Ancaman Resesi Makin Nyata, Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Kita Sangat Rapuh

Selasa, 25 Agustus 2020 - 19:52 WIB
loading...
Ancaman Resesi Makin...
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 akan berada di rentang minus 2% hingga 0%. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 akan berada di rentang minus 2% hingga 0%. Hal ini menjadi sinyal bahwa ancaman resesi semakin nyata, ditambah mantan direktur Bank Dunia itu memperkirakan sepanjang tahun erada di kisaran minus 1,1% hingga positif 0,2%.

"Kita memang melihat di kuartal III downside risk tetap menunjukkan risiko yang nyata, kuartal III outlook-nya antara 0% hingga negatif 2%," kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi APBN KiTa, Selasa (25/8/2020).

(Baca Juga: Camkan!, Indonesia Belum Resesi, Seluruh Jajaran Harus All Out Bertempur )

Lebih lanjut Ia menerangkan, berbagai negara mulai memperlihatkan kontraksi ekonomi yang semakin nyata, baik di negara maju maupun negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang negatif, bahkan hingga menyentuh angka 2 digit ini, terjadi akibat ketidakpastian yang cukup tinggi terutama karena masih dibayangi oleh pandemi Covid-19.

Proyeksi negatif tersebut juga disebabkan oleh belum pulihnya berbagai kegiatan ekonomi yang tercermin dari kinerja penerimaan pajak. Kontraksi penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) juga menggambarkan belum pulihnya konsumsi masyarakat.

Setelah pada Juni menjadi satu-satunya sektor usaha utama yang mampu membalik situasi dan tumbuh positif, penerimaan sektor transportasi dan pergudangan pada Juli 2020 tercatat minus 20,93%.

(Baca Juga: Rapuh, Menkeu Sebut Ekonomi RI Bisa Negatif Sepanjang Tahun 2020 )

Menurutnya kondisi serupa terjadi di kawasan ASEAN, dimana beberapa negara sudah lebih dulu terjun ke jurang resesi. "PDB Negara-negara ASEAN-5 pun tidak luput dari pertumbuhan negatif hingga 2 digit," katanya.

Dia menambahkan pandemi ini masih menjadi faktor utama yang menentukan kegiatan dan pemulihan ekonomi. Perbaikan bulan Juli ini masih berlanjut tapi belum ada tanda-tanda yang sifatnya masih sangat rapuh. "Pemulihan ekonomi kita sangat rapuh," tandasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1591 seconds (0.1#10.140)