Sri Mulyani Bilang Indonesia Resesi, Investor Mulai Waspada
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira menilai ucapan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengenai kuartal ketiga akan resesi akan membuat investor asing dan para pelaku pesar mulai waspada. (Baca: Pertama Sejak 1998, Ekonomi Indonesia 2020 Diramal Minus 1,7% )
Hal ini dikarenakan para pelaku pasar dan investor akan melakukan penyesuaian dan mengambil langkah jika ekonomi Indonesia dipastikan resesi.
"Investor mulai melakukan penyesuaian terhadap strategi investasi dan merombak portfolio aset untuk tekan rugi," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (23/9/2020). (Baca juga: Pemerintah Diingatkan agar Tak Sembarang Bikin Lembaga Investasi Baru )
Kata dia, pernyataan Sri Mulyani yang mengindikasi resesi akan direspon negatif oleh pasar, dimana IHSG mengalami tekanan sehingga bergerak di bawah level 5.000.
"Sementara itu investor asing terus melakukan jual bersih atau nett sells yang menembus Rp2,35 triliun sepekan terakhir di seluruh pasar," katanya.
Dia menambahkan, ucapan Sri Mulyani merupakan strategi komunikasi yang mirip dengan kuartal II/2020 lalu. Beberapa kali Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis revisi pertumbuhan ekonomi, sehingga ketika minusnya 5,3% di kuartal II justru IHSG naik diatas 5.100. Artinya, kata dia, investor sudah price in di pasar. (Baca juga: Kompak Didorong 210 Saham, Indeks Pagi Ini Masuk ke Zona Hijau )
"Strategi ini mau digunakan lagi, sehingga shock pada pasar saham diharapkan di awal, sebelum 5 november nanti ketika BPS umumkan resmi pertumbuhan kuartal III/2020," jelasnya.
Hal ini dikarenakan para pelaku pasar dan investor akan melakukan penyesuaian dan mengambil langkah jika ekonomi Indonesia dipastikan resesi.
"Investor mulai melakukan penyesuaian terhadap strategi investasi dan merombak portfolio aset untuk tekan rugi," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (23/9/2020). (Baca juga: Pemerintah Diingatkan agar Tak Sembarang Bikin Lembaga Investasi Baru )
Kata dia, pernyataan Sri Mulyani yang mengindikasi resesi akan direspon negatif oleh pasar, dimana IHSG mengalami tekanan sehingga bergerak di bawah level 5.000.
"Sementara itu investor asing terus melakukan jual bersih atau nett sells yang menembus Rp2,35 triliun sepekan terakhir di seluruh pasar," katanya.
Dia menambahkan, ucapan Sri Mulyani merupakan strategi komunikasi yang mirip dengan kuartal II/2020 lalu. Beberapa kali Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis revisi pertumbuhan ekonomi, sehingga ketika minusnya 5,3% di kuartal II justru IHSG naik diatas 5.100. Artinya, kata dia, investor sudah price in di pasar. (Baca juga: Kompak Didorong 210 Saham, Indeks Pagi Ini Masuk ke Zona Hijau )
"Strategi ini mau digunakan lagi, sehingga shock pada pasar saham diharapkan di awal, sebelum 5 november nanti ketika BPS umumkan resmi pertumbuhan kuartal III/2020," jelasnya.
(ind)