43 Pengurus Daerah dan Cabang Masyarakat Sadar Wisata Akan Dilantik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) Panca Rudolf Sarungu akan melantik 43 Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Dewan Pengurus Cabang (DPD) MASATA. Pelantikan dilakukan hybrid yakni fisik dan virtual besok, Sabtu (3/10).
Adapun kehadiran fisik di Ruang Serbaguna Gedung Plasa Telkom Jakarta Timur. Sedangkan kehadiran virtual melalui zoom cloud meetings diperkirakan di hadiri 700 pengurus yang akan dilantik dan undangan. Direncanakan, Deputi Bidang Sumberdaya dan Kelembanganan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnu Bawa Tarunajaya menghadiri acara pelantikan mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selaku Ketua Dewan Pembina Pusat DPP MASATA.
Panca menjelaskan, DPP MASATA akan menyelenggarakan pelantikan kepengurusan MASATA di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebagai upaya konsolidasi bagi soliditas organisasi yang memperkuat peran strategis MASATA sebagai perkumpulan yang menunjang pembangunan pariwisata Indonesia di tengah perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. "Sekarang ini, pandemi Covid-19 adalah penyebab utama perubahan kehidupan kita dari normal ke new normal," ujarnya dalam di Jakarta, Jumat (2/10/2020).
Didorong tanggung jawab terhadap masa depan pariwisata di Indonesia, imbuhnya MASATA ingin berpartisipasi dalam membantu Pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata kelas dunia didukung atraksi yang menarik, aksesibilitas yang mudah, dan amenitas yang berkualitas. Dilahirkan di destinasi utama pariwisata Indonesia, Denpasar (Bali) tanggal 4 April 2018, MASATA mendeklarasikan dirinya sebagai wadah kaum profesional pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata yang memiliki kesamaan persepsi mendukung pariwisata berkelanjutan.
Panca menegaskan, MASATA ingin berkontribusi agar pariwisata menyumbang devisa terbesar, memajukan pariwisata berbasis masyarakat di daerah tujuan wisata tingkat provinsi, kabupaten, dan kota serta membangun desa, kawasan, dan destinasi wisata. Karena itu, MASATA ingin berkiprah untuk menyambung kepentingan kementerian/lembaga di pusat dengan pemerintah daerah di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif; serta membangun sinergitas dan kolaborasi antar-asosiasi/organisasi/perkumpulan pariwisata di pusat dan daerah.
Menurut Panca, mewujudkan rakyat yang makmur dan sejahtera adalah cita-cita negara. Melakukan perjalanan untuk memanfaatkan waktu luang dalam wujud berwisata adalah kebutuhan setiap orang. Maka kepariwisataan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dalam mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.
Keadaan alam, flora, dan fauna serta peninggalan purbakala dan sejarah, seni, dan budaya merupakan sumberdaya dan modal pembangunan kepariwisataan. Ditambahkannya, Indonesia memiliki keanekaragaman daya tarik wisata karena keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia sebagai tujuan kunjungan wisatawan.
Sebagai bagian integral pembangunan Indonesia, kepariwisataan harus mendorong pemerataan kesempatan berusaha dalam memberi manfaat demi keadilan dan kesetaraan. Panca menyambung, hikmah pandemi Covid-19 adalah para pihak yang terlibat dalam keseluruhan kegiatan pariwisata semakin menyadari betapa pentingnya keterpaduan antarsektor, antar-aktor, dan antardaerah, serta keterpaduan antara pusat dan daerah dalam wujud sinergitas dan kolaborasi.
MASATA meyakini, pasca-pandemi Covid-19 kepariwisataanakan menjadi sektor utama penggerak meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, dan mengatasi pengangguran. Terhadap kepariwisataan yang memelihara kelestarian alam, lingkungan, dan sumberdaya, MASATA juga meyakini, kepariwisataan akan memajukan kebudayaan, mengangkat citra, memupuk cinta tanah air, memperkukuh jati diri, dan mempererat kebangsaan.
Karena itu, MASATA mendorong usaha pariwisata yang bangkit untuk menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan. Kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait itu akan membentuk kembali industri pariwisata yang meningkatkan pendapatan negara. MASATA bercita-cita agar keseluruhan kegiatan pariwisata yang multidimensi dan multidisiplin serta melibatkan berbagai stakeholders itu saling mendukung dalam wujud sinergitas dan kolaborasi.
Dia menyadari, kepariwisataan akan berubah pasca-pandemi Covid-19. MASATA menjadi perkumpulan yang berperan strategis dalam upaya menopang kebangkitan pariwisata Indonesia di tengah perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. "Di masa pandemi Covid-19, stakeholders kegiatan pariwisata harus saling mendukung agar industri pariwisata kita semakin tangguh melewati tantangan," pungkasnya.
