Target Pajak Meleset, Pendapatan Negara Tekor 13%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pendapatan negara dan hibah sampai dengan akhir bulan Agustus 2020 tercatat telah mencapai Rp1.034,14 triliun atau 60,83% dari target di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Adapun pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 13,11% (year on year/yoy).
"Secara rinci, realisasi pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan mencapai Rp798,10 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp232,07 triliun. Sementara realisasi hibah mencapai Rp3,97 triliun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, di Jakarta, Selasa (22/9/2020).
Menurut dia merosotnya pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan sektor perpajakan dan PNBP mengalami kontraksi secara berturut-turut sebesar 13,39% dan 13,48% (yoy). "Komponen pendapatan negara dari perpajakan dan PNBP masing-masing capaian realisasinya terhadap APBN Perpres 72/2020 tercatat mencapai 56,82% dan 78,90%," jelasnya.
Di sisi lain, penanganan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional membutuhkan pembiayaan yang cukup besar yang sebagiannya dipenuhi oleh pembiayaan. "Kita ingin APBN tetap kredibel," tandas dia.
"Secara rinci, realisasi pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan mencapai Rp798,10 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp232,07 triliun. Sementara realisasi hibah mencapai Rp3,97 triliun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, di Jakarta, Selasa (22/9/2020).
Menurut dia merosotnya pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan sektor perpajakan dan PNBP mengalami kontraksi secara berturut-turut sebesar 13,39% dan 13,48% (yoy). "Komponen pendapatan negara dari perpajakan dan PNBP masing-masing capaian realisasinya terhadap APBN Perpres 72/2020 tercatat mencapai 56,82% dan 78,90%," jelasnya.
Di sisi lain, penanganan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional membutuhkan pembiayaan yang cukup besar yang sebagiannya dipenuhi oleh pembiayaan. "Kita ingin APBN tetap kredibel," tandas dia.
(nng)