Pelindo IV Dorong Peningkatan Ekspor di Timur Indonesia
loading...
A
A
A
MAKASSAR - PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) selalu berupaya mendorong peningkatan ekspor dan menjaga ketersediaan logistik barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Bahkan di masa pandemi Covid-19, BUMN yang bergerak dibidang jasa kepelabuhanan ini tak berhenti untuk melakukan pelayanan, terutama operasional kapal dan bongkar muat barang di pelabuhan.
Direktur Utama PT Pelindo IV , Prasetyadi mengatakan pihaknya senantiasa menjaga distibrusi logistik dengan memberikan pelayanan selama 7 hari dalam seminggu dan 1 x 24 jam.
“Bahkan di masa pandemi ini, pelayanan operasional kami tidak berubah meskipun harus menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19, utamanya bagi para pegawai yang bekerja di lapangan,” ujarnya.
Dia juga menyebutkan, selain tetap menjaga ketersediaan logistik untuk domestik, pihaknya juga tetap berusaha memenuhi kebutuhan barang untuk warga dunia melalui direct export yang tentunya juga berdampakpada perputaran ekonomi masyarakat.
Seperti upaya direct export yang dilakukan oleh PT Pelindo IV Cabang Pantoloan pada medio September 2020 lalu. Di mana cabang Perseroan yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Tengah itu melakukan launching direct export perdana sebanyak 12 kontainer berisi kelapa biji dan kayu olahan untuk dikirim ke beberapa negara di Asia dari Pelabuhan Pantoloan.
r
General Manager (GM) PT Pelindo IV Cabang Pantoloan, Nengah Suryana Jendra mengatakan, direct export yang dilakukan pihaknya saat itu merupakan sinergi antara Pelindo IV dengan Pemprov Sulteng, eksportir dan perusahaan pelayaran asal Korea Selatan, Sinokor Merchant Marine Co., Ltd.
Menurut dia, sebenarnya sudah lama komoditas asal Sulteng merambah pasar global seperti cokelat, rotan, jagung, arang, kayu olahan dan kelapa biji. Hanya saja selama ini diketahui bahwa komoditas tersebut berasal dari Surabaya dan Jakarta karena dikirim ke luar negeri melalui Pelabuhan Tanjung Perak dan Tanjung Priok, Jakarta, sehingga tidak ada data ekspor yang tercatat oleh Pemprov Sulteng karena semuanya terdata di Surabaya dan Jakarta.
“Padahal komoditasnya dari Sulteng,” ucap Nengah.
Dengan direct export yang dilakukan Pelindo IV dari Pantoloan lanjut dia, komoditas yang akan dikirim ke luar negeri langsung dimasukkan ke dalam kontainer ekspor, sehingga tidak akan terjadi double handling dan barang yang dikirim akan diterima oleh buyer dalam kondisi masih bagus dan juga terjadi efisiensi waktu jika langsung menggunakan peti kemas ekspor dari Pantoloan.
“Penurunan biayanya lumayan besar, antara 25% hingga 30% sebab tidak ada lagi double handling dan biaya relokasi peti kemas,” sebutnya.
Sebelumnya, pada Maret tahun ini, manajemen PT Pelindo IV bekerja sama dengan SeaLand milik Maersk Line Group juga melakukan direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri melalui Terminal Peti Kemas Makassar (TPM).
Pada pengapalan perdana ke luar negeri itu, SeaLand memuat komoditas unggulan asal Sulawesi Selatan, melalui konsolidasi kargo dari semua pengusaha atau eksportir yang ada.
Komoditas yang disiapkan di antaranya produk perikanan seperti ikan beku, udang, gurita, cumi dan rumput laut yang cukup banyak terdapat di wilayah Sulsel dan diangkut menggunakan kapal milik SeaLand, Maersk Wolgast.
Tentunya diharapkan, direct call yang dilakukan bersama SeaLand ini bisa menopang peningkatan jumlah ekspor dari Sulsel, sehingga juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah ini.
Selain dari TPM, SeaLand juga melakukan direct call dari Balikpapan, tepatnya Kaltim Kariangau Terminal (KKT). Hal itu tentunya melihat potensi ekspor utamanya dari Kalimantan Timur yang juga cukup besar.
Tercatat bahwa kegiatan ekspor impor di wilayah Kaltim mencapai 783 box kontainer per bulan dengan komoditas yang dikirim berupa plywood, rumput laut, bungkil, spare part dan oli bekas yang dikirim dan juga didatangkan dari beberapa negara yakni Jepang, Korea, Shanghai dan China.
Untuk diketahui, hampir semua kegiatan ekspor impor di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara melalui Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau sebagai hub port. Adapun rute Maersk Wolgast yaitu Tanjung Pelepas, Singapura, Makassar, Balikpapan, Tawau, Davao City, Cagayan de Oro, Shanghai, Ningbo, Tanjung Pelepas, Thilawa dan Yangon.
