Fasilitas Pencairan CO2 Terbesar Siap Dibangun di Kaltim
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berkolaborasi dengan PT Kaltim Parna Industri (KPI), PT Tripatra Engineers and Constructors (TRIPATRA) siap membangun fasilitas pencairan CO2 terbesar di Indonesia, tepatnya di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim).
Proyek ini merupakan upaya untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan potensi ekonomi dari karbon dioksida di Indonesia.
Presiden Direktur & CEO TRIPATRA Raymond N. Rasfuldi, mengatakan, kerja sama dengan KPI merupakan langkah signifikan bagi TRIPATRA dalam mendorong inovasi di sektor industri.
"Berangkat dari kedua hal tersebut, TRIPATRA dan KPI akan memanfaatkan by-product CO2 dari pabrik Amoniak KPI yang diolah menjadi produk bernilai tambah komersial (Carbon Capture and Utilization/CCU)" ujar Raymond, dikutip Kamis(15/8/2024).
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno: Pantai Nipah-Nipah Masuk Dalam Daftar 50 Desa Wisata Terbaik
Dia mengatakan CCU adalah teknologi yang menangkap karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses industri dan pembangkit listrik.
"Dengan rencana kapasitas produksi sebesar 300 metrik ton per hari, fasilitas ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia dengan menghasilkan CO2 berkualitas pangan," ujarnya.
Dengan fokus pada penerapan teknologi penangkapan karbon untuk utilisasi karbon dan pengurangan emisi, pihaknya berupaya menyediakan solusi berkelanjutan bagi transisi energi dan percepatan hilirisasi.
"Kami akan memastikan proyek ini dilaksanakan secara efisien dengan standar kualitas dan keamanan tertinggi," tandasnya.
Hari Supriyadi, Presiden Direktur PT Kaltim Parna Industri mengatakan, kemitraan dengan TRIPATRA ini merupakan langkah penting dan strategis dalam upaya menjaga keberkelanjutan.
"Kami yakin bahwa kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi-inovasi baru yang akan membawa manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan," katanya.
Baca Juga: Organisasi Kepemudaan Kaltim Ingin Gerbangtara Jadi Wadah Kontribusi Bangun IKN
Dengan mengadopsi teknologi CCU, kerjasama ini tidak hanya menghasilkan produk yang berkualitas dan mengurangi jejak karbon.
"Ini juga membuka peluang bisnis baru dan memperkuat posisi kami sebagai salah satu pemimpin industri swasta nasional yang berkelanjutan di Indonesia," tuturnya.
Lihat Juga: Direnovasi, Stadion Utama Kaltim Diharapkan Jadi Fasilitas Olahraga Bertaraf Internasional
Proyek ini merupakan upaya untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan potensi ekonomi dari karbon dioksida di Indonesia.
Presiden Direktur & CEO TRIPATRA Raymond N. Rasfuldi, mengatakan, kerja sama dengan KPI merupakan langkah signifikan bagi TRIPATRA dalam mendorong inovasi di sektor industri.
"Berangkat dari kedua hal tersebut, TRIPATRA dan KPI akan memanfaatkan by-product CO2 dari pabrik Amoniak KPI yang diolah menjadi produk bernilai tambah komersial (Carbon Capture and Utilization/CCU)" ujar Raymond, dikutip Kamis(15/8/2024).
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno: Pantai Nipah-Nipah Masuk Dalam Daftar 50 Desa Wisata Terbaik
Dia mengatakan CCU adalah teknologi yang menangkap karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses industri dan pembangkit listrik.
"Dengan rencana kapasitas produksi sebesar 300 metrik ton per hari, fasilitas ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia dengan menghasilkan CO2 berkualitas pangan," ujarnya.
Dengan fokus pada penerapan teknologi penangkapan karbon untuk utilisasi karbon dan pengurangan emisi, pihaknya berupaya menyediakan solusi berkelanjutan bagi transisi energi dan percepatan hilirisasi.
"Kami akan memastikan proyek ini dilaksanakan secara efisien dengan standar kualitas dan keamanan tertinggi," tandasnya.
Hari Supriyadi, Presiden Direktur PT Kaltim Parna Industri mengatakan, kemitraan dengan TRIPATRA ini merupakan langkah penting dan strategis dalam upaya menjaga keberkelanjutan.
"Kami yakin bahwa kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi-inovasi baru yang akan membawa manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan," katanya.
Baca Juga: Organisasi Kepemudaan Kaltim Ingin Gerbangtara Jadi Wadah Kontribusi Bangun IKN
Dengan mengadopsi teknologi CCU, kerjasama ini tidak hanya menghasilkan produk yang berkualitas dan mengurangi jejak karbon.
"Ini juga membuka peluang bisnis baru dan memperkuat posisi kami sebagai salah satu pemimpin industri swasta nasional yang berkelanjutan di Indonesia," tuturnya.
Lihat Juga: Direnovasi, Stadion Utama Kaltim Diharapkan Jadi Fasilitas Olahraga Bertaraf Internasional
(nng)