Siasat Pelaku Bisnis Sektor Perikanan Bertahan di Saat Pandemi

Selasa, 13 Oktober 2020 - 17:45 WIB
loading...
Siasat Pelaku Bisnis Sektor Perikanan Bertahan di Saat Pandemi
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 tak membuat para pengusaha di bidang perikanan menyerah. Mereka tetap berusaha bertahan, bahkan bisa tetap menggarap pasar internasional.

Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki potensi aneka sumber daya perikanan yang melimpah. Salah satu eksportir produk perikanan, Achmad Nizam, menceritakan cara dirinya merintis usaha ini dan menembus pasar Amerika Serikat.

Lewat PT Bahasi Mulia Utama, Nizam mengekspor rajungan ke Negeri Uwak Sam sejak tahun 2015. Dia menerangkan membutuhkan kedisplinan dan kerja keras karena Amerika Serikat memiliki standar kualitas sangat tinggi untuk produk yang boleh masuk ke negara yang dipimpin Donald Trump itu. ( Baca juga:Sirkulasi Udara Baik Bikin Nyaman Aktivitas di Rumah saat Pandemi )

Tantangan dalam eskpor ini adalah rajungan sangat mudah basi. Untuk itu, Nizam membuat produk hasil pasteurisasi yang dikemas dalam kaleng.

Potensi rajungan di laut Indonesia mencapai 60%. Dia mengklaim blue swimming crab terbaik ada di Laut Indonesia. Namun, para pengusaha Indonesia harus bersaing dengan produk rajungan dari berbagai negara.

“Importir lebih memilih membeli dari Vietnam, India, dan Tunisia. Akan tetapi, Amerika tetap mengambil dari Indonesia karena rajungan kita terbaik,” ujarnya dalam diskusi daring Kelas Inkubasi Startup Inovatif ke-5 (KINSOV 5) yang digelar Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa (13/10/2020).

Nizam menerangkan biasanya membeli rajungan dari nelayan. Namun, ia dan timnya harus memilah lagi karena biasanya banyak rajungan yang tidak lolos uji kualitas untuk masuk ke Amerika Serikat.

Untuk menghindari kerugian, perusahaannya biasa menjual rajungan kelas dua (second grade crab) ke pasar dalam negeri. “Namanya rajungan legit. Hasilnya juga lumayan, tetapi tujuannya agar limbahnya tidak terlalu banyak terbuang,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, menjadi entrepreneur itu harus siap untuk rugi. Banyak orang latah terjun ke bisnis ini karena melihat produk yang bagus. Padahal, dibutuhkan kedisiplinan tinggi agar tidak tergerus pesaing.

“Di bisnis ini, competitor kita bukan hanya dari Indonesia. Akan tetapi, dari negara lain yang memiliki standar tinggi,” pungkasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.4015 seconds (0.1#10.140)