Uni Eropa Menampar Mobil Listrik China dengan Tarif Tambahan hingga 35,3%
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) pada hari Selasa (29/10/2024) memutuskan untuk memberlakukan tarif tambahan pada mobil listrik buatan China setelah penyelidikan anti-subsidi menyimpulkan dukungan Beijing telah melemahkan pembuat mobil Eropa.
Pajak tambahan menjadi kontroversial usai ditolek oleh Jerman dan Hongaria, lantaran muncul kekhawatiran bahwa kebijakan tersebut bisa memprovokasi kemarahan China dan memicu perang dagang yang berdampak lebih besar.
Beijing sebelumnya mengecam penerapan bea tambahan yang menurutnya sebagai "praktik proteksionis Uni Eropa yang tidak adil, tidak patuh, dan tidak masuk akal" selama penyelidikan.
"Dengan mengadopsi langkah-langkah yang proporsional dan ditargetkan hal ini rampung setelah adanya penyelidikan yang ketat. Kami membela praktik pasar yang adil dan untuk basis industri Eropa," kata Kepala Perdagangan Uni Eropa, Valdis Dombrovskis dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP.
"Kami menyambut baik persaingan, termasuk di sektor kendaraan listrik, tetapi harus didukung oleh keadilan dan cara bermain yang setara," katanya.
Kebijakan UE membuat industri otomotif utama Jerman tidak senang, mereka memperingatkan tarif tambahan meningkatkan risiko "konflik perdagangan yang berdampak sangat luas".
Bea masuk berada di atas 10 persen saat ini untuk impor kendaraan listrik dari China. Keputusan tersebut menjadi undang-undang setelah dipublikasikan di jurnal resmi Uni Eropa pada hari Selasa, dan bea impor akan mulai berlaku mulai Rabu.
Penyelidikan Brussels menemukan, bahwa subsidi negara China dinilai tidak adil sehingga melemahkan pembuat mobil Eropa. Setelah mulai berlaku, tarif akan definitif dan bertahan selama lima tahun.
Bea tambahan juga berlaku, dengan beragam tarif, untuk kendaraan yang dibuat di China oleh grup asing seperti Tesla – bakal dikenakan tarif 7,8%.
Pajak tambahan menjadi kontroversial usai ditolek oleh Jerman dan Hongaria, lantaran muncul kekhawatiran bahwa kebijakan tersebut bisa memprovokasi kemarahan China dan memicu perang dagang yang berdampak lebih besar.
Beijing sebelumnya mengecam penerapan bea tambahan yang menurutnya sebagai "praktik proteksionis Uni Eropa yang tidak adil, tidak patuh, dan tidak masuk akal" selama penyelidikan.
"Dengan mengadopsi langkah-langkah yang proporsional dan ditargetkan hal ini rampung setelah adanya penyelidikan yang ketat. Kami membela praktik pasar yang adil dan untuk basis industri Eropa," kata Kepala Perdagangan Uni Eropa, Valdis Dombrovskis dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP.
"Kami menyambut baik persaingan, termasuk di sektor kendaraan listrik, tetapi harus didukung oleh keadilan dan cara bermain yang setara," katanya.
Kebijakan UE membuat industri otomotif utama Jerman tidak senang, mereka memperingatkan tarif tambahan meningkatkan risiko "konflik perdagangan yang berdampak sangat luas".
Bea masuk berada di atas 10 persen saat ini untuk impor kendaraan listrik dari China. Keputusan tersebut menjadi undang-undang setelah dipublikasikan di jurnal resmi Uni Eropa pada hari Selasa, dan bea impor akan mulai berlaku mulai Rabu.
Penyelidikan Brussels menemukan, bahwa subsidi negara China dinilai tidak adil sehingga melemahkan pembuat mobil Eropa. Setelah mulai berlaku, tarif akan definitif dan bertahan selama lima tahun.
Bea tambahan juga berlaku, dengan beragam tarif, untuk kendaraan yang dibuat di China oleh grup asing seperti Tesla – bakal dikenakan tarif 7,8%.