Keperkasaan BRICS di Sektor Pangan Global, Tak Hanya Penguasa Minyak dan Gas
loading...
A
A
A
Sejak awal dekade terakhir, pangsa ekspor pertanian global negara-negara perintis BRICS terpantau naik tipis sekitar 1%. Jika anggota baru 2024 disertakan, negara-negara BRICS+ akan (secara hipotetis) menyumbang 20% ekspor pertanian global pada tahun 2021 (anggota asli 16% dan anggota baru 4%).
Sebaliknya, pangsa ekspor pertanian dari G7 turun sedikit, dari 30% pada tahun 2011 menjadi 28% pada tahun 2021. Sejak tahun 2011, baik UE maupun AS telah kehilangan sekitar 4% dan 0,5% dari pangsa ekspor mereka masing-masing.
Perubahan-perubahan kecil ini – tanpa berusaha menafsirkan atau menjelaskannya secara berlebihan – juga dapat terjadi karena adanya perbaikan dalam kondisi perdagangan, termasuk perdagangan pertanian.
Indeks Pembatasan Perdagangan Jasa (STRI) OECD (OECD, 2023), misalnya menunjukkan bahwa, selama 10 tahun terakhir, negara-negara BRICS telah membuat perbaikan dalam bidang transportasi udara, transportasi angkutan barang melalui jalan darat, dan transportasi laut.
Kini secara kasar, BRICS setara dengan G7, UE, dan AS. Paling jelas terlihat pada China dan Brazil. Namun anggota BRICS masih tertinggal dalam hal, khususnya perantara bea cukai logistik dan transportasi angkutan barang melalui kereta api.
Situasi serupa dapat diamati menggunakan STRI Digital (OECD Stat, 2023), yang mengidentifikasi hambatan regulasi dalam proses perdagangan digital. Hal ini berlaku khususnya untuk kualitas infrastruktur digital, yang meskipun ada perbaikan dalam beberapa tahun terakhir, secara rata-rata negara-negara BRICS jauh lebih rendah daripada di AS, G7, atau UE.
Namun, BRICS mencatatkan kinerja sangat baik dalam hal kualitas dan penggunaan transaksi elektronik dan sistem pembayaran digital.
Saat beberapa orang mungkin melihat BRICS dan G7 sebagai dua blok yang berbeda dan saling bertentangan (secara politik dan ekonomi), tetapi hubungan mereka di pasar agri-pangan global memiliki gambaran yang berbeda.
BRICS dan G7 menjalin hubungan dagang pertanian yang erat satu sama lain. Pada tahun 2021, sekitar 12% (USD66 miliar) dari total ekspor pertanian G7 ditujukan ke negara-negara BRICS. Pangsa ekspor terbesar dipegang oleh AS sebesar 57%, Kanada sebesar 13%, dan Prancis sebesar 10%. Produk utamanya adalah minyak sayur, biji-bijian, dan daging.
Sebaliknya pada tahun 2021 hampir 17% atau senilai USD52 miliar dari total ekspor pertanian BRICS masuk ke G7. China dan Brasil mendominasi, saat bersama-sama menyumbang sekitar tiga perempat (masing-masing 48% dan 25%) dari ekspor pertanian BRICS ke G7.
China terutama mengekspor daging dan ikan, saat Jepang (42%) dan AS (31%) men jadi tujuan terpenting ekspor pertanian dalam kelompok G7. Di Brasil, kopi, teh, dan rempah-rempah merupakan ekspor utama ke G7.
Sebaliknya, pangsa ekspor pertanian dari G7 turun sedikit, dari 30% pada tahun 2011 menjadi 28% pada tahun 2021. Sejak tahun 2011, baik UE maupun AS telah kehilangan sekitar 4% dan 0,5% dari pangsa ekspor mereka masing-masing.
Perubahan-perubahan kecil ini – tanpa berusaha menafsirkan atau menjelaskannya secara berlebihan – juga dapat terjadi karena adanya perbaikan dalam kondisi perdagangan, termasuk perdagangan pertanian.
Indeks Pembatasan Perdagangan Jasa (STRI) OECD (OECD, 2023), misalnya menunjukkan bahwa, selama 10 tahun terakhir, negara-negara BRICS telah membuat perbaikan dalam bidang transportasi udara, transportasi angkutan barang melalui jalan darat, dan transportasi laut.
Kini secara kasar, BRICS setara dengan G7, UE, dan AS. Paling jelas terlihat pada China dan Brazil. Namun anggota BRICS masih tertinggal dalam hal, khususnya perantara bea cukai logistik dan transportasi angkutan barang melalui kereta api.
Situasi serupa dapat diamati menggunakan STRI Digital (OECD Stat, 2023), yang mengidentifikasi hambatan regulasi dalam proses perdagangan digital. Hal ini berlaku khususnya untuk kualitas infrastruktur digital, yang meskipun ada perbaikan dalam beberapa tahun terakhir, secara rata-rata negara-negara BRICS jauh lebih rendah daripada di AS, G7, atau UE.
Namun, BRICS mencatatkan kinerja sangat baik dalam hal kualitas dan penggunaan transaksi elektronik dan sistem pembayaran digital.
Perdagangan Pertanian BRICS dan G7
Saat beberapa orang mungkin melihat BRICS dan G7 sebagai dua blok yang berbeda dan saling bertentangan (secara politik dan ekonomi), tetapi hubungan mereka di pasar agri-pangan global memiliki gambaran yang berbeda.
BRICS dan G7 menjalin hubungan dagang pertanian yang erat satu sama lain. Pada tahun 2021, sekitar 12% (USD66 miliar) dari total ekspor pertanian G7 ditujukan ke negara-negara BRICS. Pangsa ekspor terbesar dipegang oleh AS sebesar 57%, Kanada sebesar 13%, dan Prancis sebesar 10%. Produk utamanya adalah minyak sayur, biji-bijian, dan daging.
Sebaliknya pada tahun 2021 hampir 17% atau senilai USD52 miliar dari total ekspor pertanian BRICS masuk ke G7. China dan Brasil mendominasi, saat bersama-sama menyumbang sekitar tiga perempat (masing-masing 48% dan 25%) dari ekspor pertanian BRICS ke G7.
China terutama mengekspor daging dan ikan, saat Jepang (42%) dan AS (31%) men jadi tujuan terpenting ekspor pertanian dalam kelompok G7. Di Brasil, kopi, teh, dan rempah-rempah merupakan ekspor utama ke G7.