Faisal Basri Sebut Komandan Ekonomi Jokowi Tak Paham Resesi, Nyindir Siapa?

Senin, 31 Agustus 2020 - 15:47 WIB
loading...
Faisal Basri Sebut Komandan Ekonomi Jokowi Tak Paham Resesi, Nyindir Siapa?
Pengamat ekonomi Faisal Basri. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kata resesi kini menjadi perdebatan di ruang sidang Komisi VI DPR. Bahkan, Ekonom Senior Indef Faisal Basri menyebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto tidak memahami soal resesi.

"Menko Perekonomian saja, pemahaman resesinya nol besar," ujar Faisal saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, Jakarta, Senin (31/8/2020). (Baca juga: Faisal Basri: RUU Cipta Kerja Buka Peluang Makin Represif )

Faisal menyebut pengertian resesi yang disampaikan Airlangga cukup keliru. Dimana, Airlangga menafsirkan resesi tidak akan terjadi jika persentase pertumbuhan ekonomi pada kuartal setelahnya mengalami penurunan. Misalnya, pada kuartal II-2020 5,3 persen, sementara pada kuartal III tahun ini minus 3 persen, maka resesi tidak akan terjadi.

Bahkan, dia bilang semacam sebuah konsensus atau kesepakatan yang disampaikan media massa bahwa selama dua kuartal pertumbuhan ekonominya berturut-turut minus namun persentasenya menurun tidak akan mengalami resesi.

"Kata Menko Perekonomian, kalau kuartal II 5,3 persen minusnya, terus kuartal III minus 3 persen itu nggak resesi. Karena minusnya turun. Ngeri tidak, Pak? Komandan ekonominya tidak ngerti resesi apa. Saya katakan tadi, kata Airlangga kalau minusnya turun tidak resesi, iya tidak ada itu. Itu ketua komite kebijakan," tukasnya. (Baca juga: Kesehatan Pulih Bikin Ekonomi Bangkit, Airlangga: Ayo Pakai Masker Jangan Kendor! )

Faisal menegaskan, resesi itu terjadi bila level of output dari Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan dalam kurun waktu tertentu, baik selama bulan ataupun tahunan.

Sebelumnya, Faisal memproyeksikan kontraksi ekonomi dalam negeri pada kuartal III-2020 akan minus atau negatif di angka 3 persen. Meski begitu, proyeksi ini dapat dihindari jika pemerintah terus menggenjot program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Faisal menyarankan, pemerintah seyogyanya jangan fokus untuk menghindari resesi. Namun, lebih memasifkan penanganan Covid-19 dan program PEN bagi sejumlah sektor yang terdampak. "Perkiraan saya minus 3 persen di kuartal III 2020. Jangan fokus menghindari resesi," ujar Faisal. (Baca juga: Bertambah 1.774, Total 125.959 Orang Sembuh Covid-19 )

Tentu, proyeksi Faisal berbeda dengan penilaian pemerintah. Melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, pemerintah memprediksi pada kuartal III-2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 0 persen hingga minus 2 persen.

Dirinya mengatakan, adapun resiko tekanan pada pasar keuangan belum pulih. serta proyeksi pada tahun 2020 bisa minus 1,1 persen hingga 0 persen.

"Kita memang melihat di kuartal III downside risk tetap menunjukkan risiko yang nyata, kuartal III outlook-nya antara 0 persen hingga negatif 2 persen," kata Sri Mulyani. (Baca juga: Apa yang Perlu Diketahui Soal Kondisi Indonesia ? Sini Sri Mulyani Kasih Tahu )

Dia melanjutkan, berbagai negara mulai memperlihatkan kontraksi ekonomi yang semakin nyata, baik di negara maju maupun negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang negatif, bahkan hingga menyentuh angka 2 digit ini, terjadi akibat ketidakpastian yang cukup tinggi terutama karena masih dibayangi oleh pandemi Covid-19.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)