Pengamat Migas Memperingatkan: Krisis Energi Sudah di Depan Mata
loading...
A
A
A
Selain itu, lanjutnya, pengusaha dalam negeri, seperti Pertamina perlu meningkatkan produksi migasnya. Elan mengungkapkan, ada semacam "State of the Art" untuk mendorong Pertamina meningkatkan produksinya. "Pertamina harus meningkatkan kelasnya menjadi perusahaan kelas global," imbuh mantan Kabag humas SKK Migas itu.
(Baca Juga: Pertamina Lanjutkan Proyek Strategis untuk Masa Depan Energi Nasional )
Elan juga mengingatkan, pemerintah agar memperbesar bauran energi dari energi baru dan terbarukan. Karena hal ini diatur dalam Kebijakan Energi Nasional/Rencana Umum Energi Nasional (KEN/RUEN) yang disusun oleh Dewan Energi Nasional (DEN). Kebijakan ini diketuai Presiden RI, Joko Widodo, dengan Menteri ESDM sebagai Ketua Harian.
"Semua konsep dan rencana yang disusun DEN tersebut, tentunya harus secara konsisten dieksekusi dengan baik oleh para pihak yang dipimpin oleh 'The right person at the right position'," tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, permasalahan di industri migas di Tanah Air relatif klasik.
Menurut Eddy, permasalahan tidak hanya di sektor penurunan konsisten lifting migas. Namun, banyak juga investor migas besar hengkang dari Indonesia. Imbasnya, men-trigger, penurunan lifting migas, dan berpotensi habis dalam 15 tahun mendatang.
"Solusinya perlu investasi siginifikan dari pengusaha dalam negeri. Pertamina perlu meningkatkan produksi migasnya," ujarnya, beberapa waktu lalu.
Eddy menjelaskan, perlu insentif serta perangkat hukum guna menarik investor besar masuk ke Indonesia. Selain itu, lanjutnya, bauran energi juga perlu diperbesar dari energi baru dan terbarukan. Termasuk pemanfaatan energi matahari, angin, geothermal yang cukup tinggi di Indonesia.
"Kita berharap dengan produk hukum baru akan mempercepat hadirnya investasi di energi baru dan terbarukan. Agar power energi di sektor energi baru dan terbarukan meningkat siginifikan. Mengingat, energi yang dimanfaatkan baru 2,5 persen dari total potensi 400 Gigawatt yang ada," kata Sekjen DPP PAN ini.
(Baca Juga: Pertamina Lanjutkan Proyek Strategis untuk Masa Depan Energi Nasional )
Elan juga mengingatkan, pemerintah agar memperbesar bauran energi dari energi baru dan terbarukan. Karena hal ini diatur dalam Kebijakan Energi Nasional/Rencana Umum Energi Nasional (KEN/RUEN) yang disusun oleh Dewan Energi Nasional (DEN). Kebijakan ini diketuai Presiden RI, Joko Widodo, dengan Menteri ESDM sebagai Ketua Harian.
"Semua konsep dan rencana yang disusun DEN tersebut, tentunya harus secara konsisten dieksekusi dengan baik oleh para pihak yang dipimpin oleh 'The right person at the right position'," tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, permasalahan di industri migas di Tanah Air relatif klasik.
Menurut Eddy, permasalahan tidak hanya di sektor penurunan konsisten lifting migas. Namun, banyak juga investor migas besar hengkang dari Indonesia. Imbasnya, men-trigger, penurunan lifting migas, dan berpotensi habis dalam 15 tahun mendatang.
"Solusinya perlu investasi siginifikan dari pengusaha dalam negeri. Pertamina perlu meningkatkan produksi migasnya," ujarnya, beberapa waktu lalu.
Eddy menjelaskan, perlu insentif serta perangkat hukum guna menarik investor besar masuk ke Indonesia. Selain itu, lanjutnya, bauran energi juga perlu diperbesar dari energi baru dan terbarukan. Termasuk pemanfaatan energi matahari, angin, geothermal yang cukup tinggi di Indonesia.
"Kita berharap dengan produk hukum baru akan mempercepat hadirnya investasi di energi baru dan terbarukan. Agar power energi di sektor energi baru dan terbarukan meningkat siginifikan. Mengingat, energi yang dimanfaatkan baru 2,5 persen dari total potensi 400 Gigawatt yang ada," kata Sekjen DPP PAN ini.
(akr)