G20 Respons Ancaman Resesi Ekonomi Global Akibat Lemahnya Stimulus

Senin, 20 Juli 2020 - 12:05 WIB
loading...
G20 Respons Ancaman Resesi Ekonomi Global Akibat Lemahnya Stimulus
PresidenPresiden Jokowi mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/3). Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Anggota negara-negara G20 kembali merapatkan barisan merespons ancaman resesi ekonomi global akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan laporan IMF, resesi global diperkirakan akan terjadi tahun ini karena dukungan kebijakan sektor keuangan masih relatif lemah dalam merespons dampak pandemi.

Disamping itu, pembukaan ekonomi semakin memperluas penyebaran wabah corona sehingga mengancam jiwa manusia lebih besar lagi. "Perbaikan indikator ekonomi akibat pembukaan kembali kegiatan ekonomi dan besarnya dukungan kebijakan stimulus moneter dan fiskal di berbagai negara masih relatif lemah," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo, di Jakarta, Senin (20/7/2020).



Sebab itu, Bank Indonesia bersama negara anggota G20 sepakat untuk meningkatkan kerja sama serta melanjutkan implementasi kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan untuk melindungi nyawa manusia, menjaga lapangan pekerjaan, membantu masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan sebagai respons terhadap penyebaran pandemi Covid-19. Ia mengatakan, dalam peningkatan kerja sama dilakukan untuk mengatasi penyebaran virus dan memperkuat respons kebijakan untuk pemulihan ekonomi global, berkelanjutan, berimbang dan inklusif.

"Pentingnya, peran bauran kebijakan dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 serta dukungan komunikasi kebijakan untuk menjaga kepercayaan para pelaku di pasar keuangan. Selain itu, pentingnya meningkatkan peran lembaga keuangan internasional dalam mendukung upaya peningkatan resiliensi ekonomi dan stabilitas sistem keuangan global," ujarnya.



Pihaknya berkomitmen untuk terus bersama dengan pemerintah dan lembaga atau instansi terkai memperkuat koordinasi dan sinergi dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Hal itu sebagai upaya mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi Covid-19.

Dia menandaskan dengan melihat perkembangan saat ini perekonomian global diperkirakan baru akan kembali tumbuh positif pada 2021. Pasalnya sampai sekarang belum ditemukan vaksin
untuk mengatasi Covid-19. "Sebab itu, penguatan kerja sama G20 sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya dampak negatif yang lebih dalam pada perekonomian global," jelasnya
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1759 seconds (0.1#10.140)