Rapuh, Menkeu Sebut Ekonomi RI Bisa Negatif Sepanjang Tahun 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksi ekonomi Indonesia berada di zona negatif pada tahun ini. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan ekonomi pada kuartal I/2020 tumbuh 2,97% dan di kuartal II/2020 terkontraksi 5,32%. Sehingga secara total pada semester I mencapai minus 1,24%.
"Downside risk menjadi lebih besar, atau kemungkinan perekonomian akan berada pada zona negatif keseluruhan tahun. Downside menjadi tanda yang cukup nyata yang harus kita kelola di kuartal II dan IV," kata Sri Mulyani, Selasa (25/8/2020). (Baca juga: Mau Bantu Bu Sri Cegah Resesi? Nyok Belanja dan Jajan yang Banyak )
Dia melanjutkan, Indonesia termasuk negara dengan pertumbuhan ekonomi paling rendah di Asia. Pasalnya ekonomi di beberapa negara Asia sudah terkontraksi dalam seperti Filipina, Singapura dan Malaysia.
"Banyak negara kontraksi lebih dalam seperti Spanyol, Malaysia, Filipina, Singapura itu tergantung struktur ekonomi. Sedangkan Indonesia masuk negara ekonomi rendah di Asia karena minus 5,32%," jelasnya. (Baca juga: Tembus Rp200 Triliun, Penerimaan Cukai Rokok RI Terbesar se-Asia Tenggara )
Kendati demikian, dia optimistis konsumsi pemerintah akan tumbuh positif seiring stimulus dan upaya pemulihan ekonomi nasional. "Untuk konsumsi pemerintah akan positif seiring APBN kita mengalami perubahan dengan stimulus dan penanganan ekonomi pada kuartal III dan kuartal IV. Ini akan memberikan kontribusi positif, sehingga growth-nya antara 2-4%," tandasnya.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
"Downside risk menjadi lebih besar, atau kemungkinan perekonomian akan berada pada zona negatif keseluruhan tahun. Downside menjadi tanda yang cukup nyata yang harus kita kelola di kuartal II dan IV," kata Sri Mulyani, Selasa (25/8/2020). (Baca juga: Mau Bantu Bu Sri Cegah Resesi? Nyok Belanja dan Jajan yang Banyak )
Dia melanjutkan, Indonesia termasuk negara dengan pertumbuhan ekonomi paling rendah di Asia. Pasalnya ekonomi di beberapa negara Asia sudah terkontraksi dalam seperti Filipina, Singapura dan Malaysia.
"Banyak negara kontraksi lebih dalam seperti Spanyol, Malaysia, Filipina, Singapura itu tergantung struktur ekonomi. Sedangkan Indonesia masuk negara ekonomi rendah di Asia karena minus 5,32%," jelasnya. (Baca juga: Tembus Rp200 Triliun, Penerimaan Cukai Rokok RI Terbesar se-Asia Tenggara )
Kendati demikian, dia optimistis konsumsi pemerintah akan tumbuh positif seiring stimulus dan upaya pemulihan ekonomi nasional. "Untuk konsumsi pemerintah akan positif seiring APBN kita mengalami perubahan dengan stimulus dan penanganan ekonomi pada kuartal III dan kuartal IV. Ini akan memberikan kontribusi positif, sehingga growth-nya antara 2-4%," tandasnya.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
(ind)