Aliran Modal Asing Rp14.579 T Bakal Masuk ke Negara Berkembang Tahun Ini, RI Termasuk?
loading...
A
A
A
NEW YORK - Negara- negara berkembang diperkirakan bakal menerima peningkatan aliran modal asing pada tahun ini, dengan lonjakan hampir sepertiga menjadi USD903 miliar atau setara Rp14.579 triliun (Kurs Rp16.145 per USD). Meski begitu arus modal sangat bergantung pada pertumbuhan global, seperti disampaikan dalam laporan kelompok perdagangan perbankan.
Peningkatan bersih 32% diperkirakan bakal ditopang oleh kuatnya pemulihan dalam hal investasi asing langsung dan uang tunai yang diarahkan pada portofolio ekuitas, kata laporan yang diterbitkan oleh Institute of International Finance (IIF) yang mencakup 25 negara di pasar negara berkembang, termasuk China, India, Rusia dan Meksiko.
Bahkan ketika pertumbuhan global sepertinya bakal di kisaran 3,1% tahun ini, "skenario 'soft landing' global membuat gambaran positif untuk aliran modal ke EM (Emerging Markets)," kata laporan itu seperti dilansir Reuters.
"Perdagangan global juga telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan moderat dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh peningkatan volume perdagangan EM," jelasnya.
Arus modal merupakan komponen neraca pembayaran suatu negara, di samping neraca transaksi berjalan dan perubahan cadangan. Aliran modal non-residen sebagian besar terdiri dari investasi asing langsung (FDI) serta investasi portofolio ke saham serta obligasi.
Arus masuk bersih FDI atau investasi asing langsung diproyeksikan melonjak menjadi USD426 miliar pada tahun 2024, sementara aliran bersih ke portofolio asing dapat mencapai USD259 miliar, dari USD161 miliar pada tahun 2023. Penyebabnya karena China, sumber arus keluar yang sangat besar selama dua tahun terakhir, mulai sedikit pulih.
Dalam laporan ini juga mencakup enam ekonomi negara berkembang dari Eropa, Amerika Latin dan Afrika/Timur Tengah, dan tujuh dari Asia. Di seluruh wilayah geografis lainnya, pertumbuhan yang kuat dan fundamental makro yang solid akan mendorong rebound aliran modal asing ke Asia kecuali China.
Arus keluar FDI dari Rusia diperkirakan akan berlanjut, tetapi arus bersih masih positif di negara berkembang Eropa sebagian karena peningkatan aliran FDI ke Hungaria.
Peningkatan bersih 32% diperkirakan bakal ditopang oleh kuatnya pemulihan dalam hal investasi asing langsung dan uang tunai yang diarahkan pada portofolio ekuitas, kata laporan yang diterbitkan oleh Institute of International Finance (IIF) yang mencakup 25 negara di pasar negara berkembang, termasuk China, India, Rusia dan Meksiko.
Bahkan ketika pertumbuhan global sepertinya bakal di kisaran 3,1% tahun ini, "skenario 'soft landing' global membuat gambaran positif untuk aliran modal ke EM (Emerging Markets)," kata laporan itu seperti dilansir Reuters.
"Perdagangan global juga telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan moderat dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh peningkatan volume perdagangan EM," jelasnya.
Arus modal merupakan komponen neraca pembayaran suatu negara, di samping neraca transaksi berjalan dan perubahan cadangan. Aliran modal non-residen sebagian besar terdiri dari investasi asing langsung (FDI) serta investasi portofolio ke saham serta obligasi.
Arus masuk bersih FDI atau investasi asing langsung diproyeksikan melonjak menjadi USD426 miliar pada tahun 2024, sementara aliran bersih ke portofolio asing dapat mencapai USD259 miliar, dari USD161 miliar pada tahun 2023. Penyebabnya karena China, sumber arus keluar yang sangat besar selama dua tahun terakhir, mulai sedikit pulih.
Dalam laporan ini juga mencakup enam ekonomi negara berkembang dari Eropa, Amerika Latin dan Afrika/Timur Tengah, dan tujuh dari Asia. Di seluruh wilayah geografis lainnya, pertumbuhan yang kuat dan fundamental makro yang solid akan mendorong rebound aliran modal asing ke Asia kecuali China.
Arus keluar FDI dari Rusia diperkirakan akan berlanjut, tetapi arus bersih masih positif di negara berkembang Eropa sebagian karena peningkatan aliran FDI ke Hungaria.