Pandemi Corona, Momentum Berdayakan Masyarakat dengan CSR

Kamis, 01 Oktober 2020 - 08:35 WIB
loading...
Pandemi Corona, Momentum...
Foto/dok
A A A
JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) menghantam hampir semua sektor, termasuk perusahaan di sektor migas. Tak hanya itu, pandemi juga membuat sejumlah perusahaan terpaksa mengatur ulang strategi bisnis serta program pendukung lainnya.

Di antara sejumlah program tahunan korporasi, aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) tak luput dari dampak pandemi. Kondisi ini menuntut perusahaan merancang program CSR yang adaptif dan inovatif guna merespons kebutuhan masyarakat. (Baca: Waspada dan Jangan Meremehkan Sifat Lalai)

Manajer Comrel dan CSR Pertagas Zainal Abidin mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini memang ada beberapa program CSR yang dikaji ulang. Hal itu untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada di mana ada keharusan untuk melaksanakan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19.

“Ya, kami harus memetakan kembali beberapa program CSR yang sudah dirancang. Meski demikian, kami tetap memonitor program yang sedang berjalan,” kata Zainal Abidin saat diskusi CSR secara virtual di Jakarta beberapa waktu lalu. (Baca juga: Bantu Guru PJJ, Kemendikbud Luncurkan Program Guru Belajar)

Dalam melaksanakan aktivitas CSR, Pertagas berkomitmen mendesain program untuk bisa diterapkan secara berkelanjutan. Artinya, program yang dilaksanakan harus terus berjalan kendati tidak mendapatkan lagi pendampingan. Untuk itu, perusahaan yang terafiliasi dengan PT Pertamina (Persero) itu memiliki peta jalan (roadmap) pengembangan komunitas agar ke depan mitra binaan perusahaan bisa mandiri.

“Jadi 3-5 tahun itu masa untuk menuju kemandirian. Kita juga punya exit strategi serta standar tersendiri, termasuk menjembatani mitra CSR agar punya akses ke permodalan,” katanya saat diskusi virtual di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dalam menjalankan CSR-nya, kata dia, Pertagas juga memprioritaskan pembinaan mitranya yang berada di jalur operasional perusahaan. Di samping itu, Pertagas juga menyesuaikan program dengan kebutuhan masyarakat setempat. Misalnya saja di Karawang, Jawa Barat, Pertagas sengaja mendampingi kelompok tani untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan.

Di daerah yang terkenal sebagai produsen padi di Jawa Barat itu, Pertagas bersama petani di daerah Cilamaya mengembangkan sistem bertanam padi menggunakan pupuk organik. Hal ini dilakukan karena selama ini petani di daerah tersebut merasa tanah yang digunakan sudah rusak karena terbiasa menggunakan pupuk kimia. (Baca juga: RUU Kejaksaan Dinilai Ingin Jadikan Jaksa Superbody)

“Dulu, semakin banyak pupuk kimia yang digunakan, semakin besar juga pengeluarannya. Tapi, setelah menggunakan pupuk organik, kami terbantu. Produktivitas meningkat, hama juga berkurang,” kata Ketua Gapoktan Saluyu, Cilamaya, Kawarang, Jawa Barat, Aep Endang Sudrajat.

Aep menggambarkan, ketika menggunakan pupuk kimia, produksi padi per hektare (ha) mencapai 6-6,5 ton. Sedangkan dengan pupuk organik bisa 6,2 ton per ha. “Meski pun 6,2 ton, tapi kita enggak keluar untuk biaya nyemprot insektisida untuk hama,” katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1937 seconds (0.1#10.140)