Soal Impor Vaksin Covid dari China, Airlangga: Itu Tanggung Jawab Terawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa impor vaksin dari luar negeri salah satunya dari China tidak merugikan negara. Adapun anggaran impor yang digunakan dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Ini menjadi bagian daripada pemulihan ekonomi nasional dan biaya penanganan Covid-19. Jadi bukan kerugian negara," ujar Airlangga dalam video virtual, Jumat (25/9/2020).
Menurut dia pengadaan vaksin impor merupakan tanggung jawab Kementerian Kesehatan di bawah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Adapun sebanyak 1,3 juta vaksin akan diprioritaskan untuk para tenaga medis. "Menteri Kesehatan mengambil kebijakan dalam memesan vaksin ini, kemudian roadmap-nya ini sudah dipersiapkan ada yang di garda terdepan sejumlah 1,3 juta ," tandasnya.
Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan sejauh mana tingkat keberhasilan penggunaan vaksin. Airlangga mengungkapkan tingkat keberhasilannya rata-rata 40%. "Pengadaan vaksin ini karena tentu ada success rare-nya ada batasnya rata-rata sekitar 40%," katanya.
Lihat Juga: Lewat AZEC, Indonesia akan Percepat Transisi Energi Sekaligus Dorong Pertumbuhan Ekonomi
"Ini menjadi bagian daripada pemulihan ekonomi nasional dan biaya penanganan Covid-19. Jadi bukan kerugian negara," ujar Airlangga dalam video virtual, Jumat (25/9/2020).
Menurut dia pengadaan vaksin impor merupakan tanggung jawab Kementerian Kesehatan di bawah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Adapun sebanyak 1,3 juta vaksin akan diprioritaskan untuk para tenaga medis. "Menteri Kesehatan mengambil kebijakan dalam memesan vaksin ini, kemudian roadmap-nya ini sudah dipersiapkan ada yang di garda terdepan sejumlah 1,3 juta ," tandasnya.
Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan sejauh mana tingkat keberhasilan penggunaan vaksin. Airlangga mengungkapkan tingkat keberhasilannya rata-rata 40%. "Pengadaan vaksin ini karena tentu ada success rare-nya ada batasnya rata-rata sekitar 40%," katanya.
Lihat Juga: Lewat AZEC, Indonesia akan Percepat Transisi Energi Sekaligus Dorong Pertumbuhan Ekonomi
(nng)