RI Pasti Resesi, Menkeu Sri Sebut Ekonomi Kuartal III Tembus Minus 2,9%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap mengalami kontraksi. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 akan berada pada zona negatif yakni pada minus 2,9% hingga minus 1,0%.
Hal ini seiring konsumsi rumah tangga yang mengalami kontraksi yang masih negatif seiring masih adanya pembatasan sosial berskala besar (PBB) untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Konsumsi rumah tangga masih negatif yang mana proyeksinya masih minus 3,0% hingga minus 1,5%," ujar Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (22/9/2020). (Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, JK: Stok Darah PMI Hanya Cukup Dua Hari )
Dia melanjutkan, perdagangan internasional juga mengalami tekanan yang cukup tajam seiring aktivitas ekspor dan impor yang cenderung menurun.
"Ekspor masih mengalami tekanan yang mana diproyeksi minus 13,9% hingga minus 8,7% lalu impor juga mengalami tekanan yang mana kita proyeksi turun bisa minus 26,8%," jelasnya. (Baca juga: Jokowi Minta Pembangunan Pelabuhan Patimban Digas demi Ekspor Otomotif )
Menkeu menyebut wabah virus Covid-19 masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi perekonomian baik dalam skala global maupun nasional. Untuk itu, kemampuan mengendalikan virus asal Wuhan, China, ini menjadi sangat penting.
"Dengan kondisi Covid-19 yang masih menjadi faktor pertama yang mempengaruhi ekonomi, di level global dan nasional kita masih sangat ditentukan oleh kemampuan pengendalian Covid-19," tandasnya.
Hal ini seiring konsumsi rumah tangga yang mengalami kontraksi yang masih negatif seiring masih adanya pembatasan sosial berskala besar (PBB) untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Konsumsi rumah tangga masih negatif yang mana proyeksinya masih minus 3,0% hingga minus 1,5%," ujar Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (22/9/2020). (Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19, JK: Stok Darah PMI Hanya Cukup Dua Hari )
Dia melanjutkan, perdagangan internasional juga mengalami tekanan yang cukup tajam seiring aktivitas ekspor dan impor yang cenderung menurun.
"Ekspor masih mengalami tekanan yang mana diproyeksi minus 13,9% hingga minus 8,7% lalu impor juga mengalami tekanan yang mana kita proyeksi turun bisa minus 26,8%," jelasnya. (Baca juga: Jokowi Minta Pembangunan Pelabuhan Patimban Digas demi Ekspor Otomotif )
Menkeu menyebut wabah virus Covid-19 masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi perekonomian baik dalam skala global maupun nasional. Untuk itu, kemampuan mengendalikan virus asal Wuhan, China, ini menjadi sangat penting.
"Dengan kondisi Covid-19 yang masih menjadi faktor pertama yang mempengaruhi ekonomi, di level global dan nasional kita masih sangat ditentukan oleh kemampuan pengendalian Covid-19," tandasnya.
(ind)