Wow, Lari Virtual Terjauh 8.841 Km Sabang-Merauke Jadi Cara Baru Promosi Destinasi Wisata

Minggu, 23 Agustus 2020 - 07:07 WIB
loading...
Wow, Lari Virtual Terjauh...
Penggagas Running Indonesia Archipelago 2020 Santih Gunawan (dua kanan) bersama para peserta lari. Foto/SINDOnews/Inda
A A A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf ) mendukung Running Indonesia Archipelago 2020 sebagai salah terobosan dalam mempromosikan destinasi pariwisata dari Sabang sampai Merauke.

Ajang yang digelar guna memeriahkan HUT RI ke-75 itu berupa lomba lari virtual yang tercatat sebagai lomba lari virtual terlama yaitu selama 32 hari (18 Juli – 18 Agustus 2020) dengan jarak terjauh yakni mencapai 8.841 Km. (Baca juga: Whyte: Lari, Teruslah Lari Kau Fury seperti Si Pengecut Wilder )

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kemenparekraf Rizki Handayani menyatakan, kegiatan wisata minat khusus berbasis alam atau outdoor seperti wisata petualang, bersepeda dan lari akan diminati oleh masyarakat selepas pandemi Covid-19.

Adapun untuk saat ini mengingat pandemi belum usai, maka ajang lomba seperti lari dan maraton pun digelar secara virtual guna menghindari kerumunan dan selaras dengan anjuran protokol kesehatan. Menurut Rizki, berlari secara virtual di kalangan penyuka lari juga sudah cukup populer.

"Kemenparekraf terus mendukung berbagai inovasi dan kreatifitas dalam rangka menggairahkan pariwisata dan olahraga. Melalui kegiatan seperti ini secara tidak langsung juga meningkatkan promosi destinasi wisata," kata Rizki secara virtual, Jumat (21/8/2020). (Baca juga: TC di Bandung, Timnas Pelajar U-16 Siap Berlaga di IBERCUP Elite Portugal )

Rizki menambahkan, ajang seperti Running Indonesia Archipelago 2020 yang menggabungkan pariwisata dan olahraga atau sport tourism dapat menjadi alternatif dan cara unik dalam meng-explore wisata di Indonesia.

"Sport tourism virtual ini juga bisa menunjukan potensi destinasi kita karena ini kan bisa dilihat secara online oleh semua orang," tuturnya.

Rizki pun berharap event ini menumbuhkan semangat para pecinta olahraga lari untuk dapat mengunjungi destinasi secara langsung setelah pandemi berakhir sehingga rantai ekonomi yang sempat terputus karena Covid-19 dapat hidup kembali. (Baca juga: Jembatan Suramadu Jadi Alternatif Liburan Tahun Baru Islam 1442 H )

Penggagas Running Indonesia Archipelago 2020 Santih Gunawan mengatakan, pada masa kenormalan baru dimana lomba lari dan berwisata belum kembali seperti sedia kala, pihaknya ingin mengajak masyarakat tetap aktif berolahraga sambil memperkenalkan destinasi wisata Indonesia.

"Tujuannya untuk mengobarkan kembali semangat kemerdekaan serta menumbuhkan cinta tanah air dan bangsa melalui kegiatan wisata secara virtual," kata pengelola Getfit Organizer itu.

Dia menjelaskan, Running Indonesia Archipelago 2020 merupakan lomba beregu dimana 1 team terdiri 8-10 orang pelari, dan terdapat 3 team yang berlomba dengan jumlah peserta 28 orang. Artinya, setiap pelari harus menyelesaikan jarak 884-1.105 Km selama 32 hari.

"Berlari mulai dari titik nol Sabang sampai titik nol Merauke. Larinya tetap di daerah masing-masing dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku tapi hasil pencapaian jarak tempuh tiap hari di-mapping melalui google maps di Peta kepulauan Indonesia, sehingga seolah-olah pelari berlari menjelajah kepulauan Indonesia,” tuturnya.

Slamet Widodo, salah satu peserta dari tim Merajut Indonesia mengatakan, sebelum mengikuti ajang ini dirinya berlatih lari setiap hari sejauh 30 Km. "Dalam ajang ini saya berhasil berlari sejauh 1.501 Km atau sekitar 46 Km per hari," paparnya.

Sebagai olahraga outdoor, lari berpotensi bagus untuk dikembangkan di Indonesia karena Indonesia memiliki beberapa lomba lari marathon yang terkenal seperti Jakarta Marathon, Borobudur Marathon, Bali Marathon, Bromo Marathon, Bintan Marathon yang memiliki keunggulan untuk menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara. (Baca juga: Maraton 7 Kolaborasi Epik BTS dengan Musisi Barat, Mana Favoritmu? )

Kegiatan positif dan menyehatkan ini tentunya dapat menjadi diversifikasi sektor wisata yang pada akhirnya akan mendatangkan devisa bagi negara.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1301 seconds (0.1#10.140)