Bahkan di masa pandemi Covid-19, BUMN yang bergerak dibidang jasa kepelabuhanan ini tak berhenti untuk melakukan pelayanan, terutama operasional kapal dan bongkar muat barang di pelabuhan.
Direktur Utama PT Pelindo IV , Prasetyadi mengatakan pihaknya senantiasa menjaga distibrusi logistik dengan memberikan pelayanan selama 7 hari dalam seminggu dan 1 x 24 jam.
“Bahkan di masa pandemi ini, pelayanan operasional kami tidak berubah meskipun harus menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19, utamanya bagi para pegawai yang bekerja di lapangan,” ujarnya.
Dia juga menyebutkan, selain tetap menjaga ketersediaan logistik untuk domestik, pihaknya juga tetap berusaha memenuhi kebutuhan barang untuk warga dunia melalui direct export yang tentunya juga berdampakpada perputaran ekonomi masyarakat.
Seperti upaya direct export yang dilakukan oleh PT Pelindo IV Cabang Pantoloan pada medio September 2020 lalu. Di mana cabang Perseroan yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Tengah itu melakukan launching direct export perdana sebanyak 12 kontainer berisi kelapa biji dan kayu olahan untuk dikirim ke beberapa negara di Asia dari Pelabuhan Pantoloan.
r
General Manager (GM) PT Pelindo IV Cabang Pantoloan, Nengah Suryana Jendra mengatakan, direct export yang dilakukan pihaknya saat itu merupakan sinergi antara Pelindo IV dengan Pemprov Sulteng, eksportir dan perusahaan pelayaran asal Korea Selatan, Sinokor Merchant Marine Co., Ltd.
Menurut dia, sebenarnya sudah lama komoditas asal Sulteng merambah pasar global seperti cokelat, rotan, jagung, arang, kayu olahan dan kelapa biji. Hanya saja selama ini diketahui bahwa komoditas tersebut berasal dari Surabaya dan Jakarta karena dikirim ke luar negeri melalui Pelabuhan Tanjung Perak dan Tanjung Priok, Jakarta, sehingga tidak ada data ekspor yang tercatat oleh Pemprov Sulteng karena semuanya terdata di Surabaya dan Jakarta.
“Padahal komoditasnya dari Sulteng,” ucap Nengah.
Dengan direct export yang dilakukan Pelindo IV dari Pantoloan lanjut dia, komoditas yang akan dikirim ke luar negeri langsung dimasukkan ke dalam kontainer ekspor, sehingga tidak akan terjadi double handling dan barang yang dikirim akan diterima oleh buyer dalam kondisi masih bagus dan juga terjadi efisiensi waktu jika langsung menggunakan peti kemas ekspor dari Pantoloan.
“Penurunan biayanya lumayan besar, antara 25% hingga 30% sebab tidak ada lagi double handling dan biaya relokasi peti kemas,” sebutnya.
Sebelumnya, pada Maret tahun ini, manajemen PT Pelindo IV bekerja sama dengan SeaLand milik Maersk Line Group juga melakukan direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri melalui Terminal Peti Kemas Makassar (TPM).
Pada pengapalan perdana ke luar negeri itu, SeaLand memuat komoditas unggulan asal Sulawesi Selatan, melalui konsolidasi kargo dari semua pengusaha atau eksportir yang ada.
Komoditas yang disiapkan di antaranya produk perikanan seperti ikan beku, udang, gurita, cumi dan rumput laut yang cukup banyak terdapat di wilayah Sulsel dan diangkut menggunakan kapal milik SeaLand, Maersk Wolgast.
Tentunya diharapkan, direct call yang dilakukan bersama SeaLand ini bisa menopang peningkatan jumlah ekspor dari Sulsel, sehingga juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah ini.
Selain dari TPM, SeaLand juga melakukan direct call dari Balikpapan, tepatnya Kaltim Kariangau Terminal (KKT). Hal itu tentunya melihat potensi ekspor utamanya dari Kalimantan Timur yang juga cukup besar.
Tercatat bahwa kegiatan ekspor impor di wilayah Kaltim mencapai 783 box kontainer per bulan dengan komoditas yang dikirim berupa plywood, rumput laut, bungkil, spare part dan oli bekas yang dikirim dan juga didatangkan dari beberapa negara yakni Jepang, Korea, Shanghai dan China.
Untuk diketahui, hampir semua kegiatan ekspor impor di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara melalui Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau sebagai hub port. Adapun rute Maersk Wolgast yaitu Tanjung Pelepas, Singapura, Makassar, Balikpapan, Tawau, Davao City, Cagayan de Oro, Shanghai, Ningbo, Tanjung Pelepas, Thilawa dan Yangon.
(agn)