Masyarakat Jangan Risau, Kata Ekonom Resesi Sudah Lewat Tuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan dengan gamblang bahwa Indonesia hampir 100 persen akan masuki resesi pada bulan depan. Namun, dia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir terhadap resesi tersebut.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan bahwa resesi bukan terjadi bulan depan. Menurut dia, itu hanya definisi ekonomi secara teknis setelah dua kuartal minus berturut-turut. Namun, secara kenyataan kondisi terhadap tekanan ekonomi itu sudah dilewati. (Baca juga: Faisal Basri Sebut Komandan Ekonomi Jokowi Tak Paham Resesi, Nyindir Siapa? )
"Sebenarnya kondisi buruknya itu sudah kita lewati. Jadi kondisi itu bukan besok atau bulan depan tapi kemarin saat pemberlakuan PSBB. Ini pemahaman yang harus kita luruskan terlebih dahulu," katanya kepada MNC portal news, Senin (31/8/2020).
Dia optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III akan lebih baik daripada kuartal II. Lalu, kuartal IV akan lebih baik lagi. "Jadi sebenarnya pengertiannya bukan makin buruk justru harus membaik. Karena tekanan ekonomi itu sudah kita lewati," jelasnya.
Meski diyakini akan tumbuh positif, lanjut Faisal, kondisi ekonomi masih dibayangi oleh resiko. Sebab, jumlah kasus Covid-19 setiap hari masih meningkat. (Baca juga: Pengusaha Tidak Lagi Pede, Ekonomi Sulit Bergerak Saat Kasus Covid-19 Terus Naik )
"Yang harus dikhawatirkan itu soal faktor kesehatannya. Karena kita belum melewati puncak kasusnya. Faktor kesehatan sangat mempengaruhi ekonomi. Ini yang harus jadi fokus pemerintah," tegasnya. Lebih lanjut, dia pun memprediksi bahwa pada kuartal III pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran minus -2 sampai -3 persen.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan bahwa resesi bukan terjadi bulan depan. Menurut dia, itu hanya definisi ekonomi secara teknis setelah dua kuartal minus berturut-turut. Namun, secara kenyataan kondisi terhadap tekanan ekonomi itu sudah dilewati. (Baca juga: Faisal Basri Sebut Komandan Ekonomi Jokowi Tak Paham Resesi, Nyindir Siapa? )
"Sebenarnya kondisi buruknya itu sudah kita lewati. Jadi kondisi itu bukan besok atau bulan depan tapi kemarin saat pemberlakuan PSBB. Ini pemahaman yang harus kita luruskan terlebih dahulu," katanya kepada MNC portal news, Senin (31/8/2020).
Dia optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III akan lebih baik daripada kuartal II. Lalu, kuartal IV akan lebih baik lagi. "Jadi sebenarnya pengertiannya bukan makin buruk justru harus membaik. Karena tekanan ekonomi itu sudah kita lewati," jelasnya.
Meski diyakini akan tumbuh positif, lanjut Faisal, kondisi ekonomi masih dibayangi oleh resiko. Sebab, jumlah kasus Covid-19 setiap hari masih meningkat. (Baca juga: Pengusaha Tidak Lagi Pede, Ekonomi Sulit Bergerak Saat Kasus Covid-19 Terus Naik )
"Yang harus dikhawatirkan itu soal faktor kesehatannya. Karena kita belum melewati puncak kasusnya. Faktor kesehatan sangat mempengaruhi ekonomi. Ini yang harus jadi fokus pemerintah," tegasnya. Lebih lanjut, dia pun memprediksi bahwa pada kuartal III pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran minus -2 sampai -3 persen.
(ind)