Resesi di Depan Mata, Sri Mulyani: Jangan Menyerah Dulu!

Rabu, 26 Agustus 2020 - 14:45 WIB
loading...
Resesi di Depan Mata,...
Menkeu Sri Mulyani mengajak, seluruh pihak agar tidak menyerah lebih dulu untuk memulihkan ekonomi Indonesia setelah sebelumnya diproyeksi bakal negatif sepanjang tahun. Foto/Rina Anggraeni
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengajak, seluruh pihak agar tidak menyerah lebih dulu untuk memulihkan ekonomi Indonesia setelah sebelumnya diproyeksi bakal negatif sepanjang tahun. Semangat optimistis juga ditularkan mantan direktur pelaksana bank dunia itu, bahwa ekonomi masih bisa pulih dengan mengandalkan konsumsi dan investasi.

(Baca Juga: 215 Negara Gabung Club Resesi, Jokowi: Kita Patut Bersyukur Masih Bisa Jualan )

"Jangan menyerah dulu, kita upayakan. Konsumsi kalau meningkat dan orang mulai kegiatannya, kita lihat mobility index itu bisa dengan kegiatan ekonomi konsumsi dan investasi bisa pulih," ujar Menkeu Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/8/2020).

(Baca Juga: Ancaman Resesi Makin Nyata, Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Kita Sangat Rapuh )

Sebelumnya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 akan berada di rentang minus 2% hingga 0%. Hal ini menjadi sinyal bahwa ancaman resesi semakin nyata. Ditambah pemerintah memperkirakan sepanjang tahun berada di kisaran minus 1,1% hingga positif 0,2%.

Lebih lanjut, Menkeu mengungkapkan kontraksi ekonomi yang terjadi pada kuartal ketiga masih cukup baik dibandingkan negara lainnya. Sementara itu sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pelaku UMKM untuk bersyukur atas kondisi yang ada. Di Indonesia, pengusaha kecil masih bisa berjualan kendati omzetnya turun. Sedangkan di negara lain kondisinya disebut lebih parah.

(Baca Juga: Camkan!, Indonesia Belum Resesi, Seluruh Jajaran Harus All Out Bertempur )

"Kalau dilihat pentingnya, tren kita itu kontraksinya minus 5,32% dan itu lebih baik dibandingkan negara lain. Yaitu kita naik bisa meningkat jauh lebih dekat dibandingkan negara lain yang kontraksinya double digit," jelas Menkeu.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1394 seconds (0.1#10.140)