Begini Cara Hartono Bersaudara Sulap Bisnis Keluarga Jadi Kerajaan Global Senilai Rp763 Triliun
loading...
A
A
A
Keluarga Hartono juga merupakan tokoh berpengaruh di pasar real estat Indonesia dengan portofolio real estat utama di Jakarta, termasuk Grand Indonesia, salah satu mal terbesar di ibu kota. Mereka mendirikan perusahaan modal ventura GDP Venture pada tahun 2010 dengan pendanaan awal sekitar USD100 juta. Perusahaan ini telah berperan penting dalam mendorong inovasi digital di seluruh portofolio Grup Djarum. Perusahaan ini mendapatkan saham mayoritas di Tiket.com pada 2017.
Kedua bersaudara ini berekspansi ke sektor ritel online Blibli. Perusahaan induknya, Global Digital Niaga, tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 2022, mengumpulkan dana sebesar Rp8 triliun dalam penawaran saham perdana terbesar kedua di Indonesia pada tahun tersebut.
Kedua bersaudara ini juga telah berkontribusi kepada masyarakat melalui Djarum Foundation, yang mendukung berbagai kegiatan termasuk olahraga, lingkungan, pendidikan, budaya, dan inisiatif sosial, menurut Tattler Asia.
Organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1986 ini membantu menemukan pemain bulutangkis berbakat di seluruh Indonesia, banyak di antaranya yang kemudian berkompetisi di Olimpiade dan turnamen seperti Piala Thomas. Di luar bisnis, Robert dilaporkan rendah hati dan lebih memilih untuk tidak menonjolkan diri, jarang tampil di depan umum atau memberikan wawancara.
Selama pertemuan tahunan bankir Bank Indonesia (BI) pada 2013, ia mengatakan bahwa ia tidak menyukai golf, olahraga yang sering dikaitkan dengan orang kaya dan pejabat korup, dan lebih memilih untuk tetap bugar dengan menggunakan treadmill.
Dia menghadiri acara tersebut tanpa sekretaris, asisten, atau pengawal, dan membawa Blackberry model awal dan mengenakan sepatu sederhana buatan lokal. Ketika ditanya mengenai kunci suksesnya, Robert menekankan pentingnya kerja keras dan, yang paling penting, menjaga kepercayaan.
"Jangan pernah merusak kepercayaan seseorang. Sekali Anda melakukannya, tidak ada yang mau berbisnis dengan Anda," katanya.
Michael, di sisi lain, lebih sering menjadi sorotan media daripada adiknya. Dia mewakili Indonesia di Asian Games 2018 (Asiad) di cabang olahraga bridge dan membantu timnya meraih medali perunggu di nomor beregu Supermixed, membuatnya menjadi orang Indonesia tertua yang memenangkan medali Asian Games.
Dia telah bermain bridge sejak usia enam tahun dan menikmati tantangan yang dihadirkan oleh permainan kartu ini. Namun, dia mengakui bahwa itu bukan prioritas utamanya dan dia memiliki hobi lain, seperti musik dan tai chi, seni bela diri China. "Prioritas utama tentu saja keluarga. Nomor dua adalah bisnis," katanya.
Kedua bersaudara ini berekspansi ke sektor ritel online Blibli. Perusahaan induknya, Global Digital Niaga, tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 2022, mengumpulkan dana sebesar Rp8 triliun dalam penawaran saham perdana terbesar kedua di Indonesia pada tahun tersebut.
Kedua bersaudara ini juga telah berkontribusi kepada masyarakat melalui Djarum Foundation, yang mendukung berbagai kegiatan termasuk olahraga, lingkungan, pendidikan, budaya, dan inisiatif sosial, menurut Tattler Asia.
Organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1986 ini membantu menemukan pemain bulutangkis berbakat di seluruh Indonesia, banyak di antaranya yang kemudian berkompetisi di Olimpiade dan turnamen seperti Piala Thomas. Di luar bisnis, Robert dilaporkan rendah hati dan lebih memilih untuk tidak menonjolkan diri, jarang tampil di depan umum atau memberikan wawancara.
Selama pertemuan tahunan bankir Bank Indonesia (BI) pada 2013, ia mengatakan bahwa ia tidak menyukai golf, olahraga yang sering dikaitkan dengan orang kaya dan pejabat korup, dan lebih memilih untuk tetap bugar dengan menggunakan treadmill.
Dia menghadiri acara tersebut tanpa sekretaris, asisten, atau pengawal, dan membawa Blackberry model awal dan mengenakan sepatu sederhana buatan lokal. Ketika ditanya mengenai kunci suksesnya, Robert menekankan pentingnya kerja keras dan, yang paling penting, menjaga kepercayaan.
"Jangan pernah merusak kepercayaan seseorang. Sekali Anda melakukannya, tidak ada yang mau berbisnis dengan Anda," katanya.
Michael, di sisi lain, lebih sering menjadi sorotan media daripada adiknya. Dia mewakili Indonesia di Asian Games 2018 (Asiad) di cabang olahraga bridge dan membantu timnya meraih medali perunggu di nomor beregu Supermixed, membuatnya menjadi orang Indonesia tertua yang memenangkan medali Asian Games.
Dia telah bermain bridge sejak usia enam tahun dan menikmati tantangan yang dihadirkan oleh permainan kartu ini. Namun, dia mengakui bahwa itu bukan prioritas utamanya dan dia memiliki hobi lain, seperti musik dan tai chi, seni bela diri China. "Prioritas utama tentu saja keluarga. Nomor dua adalah bisnis," katanya.