Adapun kehadiran fisik di Ruang Serbaguna Gedung Plasa Telkom Jakarta Timur. Sedangkan kehadiran virtual melalui zoom cloud meetings diperkirakan di hadiri 700 pengurus yang akan dilantik dan undangan. Direncanakan, Deputi Bidang Sumberdaya dan Kelembanganan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnu Bawa Tarunajaya menghadiri acara pelantikan mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selaku Ketua Dewan Pembina Pusat DPP MASATA.
Panca menjelaskan, DPP MASATA akan menyelenggarakan pelantikan kepengurusan MASATA di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebagai upaya konsolidasi bagi soliditas organisasi yang memperkuat peran strategis MASATA sebagai perkumpulan yang menunjang pembangunan pariwisata Indonesia di tengah perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. "Sekarang ini, pandemi Covid-19 adalah penyebab utama perubahan kehidupan kita dari normal ke new normal," ujarnya dalam di Jakarta, Jumat (2/10/2020).
Didorong tanggung jawab terhadap masa depan pariwisata di Indonesia, imbuhnya MASATA ingin berpartisipasi dalam membantu Pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata kelas dunia didukung atraksi yang menarik, aksesibilitas yang mudah, dan amenitas yang berkualitas. Dilahirkan di destinasi utama pariwisata Indonesia, Denpasar (Bali) tanggal 4 April 2018, MASATA mendeklarasikan dirinya sebagai wadah kaum profesional pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata yang memiliki kesamaan persepsi mendukung pariwisata berkelanjutan.
Panca menegaskan, MASATA ingin berkontribusi agar pariwisata menyumbang devisa terbesar, memajukan pariwisata berbasis masyarakat di daerah tujuan wisata tingkat provinsi, kabupaten, dan kota serta membangun desa, kawasan, dan destinasi wisata. Karena itu, MASATA ingin berkiprah untuk menyambung kepentingan kementerian/lembaga di pusat dengan pemerintah daerah di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif; serta membangun sinergitas dan kolaborasi antar-asosiasi/organisasi/perkumpulan pariwisata di pusat dan daerah.
Menurut Panca, mewujudkan rakyat yang makmur dan sejahtera adalah cita-cita negara. Melakukan perjalanan untuk memanfaatkan waktu luang dalam wujud berwisata adalah kebutuhan setiap orang. Maka kepariwisataan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dalam mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.
Keadaan alam, flora, dan fauna serta peninggalan purbakala dan sejarah, seni, dan budaya merupakan sumberdaya dan modal pembangunan kepariwisataan. Ditambahkannya, Indonesia memiliki keanekaragaman daya tarik wisata karena keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia sebagai tujuan kunjungan wisatawan.
Sebagai bagian integral pembangunan Indonesia, kepariwisataan harus mendorong pemerataan kesempatan berusaha dalam memberi manfaat demi keadilan dan kesetaraan. Panca menyambung, hikmah pandemi Covid-19 adalah para pihak yang terlibat dalam keseluruhan kegiatan pariwisata semakin menyadari betapa pentingnya keterpaduan antarsektor, antar-aktor, dan antardaerah, serta keterpaduan antara pusat dan daerah dalam wujud sinergitas dan kolaborasi.
MASATA meyakini, pasca-pandemi Covid-19 kepariwisataanakan menjadi sektor utama penggerak meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, dan mengatasi pengangguran. Terhadap kepariwisataan yang memelihara kelestarian alam, lingkungan, dan sumberdaya, MASATA juga meyakini, kepariwisataan akan memajukan kebudayaan, mengangkat citra, memupuk cinta tanah air, memperkukuh jati diri, dan mempererat kebangsaan.
Karena itu, MASATA mendorong usaha pariwisata yang bangkit untuk menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan. Kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait itu akan membentuk kembali industri pariwisata yang meningkatkan pendapatan negara. MASATA bercita-cita agar keseluruhan kegiatan pariwisata yang multidimensi dan multidisiplin serta melibatkan berbagai stakeholders itu saling mendukung dalam wujud sinergitas dan kolaborasi.
Dia menyadari, kepariwisataan akan berubah pasca-pandemi Covid-19. MASATA menjadi perkumpulan yang berperan strategis dalam upaya menopang kebangkitan pariwisata Indonesia di tengah perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. "Di masa pandemi Covid-19, stakeholders kegiatan pariwisata harus saling mendukung agar industri pariwisata kita semakin tangguh melewati tantangan," pungkasnya.
(nng)