Menilik Jejak Bisnis 68 Tahun Gobel Group: Dimulai dari Transistor Radio
loading...
A
A
A
Melalui instalasi Warisan yang Terus Bergerak, lanjut Arif, dirinya ingin para generasi Gobel Group juga karyawan tidak melupakan sejarah berdirinya perusahaan manufaktur terbesar ini. "Makanya juga kita adakan ini agar kita tidak lupa sejarah, kalau peribahasa kacang tidak lupa pada kulitnya," kata Arif.
Sebagai generasi ketiga keluarga Gobel, Arif mengatakan, punya misi khusus ke depannya. Mengemban pucuk pimpinan mengenai transformasi digital, ia ingin setiap anak usaha Gobel punya inovasi yang tetap berpegang teguh pada core business. Satu hal yang ditanamkan, semua keluarga dan karyawan Gobel bisa menjadi pengusaha.
"Rebranding nggak ada, perkuat bisnis kita berinovasi dalam teknologi, digital transformation, tak kalah lagi menguatkan SDM, sekarang lagi berusaha karyawan jadi pejuang dan menjadi pengusaha yang bisa berkontribusi kepada negara," ungkap Arif.
Dengan transformasi digital yang saat ini sedang berlangsung, Arif tetap membuka peluang potensi lainnya sejalan dengan memupuk hubungan dengan mitra-mitra yang ada.
Ke depan, Arif tak menampik dan tak menutup peluang kemitraan di luar negara Jepang, karena sejalan dengan fokus utama Gobel saat ini adalah untuk berkontribusi negara sehingga kerja sama terbuka untuk siapapun.
Sejalan juga dengan sebutan Gobel atau Gerakan Organisasi Bina Ekonomi Lemah, Arif juga optimistis dengan target pemerintah baru yang akan membawa pertumbuhan ekonomi ke angka 8%.
Gobel juga terus mendukung pertumbuhan ekonomi dengan membuka lapangan pekerjaan di beberapa pabriknya yang terletak di Jakarta, Jawa Barat dan Surabaya untuk membuat produk lokal.
"Kalau dari gobel sendiri memang kita selalu berjuang untuk mengedepankan produk-produk dalam negeri, dengan adanya pabrik disini kita membuka lapangan kerja, jadi kita mensupport pemerintah untuk pertumbuhan ekonominya," pungkas Arif.
Sebagai generasi ketiga keluarga Gobel, Arif mengatakan, punya misi khusus ke depannya. Mengemban pucuk pimpinan mengenai transformasi digital, ia ingin setiap anak usaha Gobel punya inovasi yang tetap berpegang teguh pada core business. Satu hal yang ditanamkan, semua keluarga dan karyawan Gobel bisa menjadi pengusaha.
"Rebranding nggak ada, perkuat bisnis kita berinovasi dalam teknologi, digital transformation, tak kalah lagi menguatkan SDM, sekarang lagi berusaha karyawan jadi pejuang dan menjadi pengusaha yang bisa berkontribusi kepada negara," ungkap Arif.
Dengan transformasi digital yang saat ini sedang berlangsung, Arif tetap membuka peluang potensi lainnya sejalan dengan memupuk hubungan dengan mitra-mitra yang ada.
Ke depan, Arif tak menampik dan tak menutup peluang kemitraan di luar negara Jepang, karena sejalan dengan fokus utama Gobel saat ini adalah untuk berkontribusi negara sehingga kerja sama terbuka untuk siapapun.
Sejalan juga dengan sebutan Gobel atau Gerakan Organisasi Bina Ekonomi Lemah, Arif juga optimistis dengan target pemerintah baru yang akan membawa pertumbuhan ekonomi ke angka 8%.
Gobel juga terus mendukung pertumbuhan ekonomi dengan membuka lapangan pekerjaan di beberapa pabriknya yang terletak di Jakarta, Jawa Barat dan Surabaya untuk membuat produk lokal.
"Kalau dari gobel sendiri memang kita selalu berjuang untuk mengedepankan produk-produk dalam negeri, dengan adanya pabrik disini kita membuka lapangan kerja, jadi kita mensupport pemerintah untuk pertumbuhan ekonominya," pungkas Arif.
(akr)