Permintaan Domestik Lesu, Pertumbuhan Laba Industri China Anjlok

Jum'at, 27 September 2024 - 19:04 WIB
loading...
Permintaan Domestik...
Penurunan laba perusahaan menyebabkan penurunan pendapatan pajak bagi pemerintah China.Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan laba di perusahaan industri terbesar China melambat selama delapan bulan pada tahun ini. Hal ini menjadi alasan untuk mendorong pemerintah China mengeluarkan paket stimulus yang kuat.

Menurut pernyataan Biro Statistik Nasional (NBS) pada Jumat (27/09/2024), keuntungan perusahaan industri besar China turun atau anjlok 17,8% secara tahunan pada Agustus, setelah mencatat kenaikan 4,1% pada Juli. Pendapatan industri hanya tumbuh 0,5% menjadi 4,65 triliun yuan selama delapan bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


"Keuntungan industri setiap bulannya fluktuatif karena efek dasar, tetapi tren keseluruhan menunjukkan bahwa sektor manufaktur menghadapi tekanan pada margin keuntungan mereka karena lemahnya permintaan domestik," kata Zhang Zhiwei, presiden dan kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

"Penurunan laba perusahaan menyebabkan penurunan pendapatan pajak bagi pemerintah dan permintaan yang buruk di pasar tenaga kerja. Perubahan kebijakan pada pertemuan Politbiro adalah sebagai respons terhadap tantangan ekonomi yang ditunjukkan oleh data-data ini." Tambahnya.

Dilansir dari South China Morning Post, seorang ahli statistik di divisi industri NBS Yu Weining, menghubungkan angka-angka lemah pada bulan Agustus dengan permintaan pasar yang tidak mencukupi, dampak bencana alam seperti suhu tinggi, curah hujan tinggi, dan banjir di wilayah-wilayah tertentu, serta basis yang lebih tinggi pada bulan Agustus dibandingkan dengan bulan Juli.

“Keuntungan industri selama delapan bulan pertama mempertahankan tren pertumbuhan, dengan momentum baru dalam manufaktur berteknologi tinggi yang mendorong ekspansi lebih cepat,” jelasYu.

Ekonomi terbesar kedua di dunia ini tengah bergulat dengan berbagai rintangan saat berupaya memenuhi target pertumbuhannya sekitar 5 persen, yang ditandai oleh kesulitan sektor properti, tekanan keuangan pemerintah daerah, sentimen investasi yang lemah, dan permintaan domestik yang lesu.

"Bagi Tiongkok, peningkatan permintaan domestik selalu menjadi pendorong pembangunan ekonomi,” kata Zhang Shaogang, wakil ketua Dewan Tiongkok untuk Promosi Perdagangan Internasional – badan perdagangan yang berafiliasi dengan Kementerian Perdagangan.



Dalam beberapa bulan terakhir, untuk meningkatkan konsumsi dan investasi, Beijing menggenjot dua inisiatif pembaruan yaitu peningkatan peralatan skala besar dan program tukar tambah barang konsumsi, serta mendukung upaya tersebut dengan suntikan dana tambahan sebesar 300 miliar yuan melalui obligasi perbendaharaan khusus jangka sangat panjang .

"Beberapa langkah dukungan telah diperkenalkan, yang lain sedang dirumuskan," kata Zhang Shaogang dalam acara pers pada hari Kamis. "Jadi, ketika kedua program pembaruan tersebut sepenuhnya dilaksanakan, mereka pasti akan merangsang potensi sektor industri dan daya beli masyarakat."tambahnya
(fch)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1867 seconds (0.1#10.140)