Indonesia Salip Malaysia dalam Peringkat Daya Saing Dunia 2024, RI Nomor 27
loading...
A
A
A
JAKARTA - Daya saing Indonesia naik signifikan pada tahun 2024, dalam peringkat daya saing dunia yang dirilis oleh The International Institute for Management Development (IMD). Setelah sempat merosot tajam, kini dalam daftar terbaru memperlihatkan Indonesia dan Thailand telah menyalip Malaysia .
Peringkat Daya Saing Dunia 2024 adalah, laporan yang menganalisis dan memeringkat kapasitas 67 negara dalam menciptakan dan memelihara lingkungan yang menopang daya saing perusahaan.
Selanjutnya, laporan ini mengukur daya saing ekonomi suatu negara dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu Kinerja Ekonomi, Efisiensi Pemerintah, Efisiensi Bisnis dan Infrastruktur.
Indonesia dan Thailand menyalip Malaysia untuk pertama kalinya dalam Peringkat Daya Saing Dunia. Secara keseluruhan, Singapura melompat 3 peringkat untuk mengklaim posisi teratas diikuti oleh Swiss di tempat ke-2.
2. Swiss
3. Denmark
4. Irlandia
5. Hong Kong
6. Swedia
7. UEA
8. Taiwan
9. Belanda
10. Norwegia
Setelah Singapura, negara Asia Tenggara dengan posisi tertinggi adalah Thailand di tempat ke-25, diikuti oleh Indonesia di tempat ke-27, Malaysia di urutan ke-34 dan Filipina di tempat ke-52.
Selain itu Malaysia juga merosot untuk semua faktor yang dinilai dalam studi tersebut, kecuali 1 yakni Infrastruktur, di mana Malaysia mempertahankan tempat ke-35.
Berikut adalah peringkat penilaian Malaysia berdasarkan beberapa faktor:
- Kinerja Ekonomi posisi 8 (turun 1 peringkat)
- Efisiensi Pemerintah ke-33 (turun 4 peringkat)
- Efisiensi Bisnis ke-40 (turun 8 peringkat)
- Infrastruktur ke-35 (mempertahankan tempat yang sama)
Selain itu World Competitiveness Ranking 2024 juga mencantumkan 5 tantangan bagi Malaysia ke depannya, yakni:
1. Meningkatkan investasi di R&D untuk meningkatkan ketahanan bisnis
2. Mengoptimalkan pasar tenaga kerja untuk memaksimalkan produktivitas tenaga kerja
3. Memperbarui kebijakan dan peraturan untuk meningkatkan daya saing global
4. Manfaatkan teknologi canggih untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas
5. Mengurangi peningkatan biaya melalui peningkatan produktivitas strategis
Peringkat Daya Saing Dunia 2024 adalah, laporan yang menganalisis dan memeringkat kapasitas 67 negara dalam menciptakan dan memelihara lingkungan yang menopang daya saing perusahaan.
Selanjutnya, laporan ini mengukur daya saing ekonomi suatu negara dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu Kinerja Ekonomi, Efisiensi Pemerintah, Efisiensi Bisnis dan Infrastruktur.
Indonesia dan Thailand menyalip Malaysia untuk pertama kalinya dalam Peringkat Daya Saing Dunia. Secara keseluruhan, Singapura melompat 3 peringkat untuk mengklaim posisi teratas diikuti oleh Swiss di tempat ke-2.
Berikut daftar 10 negara paling kompetitif menurut laporan Peringkat Daya Saing Dunia 2024:
1. Singapura2. Swiss
3. Denmark
4. Irlandia
5. Hong Kong
6. Swedia
7. UEA
8. Taiwan
9. Belanda
10. Norwegia
Setelah Singapura, negara Asia Tenggara dengan posisi tertinggi adalah Thailand di tempat ke-25, diikuti oleh Indonesia di tempat ke-27, Malaysia di urutan ke-34 dan Filipina di tempat ke-52.
Kinerja terburuk Malaysia
Untuk Malaysia, IMD mencatat bahwa saat ini kinerja negara tetangga Indonesia itu sebagai yang terburuk selama 5 tahun terakhir usai bertengger di posisi ke-34. Dalam Peringkat Daya Saing Dunia 2024, Malaysia turun 7 peringkat dari posisi ke 27 pada tahun 2023.Selain itu Malaysia juga merosot untuk semua faktor yang dinilai dalam studi tersebut, kecuali 1 yakni Infrastruktur, di mana Malaysia mempertahankan tempat ke-35.
Berikut adalah peringkat penilaian Malaysia berdasarkan beberapa faktor:
- Kinerja Ekonomi posisi 8 (turun 1 peringkat)
- Efisiensi Pemerintah ke-33 (turun 4 peringkat)
- Efisiensi Bisnis ke-40 (turun 8 peringkat)
- Infrastruktur ke-35 (mempertahankan tempat yang sama)
Selain itu World Competitiveness Ranking 2024 juga mencantumkan 5 tantangan bagi Malaysia ke depannya, yakni:
1. Meningkatkan investasi di R&D untuk meningkatkan ketahanan bisnis
2. Mengoptimalkan pasar tenaga kerja untuk memaksimalkan produktivitas tenaga kerja
3. Memperbarui kebijakan dan peraturan untuk meningkatkan daya saing global
4. Manfaatkan teknologi canggih untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas
5. Mengurangi peningkatan biaya melalui peningkatan produktivitas strategis
(akr)