Mitigasi Gagal Panen, Kementan Dorong Swasta Bangun Usaha Asuransi Perkebunan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian ( Kementan ) mendorong para pelaku usaha di sektor swasta untuk mengembangkan model bisnis di sektor asuransi perkebunan. Hal ini bertujuan untuk memitigasi dampak gagal panen akibat perubahan iklim.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Prayudi Syamsuri mengatakan saat ini Pemerintah telah memiliki asuransi pertanian, tapi hal ini baru menyasar untuk komoditas tanaman pangan. Sedangkan untuk komoditas perkebunan masih belum memiliki asuransi yang serupa.
"Kalau kita bicara asuransi pertanian memang kita masih fokus untuk tanaman pangan, tentu yang bisa kita dorong sektor perkebunan adalah sektor swasta, untuk membangun model-model asuransi yang bisa dikelola secara bisnis," ujar dia saat berbincang di Gedung Kementan, Jumat (26/7/2024).
Lebih lanjut, Prayudi menjelaskan perubahan iklim memang menjadi momok bagi sektor pertanian. Jika hujan yang turun berkepanjangan, tentu menyebabkan banjir yang bisa merusak tanaman. Sedangkan jika kemarau yang datang berkepanjangan, kebakaran lahan turut memberikan ancaman.
"Tantangan perubahan iklim ini mau tidak mau kita harus hadapi, oleh karena itu salah satu yang menjadi perhatian dalam perkebunan yaitu bagaimana kita mengendalikan terjadinya kebakaran lahan dan kebun," tambahnya.
Selain asuransi, Prayudi menyebutkan teknik modifikasi cuaca dan keandalan alat pertanian juga memiliki peranan penting dalam memitigasi dampak perubahan iklim. Kehadiran teknologi misalnya, mampu memonitor lebih mudah dari udara terkait potensi-potensi lahan yang cukup sensitif terhadap perubahan iklim.
"Teknologi-teknologi yang terbaru apakah itu drone atau ada citra satelit dan sebagainya, nah ini juga bisa menjadi teknik-teknik untuk memitigasi dampak perubahan iklim," pungkasnya.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan, Prayudi Syamsuri mengatakan saat ini Pemerintah telah memiliki asuransi pertanian, tapi hal ini baru menyasar untuk komoditas tanaman pangan. Sedangkan untuk komoditas perkebunan masih belum memiliki asuransi yang serupa.
"Kalau kita bicara asuransi pertanian memang kita masih fokus untuk tanaman pangan, tentu yang bisa kita dorong sektor perkebunan adalah sektor swasta, untuk membangun model-model asuransi yang bisa dikelola secara bisnis," ujar dia saat berbincang di Gedung Kementan, Jumat (26/7/2024).
Lebih lanjut, Prayudi menjelaskan perubahan iklim memang menjadi momok bagi sektor pertanian. Jika hujan yang turun berkepanjangan, tentu menyebabkan banjir yang bisa merusak tanaman. Sedangkan jika kemarau yang datang berkepanjangan, kebakaran lahan turut memberikan ancaman.
"Tantangan perubahan iklim ini mau tidak mau kita harus hadapi, oleh karena itu salah satu yang menjadi perhatian dalam perkebunan yaitu bagaimana kita mengendalikan terjadinya kebakaran lahan dan kebun," tambahnya.
Selain asuransi, Prayudi menyebutkan teknik modifikasi cuaca dan keandalan alat pertanian juga memiliki peranan penting dalam memitigasi dampak perubahan iklim. Kehadiran teknologi misalnya, mampu memonitor lebih mudah dari udara terkait potensi-potensi lahan yang cukup sensitif terhadap perubahan iklim.
"Teknologi-teknologi yang terbaru apakah itu drone atau ada citra satelit dan sebagainya, nah ini juga bisa menjadi teknik-teknik untuk memitigasi dampak perubahan iklim," pungkasnya.
(nng)