Mau Coba Main Saham? Simak Tips Trading ala Lo Kheng Hong
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bermain saham atau trading memiliki risiko tersendiri. Oleh sebab itu, trader pemula diwajibkan untuk menyerap ilmu dari pemain saham berpengalaman.
Salah satu trader berpengalaman asal Indonesia yaitu Lo Kheng Hong. Bahkan, dia sampai dijuluki sebagai Warren Buffetnya Indonesia. Dilansir dari buku Berkah dengan Investasi Syariah: Saham Syariah Kelas Pemula karya Mang Amsi, Rabu (28/10/2020), berikut cerita tentang sosok Lo Kheng Hong.
( )
Lo Kheng Hong mulai berinvestasi saat dirinya berumur 20 tahun ketika dirinya menjadi seorang pegawai. "Saya dilahirkan dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Orangtua saya hanya pegawai kecil. Saat tamat SMA, saya tidak punya biaya untuk kuliah. Kemudian saya bekerja di bagian tata usaha sebuah bank. Waktu itu saya disuruh-suruh untuk fotokopi dan lainnya, Kemudian, sambil bekerja, saya pun mulai kuliah. Saya memilih kampus yang murah sesuai kemampuan keuangan saya. Saat bekerja di bank itulah, saya mulai main saham. Saya sempat menjadi kepala cabang. Saya kemudiaan keluar dari bank dan fokus bermain saham," cerita Lo.
Lo Kheng Hong mengilustrasikan besarnya peluang gain dari investasi saham. Saat memilih saham pakan ternak, dia berijtihad karena bisnis ini sederhana dan tidak rumit.
Namun, justru kesederhanaan ini yang akhirnya mengantarkan perusahaan yang bergerak dalam subsektor pakan ternak itu bisa meraup pertumbuhan laba tiap tahunnya.
Salah satu investasi terbaik Lo Kheng Hong adalah ketika dia memiliki lebih dari 8% kepemilikan saham Multibreeder Adirama atau MBAI yang dibeli dengan harga Rp200an sekitar tahun 2002.
Kemudian, dia menjualnya pada tahun 2001 di kisaran angka Rp30.000an. "Produk investasi mana yang bisa memberikan gain ribuan persen dalam beberapa tahun selain saham?," kata Lo.
( )
Menurut dia, sejak bangun pagi sampai tidur, seseorang itu selalu berinteraksi dengan produk-produk perusahaan terbuka. "Ketika kita bangun kemudian ke kamar mandi, di sana kita menemukan kloset bermerek TOTO, yang merupakan produk dari emiten," kata Lo.
Selain itu, saat menggunakan sikat gigi dan sabun ada produk Unilever (UNVR). Kemudian, ketika mencari sarapan ada mie rebus yang merupakan produk dari Indofood (INDF).
"Ketika kita menyalakan televisi, kita kembali berinteraksi seperti MNCN (RCTI, Global TV dan MNC TV), EMTK (Indosiar dan SCTV) dan VIVA (ANTV dan TvOne)," ujarnya.
( )
Dengan cara berpikir seperti itu membuat dirinya fokus untuk berinvestasi di saham. Keputusan sederhana yang pada akhirnya mengantarkannya menjadi triliuner.
Salah satu trader berpengalaman asal Indonesia yaitu Lo Kheng Hong. Bahkan, dia sampai dijuluki sebagai Warren Buffetnya Indonesia. Dilansir dari buku Berkah dengan Investasi Syariah: Saham Syariah Kelas Pemula karya Mang Amsi, Rabu (28/10/2020), berikut cerita tentang sosok Lo Kheng Hong.
( )
Lo Kheng Hong mulai berinvestasi saat dirinya berumur 20 tahun ketika dirinya menjadi seorang pegawai. "Saya dilahirkan dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Orangtua saya hanya pegawai kecil. Saat tamat SMA, saya tidak punya biaya untuk kuliah. Kemudian saya bekerja di bagian tata usaha sebuah bank. Waktu itu saya disuruh-suruh untuk fotokopi dan lainnya, Kemudian, sambil bekerja, saya pun mulai kuliah. Saya memilih kampus yang murah sesuai kemampuan keuangan saya. Saat bekerja di bank itulah, saya mulai main saham. Saya sempat menjadi kepala cabang. Saya kemudiaan keluar dari bank dan fokus bermain saham," cerita Lo.
Lo Kheng Hong mengilustrasikan besarnya peluang gain dari investasi saham. Saat memilih saham pakan ternak, dia berijtihad karena bisnis ini sederhana dan tidak rumit.
Namun, justru kesederhanaan ini yang akhirnya mengantarkan perusahaan yang bergerak dalam subsektor pakan ternak itu bisa meraup pertumbuhan laba tiap tahunnya.
Salah satu investasi terbaik Lo Kheng Hong adalah ketika dia memiliki lebih dari 8% kepemilikan saham Multibreeder Adirama atau MBAI yang dibeli dengan harga Rp200an sekitar tahun 2002.
Kemudian, dia menjualnya pada tahun 2001 di kisaran angka Rp30.000an. "Produk investasi mana yang bisa memberikan gain ribuan persen dalam beberapa tahun selain saham?," kata Lo.
( )
Menurut dia, sejak bangun pagi sampai tidur, seseorang itu selalu berinteraksi dengan produk-produk perusahaan terbuka. "Ketika kita bangun kemudian ke kamar mandi, di sana kita menemukan kloset bermerek TOTO, yang merupakan produk dari emiten," kata Lo.
Selain itu, saat menggunakan sikat gigi dan sabun ada produk Unilever (UNVR). Kemudian, ketika mencari sarapan ada mie rebus yang merupakan produk dari Indofood (INDF).
"Ketika kita menyalakan televisi, kita kembali berinteraksi seperti MNCN (RCTI, Global TV dan MNC TV), EMTK (Indosiar dan SCTV) dan VIVA (ANTV dan TvOne)," ujarnya.
( )
Dengan cara berpikir seperti itu membuat dirinya fokus untuk berinvestasi di saham. Keputusan sederhana yang pada akhirnya mengantarkannya menjadi triliuner.
(ind)