Pemerintah Tetapkan Pola Distribusi Vaksin Covid-19, Seperti Apa?

Rabu, 21 Oktober 2020 - 01:31 WIB
loading...
Pemerintah Tetapkan...
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan skema pendistribusian vaksin Covid-19 bagi masyarakat Indonesia. Salah satu skema yang ditetapkan adalah berdasarkan age specific vaccination atau kelompok usia.

Menteri Riset dan Teknologi atau Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, selain kelompok usia atau umur, pemerintah juga telah menetapkan kelompok lain yang masuk dalam skema pendistribusian vaksin.

Mereka adalah masyarakat berisiko tinggi (komorbid), kontak sosial (contact-pattern vaccine distribution) yang meliputi meliputi tenaga kesehatan, tenaga pendidikan, dan pekerja sektor layanan dan jasa publik, serta geografi (geographic-district vaccination)

"Pola distribusi lain yakni berdasarkan lokasi atau geographic-district vaccination, di mana laju infeksi dan penyebarannya (Covid-19) masih tinggi," ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Selasa (20/10/2020).

( )

Bambang juga mengutarakan, saat ini gedung Indonesia Life Sciences Center (ILSC) di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong akan dijadikan pusat penelitian dan pengembangan vaksin Merah Putih.

Di mana, gedung tersebut sudah tersedia dan tengah didesain agar bisa dibentuk lab di dalamnya. Lab itu nantinya dipakai bagi platform. "Gedung itu juga sedang ditawarkan ke perusahaan untuk line of production," kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menyebut, pihaknya akan menunggu keputusan dari pemerintah pusat terkait dengan keputusan harga vaksin Covid-19.

"Nanti dari pemerintah yang mengfinalisasi price-nya (harga vaksin). Kita hanya akan menyerahkan harga pokok produksinya saja, Karena apa yang kami kerjakan ini kan sifatnya penugasan. Jadi akan ada penugasan dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan kepada Bio Farma," ujar Honesti.



Meski begitu, berdasarkan analisis yang telah dilakukan manajemen Bio Farma, harga vaksin diproyeksikan senilai Rp 200.000 per dus. "Kalau dibandingkan harga dari informasi beberapa media, kita akan menetapkan ada di range low ke middle," kata dia.

Sedangkan, Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, pihaknya terus berpartisipasi dalam uji klinis untuk pasien Covid-19, yakni 2 produk herbal Indonesia untuk imunomodulator dan 1 calon produk vaksin DNA.

( )

Di samping itu, pihaknya juga menyediakan laboratorium untuk tes swab PCR dan melakukan riset baru untuk tes Covid-19 tanpa PCR. "Selain itu Kalbe Farma melakukan pengadaan obat Covid-19 dan transfer teknologi untuk produksinya," katanya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2109 seconds (0.1#10.140)