Waspada, Indonesia Diramal Resesi di Kuartal III/2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Indef Bhima Yudistira menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bakal mencapai minus 5,08% ini akan membuat terancam resesi di kuartal III/2020. Apalagi, stimulus ekonomi masih rendah akan terus mengguncang ekonomi Indonesia.
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 di level -5,08%. Padahal sebelumnya pertumbguhan ekonomi di kisaran -0,4% hingga positif 1% pada kuartal II/2020. "Tanpa dorongan stimulus maka ekonomi akan semakin jatuh semakin dalam ke resesi di kuartal III," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (22/7/2020).
Dia melanjutkan, pada kuartal II tekanan memang cukup besar bukan saja akibat pandemi tapi juga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Tapi juga disebabkan lambatnya pencairan stimulus. Stimulus UMKM misalnya belum mencapai 1% sedangkan stimulus kesehatan hanya 1.5% per 16 juni 2020. Dari total stimulus pun porsinya kurang dari 4% dari PDB sangat kecil," jelasnya.
Dihubungi terpisah, Ekonom Core Piter Abdullah menilai ekonomi Indonesia masih akan mengalami tekanan yang cukup besar. "Jadi saya yakin angka pertumbuhan ekonomi yang Akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tidak akan jauh dari itu di kisaran -5% hingga -5,5%," jelasnya
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 di level -5,08%. Padahal sebelumnya pertumbguhan ekonomi di kisaran -0,4% hingga positif 1% pada kuartal II/2020. "Tanpa dorongan stimulus maka ekonomi akan semakin jatuh semakin dalam ke resesi di kuartal III," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (22/7/2020).
Dia melanjutkan, pada kuartal II tekanan memang cukup besar bukan saja akibat pandemi tapi juga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Tapi juga disebabkan lambatnya pencairan stimulus. Stimulus UMKM misalnya belum mencapai 1% sedangkan stimulus kesehatan hanya 1.5% per 16 juni 2020. Dari total stimulus pun porsinya kurang dari 4% dari PDB sangat kecil," jelasnya.
Dihubungi terpisah, Ekonom Core Piter Abdullah menilai ekonomi Indonesia masih akan mengalami tekanan yang cukup besar. "Jadi saya yakin angka pertumbuhan ekonomi yang Akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tidak akan jauh dari itu di kisaran -5% hingga -5,5%," jelasnya
(nng)