APBN 2021 Dianggap Terlampau Optimistis

Kamis, 01 Oktober 2020 - 06:35 WIB
loading...
A A A
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 5% di 2021 akan sulit tercapai. Menurut dia, asumsi pertumbuhan pemerintah terlampau optimistis karena tidak berdasarkan pada indikator yang ada.

“Resesi ekonomi masih bisa berlanjut hingga 2021 ketika penanganan pandemi belum optimal," kata Bhima kemarin.

Dia menambahkan, selama kasus positif masih terus meningkat, maka konsumen akan menahan belanja. Sektor lainnya, seperti ekspor juga dinilai belum bisa dipastikan pulih ketika negara mitra dagang utama mengalami penurunan permintaannya.

"Dari sisi stimulus pemerintah 2021 lebih kecil dari 2020. padahal untuk bangkit ke angka positif dibutuhkan stimulus pemerintah yang lebih besar," katanya. (Baca juga: Pneumonia Butuh Penanganan Serius)

Bhima menilai terdapat ketidasinkronan antara asumsi pertumbuhan dengan strategi pemulihan ekonominya. Dia berpendapat, seharusnya tidak perlu berpikir dulu ekonomi 5%, tetapi yang harus dipikirkan pemerintah bagaimana resesi tidak berubah menjadi depresi ekonomi.

Disahkan DPR

Pada Selasa (29/09) lalu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) tahun 2021 menjadi UU APBN 2021. Dengan demikian, pemerintah dipastikan bisa menjalankan UU tersebut mulai awal tahun depan.

Dalam kesempatan itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pemerintah berterima kasih atas bantuan dan dukungan dalam memulihkan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19 . "Kita berterima kasih atas dukung dari dewan perwakilan rakyat dalam memulihkan ekonomi Indonesia di 2021," katanya. (Baca juga: 83 Juta Warga India Kemungkinan Telah Terinfeksi Covid-19)

Selain angka pertumbuhan ekonomi 5%, asumsi dasar makro ekonomi yang disetujui DPR dalam APBN 2021 adalah inflasi 3%, nilai tukar Rp14.600 per USD, tingkat suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun 7,29%, harga minyak mentah Indonesia USD45 per barel, lifting minyak bumi 705.000 barel per hari (bph) dan lifting gas bumi 1.007.000 barel setara minyak per hari.

Ketua DPR Puan Maharani menyatakan, APBN 2021 dirancang komprehensif untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional dan mengantisipasi jika terjadi perlambatan ekonomi, khususnya akibat pandemi Covid-19 . ”Dalam RAPBN 2021 sudah dibuat ruang untuk kalau nanti ekonomi melambat,” kata Puan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1781 seconds (0.1#10.140)