3 Alasan Ekonomi Rusia Tetap Tangguh 5 Tahun Lagi Meski Perang Berkepanjangan

Minggu, 17 November 2024 - 20:04 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, rumah tangga yang lebih kaya diuntungkan oleh suku bunga Rusia yang tinggi, yang telah meningkatkan pendapatan investasi, kata laporan itu.

"Akibatnya, pada 2022-2024, pendapatan anggaran federal dari sumber-sumber domestik tumbuh lebih cepat daripada pendapatan minyak dan gas, yang porsinya telah menurun dari 40-45 persen dari keseluruhan pendapatan pada 2014-2019 menjadi 30-35 persen pada 2023-2024," kata laporan itu.

Permintaan juga tidak akan berkurang jika perang segera berakhir, kata para analis CASE. Di satu sisi, tidak boleh diasumsikan bahwa belanja pertahanan akan berkurang begitu perdamaian kembali, mengingat Kremlin telah mengindikasikan rencana untuk menjaga produksi industri pertahanan tetap berjalan pada tingkat yang tinggi.

Kedua, tentara yang kembali akan membutuhkan perawatan, dan program subsidi yang muncul harus menjaga permintaan agregat tetap bertahan.

2. Pengeluaran perang yang berkelanjutan

Beberapa pihak memperkirakan resesi akan segera terjadi bila perang Rusia di Ukraina berakhir, dengan alasan bahwa anggaran perang Kremlin yang sangat besar bertanggung jawab atas kelangsungan hidup ekonomi. Namun, pengeluaran perang Moskow yang membengkak bukannya tidak berkelanjutan, kata CASE.

Meskipun pengeluaran pertahanan dan keamanan nasional kini mencapai 40% dari seluruh pengeluaran federal, laporan itu mencatat bahwa Kremlin memiliki opsi pembiayaan. Misalnya, Moskow memiliki "ruang yang sangat besar" dalam hal pinjaman domestik, mengingat bahwa 18,1% utang pemerintah Rusia terhadap PDB tidak signifikan menurut standar modern.



Pada saat yang sama, pemerintah terus meningkatkan beban pajak bagi individu dan perusahaan. Tahun depan, tarif pajak penghasilan tetap yang sudah lama berlaku akan diganti dengan skala pajak progresif. Tarif pajak bisnis nominal akan mengalami kenaikan tahunan, setara dengan sekitar 1 poin persentase dari PDB antara tahun 2023 dan 2025.

3. Inflasi dan tenaga kerja bukan merupakan masalah
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1386 seconds (0.1#10.140)