Hary Tanoesoedibjo: Di Luar Negeri Pengaturan Terhadap Internet Asing Sudah Terjadi

Rabu, 26 Agustus 2020 - 15:35 WIB
loading...
Hary Tanoesoedibjo: Di Luar Negeri Pengaturan Terhadap Internet Asing Sudah Terjadi
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo Saat RUPST dan Paparan Publik PT Media Nusantara Citra Tbk. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo optimistis strategi bisnis yang dijalankan MNC Media ke depan semakin maksimal. Optimisme itu seiring dengan dua platform milik perusahaan, yakni konten channel platform dan digital platform yang dapat menghasilkan iklan secara besar.

Hary menyebut, ada peluang besar bagi MNC Media untuk memaksimalkan biaya produksi perseroan yang menggunakan biaya yang bersumber dari iklan. Potensi itu, seiring dengan proyeksi adanya regulasi pemerintah untuk mengatur internet beserta konten asing.

Artinya, saat ada regulasi yang mengatur hal tersebut, maka kemungkinan perusahaan media nasional yang menggunakan instrumen platform digital dan konten channel platform memiliki kesempatan lebih luas bagi pengiklan. ( Baca juga:Camkan Ya! Jangan Pernah Bikin Uang Kertas Jadi Lecek )

"Pemerintah mengatur atau meregulasi portal asing, ini bisa kita di-upgrade (platform). Jadi itu yang ada di benak kita. Kalau di luar negeri pengaturan terhadap internet asing sudah terjadi, seperti di Australia dll. Kalau ini sampai menular ke Indonesia dan ini terjadi kita bisa mengambil konsekuensinya, dan tentunya kita meningkatkan pendapatan (iklan) dari kanal seperti ini," ujar Hary usai menggelar RUPS di Gedung iNews, Jakarta, Rabu (26/8/2020).

Hary juga menjelaskan bahwa, MNC Media merupakan perusahaan yang model bisnisnya berbasis pada iklan. Karena itu, memaksimalkan dua platform yang dipunyai MNC adalah sebuah keharusan yang tetap dilakukan. Bahkan, salah satu sumber keuangan terbesar yang diperoleh perseroan berasal dari televisi dan ketiga media online yang dipunyai MNC Media.

Contoh yang konvensional iklan besar seperti apa, ya RCTI kalau untuk indonesia. Kalau konvensional platform, ya kita pertahankan dan kita besarkan adalah RCTI. Kemudian platform yang menghasilkan iklan besar untuk portal seperti iNews.id. Sindonews, dan Okezone porsi iklan yang masuk juga besar," kata dia.

Sebelumnya, dirinya menjelaskan, secara detail kinerja MNC Media selama satu semester tahun ini. Secara pendapatan bersih mengalami penurunan 8% menjadi Rp5,86 triliun. Namun pelemahan tersebut masih lebih baik dari rata-rata perusahaan lain di industri lainnya.

Kinerja perekonomian nasional mengalami pelemahan khususnya di kuartal kedua karena pandemi dan PSBB. "Banyak produksi konten yang tidak bisa dilakukan seperti acara Bedah Rumah dan Uang Kaget. Tapi kami masih lebih baik dibandingkan perusahaan lain di berbagai industri," ujarnya.

Lebih lanjut dia menyebutkan kabar positif karena dari sisi iklan digital berhasil naik sebesar 26% meskipun iklan non-digital turun 14% menjadi Rp3,2 Triliun. Hal ini menurutnya masih wajar karena banyak pengiklan yang menahan belanja iklan karena penjualannya turun. Ini terjadi di seluruh negara kondisinya sama. Pemasukan dari konten tercatat turun 11% karena beberapa produksi tidak bisa jalan.

"Tapi mulai kuartal tiga semua balik normal karena sudah ada relaksasi PSBB transisi," ujarnya. ( Baca juga:Pembukaan Bioskop Harus Dikaji dengan Matang )

Di sisi lain dia menyebut bisnis dari Pay TV dan internet broadband berhasil naik 12%. Hal ini menandakan perseroan memiliki model bisnis yang unik karena tetap terjaga dengan ada unit yang naik dan juga turun. Secara EBITDA juga turun tipis hanya 3%, lalu net income tercatat turun tipis hanya 4% dalam level yang masih aman.

"Namun di sana ada pinjaman dalam USD. Kalau itu dikesampingkan, justru net income naik 7% menjadi Rp1,41 Triliun. Jadi MNC Media relatif dalam kondisi cukup baik di tengah pandemi," ujarnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0966 seconds (0.1#10.140)