Tak Ingin Bonus Demografi Sia-sia, Manfaatkan untuk Jadikan IKM Lebih Modern
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guna mendorong pengembangan industri kecil menengah (IKM) sektor pangan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar Indonesia Food Innovation (IFI). Tujuan dari program ini agar IKM industri makan dan minuman jadi lebih modern melalui inovasi yang dikembangkan.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, bahwa melalui program kemenperin ingin meningkatkan lagi kemampuan dari industri makanan dan minuman. Dengan cara, berinovasi menggunakan produk dari Indonesia.
"Tujuan program ini untuk mendorong IKM jadi lebih modern. IKM modern adalah IKM yang tidak hanya beradaptasi dengan pasar dalam negeri saja tetapi juga luar negeri," kata Gati dalam peluncuran IFI 2020 yang dilakukan secara virtual.
(Baca Juga: Kemenperin Mau Kawinkan IKM Pangan dengan Produk Lokal )
Ia menjelaskan, industri makanan dan minuman memiliki peranan yang penting dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk industri kecil dan menengah. Kemenperin mencatat, jumlah IKM makanan dan minuman di dalam negeri sebanyak 1,86 juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM secara keseluruhan. Bahkan, IKM makanan dan minuman telah menyerap tenaga kerja hingga 4,11 juta orang.
Gati juga menyampaikan, bahwa program ini dikhususkan untuk anak muda Indonesia. Supaya bonus demografi yang dimiliki bangsa ini tidak menjadi sia-sia. "Yang namanya bonus demografi itu jika kita bisa mendorong anak-anak muda agar lebih produktif. Jika tidak produktif tidak ada artinya," jelasnya.
(Baca Juga: Masa Pandemi, IKM Perlu Terapkan Aspek Kesehatan pada Desain Kemasan )
Sambung dia menambahkan, bahwa pemerintah menargetkan di 2035, Indonesia menjadi negara yang industrinya maju dengan memanfaatkan bonus demografi. Untuk itu Kemenperin ingin mendorong IKM agar bisa beradaptasi dan bersaing di pasar global.
"Program pertama Kemenperin ini nantinya akan dilakukan secara berkelanjutan tiap tahunnya, sampai pasar dunia dipenuhi produk IKM makanan dan minuman dari Indonesia," pungkasnya.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, bahwa melalui program kemenperin ingin meningkatkan lagi kemampuan dari industri makanan dan minuman. Dengan cara, berinovasi menggunakan produk dari Indonesia.
"Tujuan program ini untuk mendorong IKM jadi lebih modern. IKM modern adalah IKM yang tidak hanya beradaptasi dengan pasar dalam negeri saja tetapi juga luar negeri," kata Gati dalam peluncuran IFI 2020 yang dilakukan secara virtual.
(Baca Juga: Kemenperin Mau Kawinkan IKM Pangan dengan Produk Lokal )
Ia menjelaskan, industri makanan dan minuman memiliki peranan yang penting dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya untuk industri kecil dan menengah. Kemenperin mencatat, jumlah IKM makanan dan minuman di dalam negeri sebanyak 1,86 juta unit usaha atau 43,41% dari total unit usaha IKM secara keseluruhan. Bahkan, IKM makanan dan minuman telah menyerap tenaga kerja hingga 4,11 juta orang.
Gati juga menyampaikan, bahwa program ini dikhususkan untuk anak muda Indonesia. Supaya bonus demografi yang dimiliki bangsa ini tidak menjadi sia-sia. "Yang namanya bonus demografi itu jika kita bisa mendorong anak-anak muda agar lebih produktif. Jika tidak produktif tidak ada artinya," jelasnya.
(Baca Juga: Masa Pandemi, IKM Perlu Terapkan Aspek Kesehatan pada Desain Kemasan )
Sambung dia menambahkan, bahwa pemerintah menargetkan di 2035, Indonesia menjadi negara yang industrinya maju dengan memanfaatkan bonus demografi. Untuk itu Kemenperin ingin mendorong IKM agar bisa beradaptasi dan bersaing di pasar global.
"Program pertama Kemenperin ini nantinya akan dilakukan secara berkelanjutan tiap tahunnya, sampai pasar dunia dipenuhi produk IKM makanan dan minuman dari Indonesia," pungkasnya.
(akr)