Sri Mulyani Ungkap Alasan Ekonomi Dunia Porak Poranda Dihantam Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan dahsyatnya wabah virus corona menghantam ekonomi dunia sehingga menyebabkan gelombang resesi globa l. Penyebabnya tak lain akibat suatu negara menerapkan pembatasan pergerakan manusia (lockdown) karena ganasnya virus corona yang saat ini telah merenggut jutaan nyawa manusia sehingga roda ekonomi tidak bisa dikatakan mandeg karena tidak bisa berjalan dengan semestinya.
"Dampak Covid-19 sangat parah seperti terlihat dari kontraksi yang cukup signifikan terhadap perekonomian di banyak negara," ujar dia dalam sebuah webinar, Kamis (20/8/2020).
Menurut dia di sejumlah negara maju ataupun berkembang secara mengejutkan mendapatkan serangan wabah yang tidak perbah terjadi sebelumnya. Pada akhirnya dalam waktu cepat membuat pertumbuhan ekonomi terkontraksi sangat dalam.
Tak hanya ekonomi yang menjadi sasaran, namun juga menghantam sektor kesehatan sehingga melumpuhkan interaksi sosial. Namun pihaknya mengakui dampak ekonomi negara maju lebih parah dibandingkan negara berkembang. "Negara maju sangat terpengaruh, kontraksi di banyak negara maju berada di level double digit pada kuartal kedua tahun 2020 ini," paparnya.
Pemerintah saat ini terus berupaya menanggulangi dampak baik secara ekonomi, sosial dan kesehatan. Secara bebarengan, pemerintah fokus menangguangi dampak dari seluruh aspek tersebut. "Pemerintah mengalokasikan lebih dari Rp 87 triliun dan bentuk dukungan anggaran untuk menangani dampak kesehatan dan mengatasi Covid-19," tandas dia.
"Dampak Covid-19 sangat parah seperti terlihat dari kontraksi yang cukup signifikan terhadap perekonomian di banyak negara," ujar dia dalam sebuah webinar, Kamis (20/8/2020).
Menurut dia di sejumlah negara maju ataupun berkembang secara mengejutkan mendapatkan serangan wabah yang tidak perbah terjadi sebelumnya. Pada akhirnya dalam waktu cepat membuat pertumbuhan ekonomi terkontraksi sangat dalam.
Tak hanya ekonomi yang menjadi sasaran, namun juga menghantam sektor kesehatan sehingga melumpuhkan interaksi sosial. Namun pihaknya mengakui dampak ekonomi negara maju lebih parah dibandingkan negara berkembang. "Negara maju sangat terpengaruh, kontraksi di banyak negara maju berada di level double digit pada kuartal kedua tahun 2020 ini," paparnya.
Pemerintah saat ini terus berupaya menanggulangi dampak baik secara ekonomi, sosial dan kesehatan. Secara bebarengan, pemerintah fokus menangguangi dampak dari seluruh aspek tersebut. "Pemerintah mengalokasikan lebih dari Rp 87 triliun dan bentuk dukungan anggaran untuk menangani dampak kesehatan dan mengatasi Covid-19," tandas dia.
(nng)