Edukasi Penggunaan Kayu Berkelanjutan di Bangunan Residensial
loading...
A
A
A
Pertama, produksi semen menggunakan bahan bakar fosil tak terbarukan, menyumbang 8% emisi global pada 2018 dari total 11 miliar ton emisi setara CO2. Jumlah ini jauh lebih banyak ketimbang produksi emisi penerbangan yang hanya 2,4%. Kedua, kayu meskipun sudah diolah tetap menyimpan karbon sepanjang kayu tidak musnah.
Fosil kayu yang terkubur di dalam tanah tetap menyimpan karbon yang diserap selama daur hidupnya yang akan mengurangi gas buang ke atmosfer yang menambah pemanasan global. Daya serap karbon akan semakin tinggi seiring makin banyaknya jumlah bangunan yang memakai kayu.
Guru Besar & Kepala Divisi Rekayasa & Desain Bangunan Kayu Departemen Hasil hutan IPB University, Prof. Dr. Lina Karlinasari, S.Hut.Msc.F. IPU ASEAN Eng menyatakan, kayu yang digunakan sebagai material komponen konstruksi harus berasal dari jenis yang tidak dilindungi dengan kriteria tertentu terutama terkait kekuatannya.
Sebagai material biologi kemampuan kayu dalam hal menyerap karbon menjadi kelebihan utama dibandingkan material lain.
"Kemampuan menyerap dan menyimpan karbon pada pohon muda, sebagai sumber utama kayu, lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang berusia sangat tua," papar Lina Karlinasari.
Penggunaan kayu secara umum memberikan kesan hangat dan estetik pada kontruksi bangunan. Namun yang harus diperhatikan dari penggunaan kayu adalah sifatnya yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kadar air, arah orientasi serat, dan keberadaan cacat kayu.
Untuk itu kegiatan pemilihan jenis dan pemilahan kayu sangat perlu dilakukan merujuk pada kebutuhan seperti yang dipersyaratkan pada SNI untuk Spesifikasi Desain untuk Kontruksi Kayu. Selain itu teknologi peningkatan mutu kayu baik secara kimia maupun fisis menjadi alternatif untuk memperoleh kayu dengan kualitas yang diinginkan.
Kayu, salah satu materi bahan bangunan yang ramah lingkungan, selain memiliki emisi karbon yang rendah, pengolahannya hemat energi, kayu pun dapat menyimpan karbon dalam waktu yang lama. Dengan teknologi dan desain yang sesuai, kayu dapat menjadi materi bangunan yang tidak saja ramah lingkungan namun kuat, tahan lama, dan ekonomis, terang Lina.
CEO IRCOMM Norton Capital, Isra Ruddin menambahkan "Sangat senang rasanya kami dapat mengajak banyak pihak lintas industri untuk berkolaborasi dalam kegiatan edukasi yang di khususkan bagi para arsitek di Indonesia, semoga dengan adanya kegiatan webinar yang diinisiasi dan diprakarsai oleh IAI Jakarta dan mitra ini dapat memberikan dampak yang positif bagi industri terkait dan kami ucapkan terima kasih kepada CAS atas kesediaannya untuk berpartisipasi sebagai salah satu narasumber pada kegiatan ini,".
Fosil kayu yang terkubur di dalam tanah tetap menyimpan karbon yang diserap selama daur hidupnya yang akan mengurangi gas buang ke atmosfer yang menambah pemanasan global. Daya serap karbon akan semakin tinggi seiring makin banyaknya jumlah bangunan yang memakai kayu.
Guru Besar & Kepala Divisi Rekayasa & Desain Bangunan Kayu Departemen Hasil hutan IPB University, Prof. Dr. Lina Karlinasari, S.Hut.Msc.F. IPU ASEAN Eng menyatakan, kayu yang digunakan sebagai material komponen konstruksi harus berasal dari jenis yang tidak dilindungi dengan kriteria tertentu terutama terkait kekuatannya.
Sebagai material biologi kemampuan kayu dalam hal menyerap karbon menjadi kelebihan utama dibandingkan material lain.
"Kemampuan menyerap dan menyimpan karbon pada pohon muda, sebagai sumber utama kayu, lebih tinggi dibandingkan dengan pohon yang berusia sangat tua," papar Lina Karlinasari.
Penggunaan kayu secara umum memberikan kesan hangat dan estetik pada kontruksi bangunan. Namun yang harus diperhatikan dari penggunaan kayu adalah sifatnya yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kadar air, arah orientasi serat, dan keberadaan cacat kayu.
Untuk itu kegiatan pemilihan jenis dan pemilahan kayu sangat perlu dilakukan merujuk pada kebutuhan seperti yang dipersyaratkan pada SNI untuk Spesifikasi Desain untuk Kontruksi Kayu. Selain itu teknologi peningkatan mutu kayu baik secara kimia maupun fisis menjadi alternatif untuk memperoleh kayu dengan kualitas yang diinginkan.
Kayu, salah satu materi bahan bangunan yang ramah lingkungan, selain memiliki emisi karbon yang rendah, pengolahannya hemat energi, kayu pun dapat menyimpan karbon dalam waktu yang lama. Dengan teknologi dan desain yang sesuai, kayu dapat menjadi materi bangunan yang tidak saja ramah lingkungan namun kuat, tahan lama, dan ekonomis, terang Lina.
CEO IRCOMM Norton Capital, Isra Ruddin menambahkan "Sangat senang rasanya kami dapat mengajak banyak pihak lintas industri untuk berkolaborasi dalam kegiatan edukasi yang di khususkan bagi para arsitek di Indonesia, semoga dengan adanya kegiatan webinar yang diinisiasi dan diprakarsai oleh IAI Jakarta dan mitra ini dapat memberikan dampak yang positif bagi industri terkait dan kami ucapkan terima kasih kepada CAS atas kesediaannya untuk berpartisipasi sebagai salah satu narasumber pada kegiatan ini,".