Menggagas Masa Depan Web3 dan Kripto di Ajang Coinfest Asia 2024

Minggu, 18 Agustus 2024 - 13:36 WIB
loading...
A A A
Peserta akan memiliki kesempatan untuk bergabung dengan komunitas Tokocrypto dan berinteraksi dengan berbagai profesional di industri blockchain dan kripto global dan Indonesia.

Beberapa tokoh ternama yang akan hadir dalam acara ini antara lain: Vishal Sacheendran, (Head of Regional Binance); Yudhono Rawis (CEO Tokocrypto); Wan Iqbal (CMO Tokocrypto); Tirta Karma Senjaya (Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti); Otoritas Jasa Keuangan (OJK); Walter Lee (Business Development & Web3 Gaming lead BNB Chain Innovation).

Altona Widjaja (Head of Digital Payment and Solutions OCBC Indonesia); Stephen McAllister (Binance Academy Lead); Onny Widjanarko (Commissioner BTPN - SMBC Group); Chung Ying Lai (co-CEO D3 Labs); Javier Tan (Co Founder and CEO Creo Engine); John Patrick Mullin (CEO & Co-Founder Mantra); Natasha A. Hartoro (Co-Founder/COO Durianpay); Frank Alexander Hutapea (Business & Tech Law Critics) dan Yanuar (Lead dev FactorDAO).

Kehadiran para tokoh ternama ini tidak hanya akan memperkaya diskusi seputar masa depan Web3 dan kripto, tetapi juga membuka peluang kolaborasi yang dapat mendorong inovasi baru di industri ini. Dukungan dari berbagai pihak, seperti Creo Engine, Mantra, System 9, Durianpay, BNB Chain, dan Binance Academy, semakin mempertegas pentingnya sinergi dalam memperkuat ekosistem Web3 di Asia.

Dengan semangat kolaborasi dan visi yang jauh ke depan, Tokocrypto berharap side event ini akan menjadi batu loncatan untuk mempercepat adopsi teknologi Web3 dan kripto di Indonesia dan kawasan Asia. Salah satu tujuan utama acara ini adalah untuk bergerak menuju adopsi Web3 yang meluas dengan mendorong kolaborasi, dimulai dengan Indonesia, yang memperoleh lebih dari 400 ribu pengguna kripto baru setiap bulan.

Negara-negara Asia seperti India, Vietnam, Filipina, Indonesia menjadi negara dengan peringkat 10 besar dalam adopsi aset kripto. Berdasarkan laporan Chainalysis, pertumbuhan adopsi kripto di Asia tercermin dari peningkatan volume transaksi, daya beli, dan jumlah populasi.

Di sisi lain, walau tidak termasuk ke dalam 20 besar, Indonesia patut dipertimbangkan sebagai negara yang ramah kripto. Menurut Kominfo ada 1.629 perusahaan atau startup yang telah terdaftar di sistem Online Single Submission (OSS) dalam kategori “Aktivitas Pengembangan Teknologi Blockchain.

"Seperti gelombang di pantai Bali yang terus bergerak, semoga inisiatif ini mampu membawa perubahan positif dan berkelanjutan bagi industri kripto dan teknologi di masa mendatang. Mari bersama-sama menyongsong masa depan yang lebih terang dan penuh inovasi," tutup Iqbal.
(akr)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1526 seconds (0.1#10.140)