Jika Perang Dagang Pecah, China: Tanggung Jawab UE Sepenuhnya

Senin, 24 Juni 2024 - 14:41 WIB
loading...
Jika Perang Dagang Pecah,...
China menuding Uni Eropa bertanggung jawab penuh atas ketegangan perdagangan antara kedua belah pihak. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan China(MOFCOM) menegaskan bahwa pihak Uni Eropa (UE) bertanggung jawab penuh atas ancaman meletusnya perang dagang di antara kedua belah pihak.Beijing menyebut UE terus meningkatkan perselisihan perdagangan yang dapat memproviokasi pecahnyaperang dagang.

Beijingmencatat, sejak awal tahun ini, UE telah memberlakukan 31 tindakan pembatasan perdagangan dan investasi terhadap China. Menurut MOFCOM, sebanyak25 di antaranya merupakan solusi perdagangan, yang secara serius merusak kerja sama ekonomi dan perdagangan China-UE. Terbaru, Komisi Eropa melakukan penyelidikan anti-subsidi terhadap kendaraan listrik China dengan cara yang dinilai sangat tidak adil dan tidak jelas, yang dengan sengaja memprovokasi perselisihan perdagangan dengan China.



“Penyelidikan Komisi Eropa dan keputusan awal mengenai penerapan tarif sementara pada impor kendaraan listrikChina mencerminkan kegelisahan UE atas keunggulan komparatif industri kendaraan listrik China dan kelemahan industri UE sendiri," kata Direktur Pusat Studi Eropa di Universitas Fudan, Ding Chun, seperti dikutip dari Global Times, Senin (24/6/2024).

Ding beralasan, daya saing kendaraan listrik Tiongkok di seluruh dunia adalah hasil dari terobosan perusahaan China dalam teknologi inti, inovasi yang sangat efisien, efek skala, dan serangkaian pilihan strategis tepat lainnya. Dia menambahkan, China dan UE merupakan mitra dagang dan investasi utama satu sama lain, dan memiliki hubungan erat dengan rantai industri dan pasokan. Untuk perselisihan di sektor-sektor seperti kendaraan listrik, kata Ding, kedua belah pihak seharusnya menyelesaikan masalah apa pun melalui perundingan, daripada melibatkannya dalam konflik geopolitik dan memberikan ancaman dengan tindakan proteksionis.

Pendapat senada diungkapkanDick Roche, mantan Menteri Urusan Irlandia Urusan Eropa dan mantan Menteri Lingkungan Hidup, mengatakan pada sebuah acara yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang China untuk UE di Brusselspekan lalu."Perubahan teknologi akan menjadi pendorong utama transisi hijau dan digital di Eropa. Suka atau tidak, China merupakan pemimpin dalam teknologi yang sangat penting jika Eropa ingin maju menuju netralitas karbon," tegasnya.

Menurut Roche, hal logis yang harus dilakukan Eropa pada saat ini adalah mengakui kenyataan tersebut dan duduk bersama China dan mitra potensial lainnya untuk mencari solusi bagi perbedaan ideologi, politik, dan administratif yang menghalangi kemajuan.

China dan UE pada hari Sabtu (22/6) sepakat untuk meluncurkan konsultasi mengenai penyelidikan anti-subsidi terhadap kendaraan listrik (EV) China. Pengamat mengatakan bahwa langkah tersebut menggarisbawahi ketulusan China dalam berupaya menyelesaikan perselisihan perdagangan melalui perundingan, sekaligus menunjukkan kekhawatiran para pejabat UE mengenai dampak buruk terhadap perusahaan dan konsumen Eropa jika Komisi Eropa (EC) terus menerapkan skema tarif yang didorong oleh politik.



Para pengamat mengatakan hasil terbaik yang diinginkan China adalah Komisi Eropa, membatalkan keputusan tarifnya sebelum tanggal 4 Juli dan mematuhi peraturan WTO. Mereka juga mendesak UE untuk mengatasi perselisihan berdasarkan fakta dan kerja sama ekonomi dan perdagangan China-UE daripada terganggu oleh faktor politik, terutama tekanan AS.

Skala kerja sama ekonomi dan perdagangan China-UE disebut sangat besar dan kedua belah pihak saling bergantung dan saling melengkapi dalam bidang ekonomi yang kuat. Mereka menilai, tindakan proteksionis UE yang semakin meningkat pasti akan memicu tindakan balasan dari pihak China, dan peningkatan gesekan perdagangan hanya akan menyebabkan kerugian bagi kedua belah pihak.

"Hubungan China-UE secara keseluruhan akan semakin terkikis jika Komisi Eropa terus menerapkan tarif terhadap produk-produk China danmengabaikan upaya China untuk terlibat dalam konsultasi persahabatan," kata Sun Yanhong, peneliti senior di Institute of European Studies of the Chinese Academy of Social Sciences.

Sun menambahkan, konsultasi mendatang mengenai penyelidikan anti-subsidi terhadap kendaraan listrik China kemungkinan akan sangat sulit, karena beberapa politisi di Eropa telah mempolitisasi dan mempersenjatai masalah ekonomi dan perdagangan. "Tuduhan UE mengenai 'kelebihan kapasitas' di sektor kendaraan listrik China tidak berdasar. Proses investigasi dipenuhi dengan praktik-praktik yang tidak adil dan tidak jelas, dan keputusan yang diambil juga tidak adil," kata dia.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1282 seconds (0.1#10.140)