejumlah negara Uni Eropa juga menyarankan agar aset sitaan Rusia dipakai untuk membiayai pertahanan Ukraina dan rekonstruksi di masa depan. Namun, Prancis, Jerman, dan beberapa anggota Uni Eropa lainnya telah menolak seruan tersebut.

Mereka memperingatkan bahwa langkah seperti itu dapat menjadi preseden berbahaya dan berdampak buruk pada mata uang euro. Selain itu beberapa negara Barat mengusulkan hanya mengambil bunga dari aset yang disita, namun pendekatan tersebut juga menghadapi tantangan dari segi legalitas hukumnya.

"Penting bagi IMF bahwa setiap tindakan yang diambil harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan tidak merusak fungsi sistem moneter internasional," kata juru bicara IMF Julie Kozack pada konferensi pers pada hari Kamis, kemarin ketika ditanya oleh RIA Novosti tentang rencana Barat untuk aset Rusia yang dibekukan.



Menilai prospek untuk mencapai kesepakatan tentang dana Rusia di tingkat G7 sehubungan dengan pertemuan tingkat menteri yang akan datang di Italia, Kozack menekankan bahwa setiap keputusan harus dibuat di pengadilan dan sesuai yurisdiksi.

IMF telah berulang kali memperingatkan bahwa rencana Barat untuk menyita aset Rusia yang dibekukan dapat menimbulkan risiko yang tidak terduga.

Dorongan untuk merebut uang Kremlik, yang dipimpin oleh AS, telah menyebabkan keretakan di antara elit politik G7 dan Uni Eropa. AS, yang hanya memegang USD6 miliar dari aset Rusia USD300 miliar yang dibekukan, telah lama mendorong sekutunya untuk melakukan penyitaan secara langsung.

Beberapa pejabat Barat telah mendukung gagasan itu, bahkan menyarankan untuk mentransfer dana tersebut ke Ukraina, atau setidaknya menggunakan bunga yang dihasilkan dari aset. Namun, pendekatan ini telah menghadapi tentangan dari Bank Sentral Eropa dan kritik dari IMF.

Sementara pendukung Barat, umumnya setuju bahwa aset yang dibekukan harus digunakan untuk membantu Ukraina, namun di antara ada perdebatan tentang apakah penyitaan langsung akan legal.

Di sisi lain Moskow telah berulang kali mengatakan, bahwa menyita asetnya akan sama dengan pencurian dan selanjutnya akan merusak kepercayaan global terhadap sistem keuangan Barat. Rusia juga memperingatkan bahwa mereka akan membalas jika langkah tersebut diambil.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
IHSG Berpotensi Lanjutkan...
IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan ke 6.700, Investor Pantau Data Inflasi
Progres Pembangunan...
Progres Pembangunan Pelabuhan Patimban Tembus 78,9%, Menhub Target Rampung Oktober 2025
Perang Dagang dan Penurunan...
Perang Dagang dan Penurunan Pendapatan Minyak Bikin Menkeu Rusia Was-was
21 Ribu Karyawan Intel...
21 Ribu Karyawan Intel Bakal Kena PHK, Apa Masalahnya?
IHSG Hari Ini Berakhir...
IHSG Hari Ini Berakhir Perkasa di Level 6.678, Nilai Transaksi Tembus Rp10,05 T
Tarik Ulur Kenaikan...
Tarik Ulur Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Begini Kabar Terbarunya
IMF Pangkas Proyeksi,...
IMF Pangkas Proyeksi, Sri Mulyani Sebut Target Ekonomi Tumbuh 5,2% Masih Realistis
IMF Pangkas Proyeksi...
IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS Jadi 1,8%, Terparah di Antara Negara Maju
Impor Batu Bara China...
Impor Batu Bara China dari Rusia Melesat 6% pada Maret, Indonesia Turun Tajam
Rekomendasi
Operasi Senyap Penggemar...
Operasi Senyap Penggemar Everton Rusak Pesta Juara Liverpool
Yuke Bassist Dewa 19...
Yuke Bassist Dewa 19 Diduga Tabrak Anak Kecil hingga Tak Sadarkan Diri
Apakah Hari Pendidikan...
Apakah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025 Sekolah Libur?
Berita Terkini
PCP Raih Standar Internasional...
PCP Raih Standar Internasional Tertinggi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
18 menit yang lalu
Pertagas Jalin Kerja...
Pertagas Jalin Kerja Sama Pembangunan Infrastruktur Gas ke Polytama
25 menit yang lalu
15 Negara Bakal Dapat...
15 Negara Bakal Dapat Negosiasi Istimewa dari AS, Bagaimana Indonesia?
46 menit yang lalu
Andalan Masyarakat,...
Andalan Masyarakat, Super App BRImo Dipakai 40 Juta User dan Catat Transaksi Rp1.599 Triliun
1 jam yang lalu
Promo Liberalisasi Perdagangan,...
Promo Liberalisasi Perdagangan, Bos Bank Sentral China Blak-blakan Soal Ancaman Tarif AS
2 jam yang lalu
Harga Emas Hari Ini...
Harga Emas Hari Ini Masih di Bawah Rp2 Juta per Gram, Saatnya Beli?
2 jam yang lalu
Infografis
Paket Senjata Rp1.684...
Paket Senjata Rp1.684 Triliun Ditawarkan Trump ke Arab Saudi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved