Tak Sekadar Melindungi, Allianz Memberi Ketenangan Pikiran
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Wajah perempuan muda itu terlihat cemas, dipangkuannya tampak seorang anak kecil terlihat lemas. Sedari pagi tak henti buang air besar, bukan sekali tapi berkali-kali.
Tak ada gairah hidup. Matanya terlihat kosong. Tangan mungilnya memeluk erat sang ibu yang begitu khawatir.
Perempuan itu adalah Ani Dwi Lutfiyah. Buah hatinya terkena diare akut. Kisah pilu itu dialaminya medio 26 Februari 2019.
Ani Dwi Lutfiyah berkisah, setelah anaknya tak lagi ASI untuk pertama kalinya harus bersinggungan dengan rumah sakit, dikarenakan anaknya didera diare akut. Kejadian itu pada 26 Februari 2019 masuk rumah sakit hingga 27 Februari 2019.
Tentu apa yang dialami Ani, juga pernah dialami kebanyakan ibu-ibu. Beruntung bagi dia, dalam kondisi tersebut tak harus dipusingkan dengan persoalan biaya.
Betapa tidak, sebagai ibu yang memiliki literasi pentingnya berasuransi maka pada 2017 membuka polis untuk anak. Ani Dwi Lutfiyah kepincut dengan memilih Allianz sebagai asuransi yang mengcover kebutuhan kesehatan anaknya.
“Bersyukur biaya rumah sakit bukan jadi kendala, karena saya sudah menyiapkan asuransi buat anak sejak umur 7 bulan. Agen saya datang menggunjungi dan memberikan arahan seputar klaim di Allianz,” ujarnya membagikan pengalamannya.
Kata dia, jika banyak asumsi berasuransi menjadi hal ribet dan kurang bagus. Justru yang dialaminya jauh dari hal tersebut, karena dua hari setelah rawat inap anaknya langsung mengurus formulir diagnosa dokter dari Allianz yang harus ditandatangani dokter yang menangani. Karena menunggu formulir jadi dari Rumah Sakit hampir dua minggu, proses penggajuan sedikit telat.
Prosesnyapun mudah, secara digital setelah semua berkas siap, maka seluruh kebutuhan administrasi diunggah, seperti rincian biaya rumah sakit, rincian obat-obatan, kuitansi pembayaran di rumah sakit dan formulir diagnosa dokter.
“Dan tidak menyangka, klaim begitu mudah. Setelah saya upload 3 hari setelahnya Allianz mengganti biaya rumah sakit. Tepatnya tanggal 22 Maret Allianz mentransfer ke rekening saya. Hanya 3 hari, dan itupun saya tidak ribet hanya upload dari HP melalui aplikasi Allianz Eazy Claim,” katanya.
Atas kemudahan tersebut, Ani Dwi Lutfiyah menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Terima kasih Allianz telah memberikan kemudahan saat klaim, dan benar-benar menjawab pertanyaan saya selama ini bahwa klaim itu mudah di Allianz,” tuturnya.
Tagline yang diusung Allianz “ To Insure More People and To Give Peace of Mind”, rupanya bukan sekedar moto semata. Justru benar-benar diwujudkan, bahwa pentingnya berasuransi diterapkan dalam kehidupan.
Pengalaman lainnya juga dirasakan, Gunadi salah satu nasabah Allianz.
Gunadi bercerita, pada Oktober 2019 lalu menemani istri kontrol ke dokter di Penang. Lalu, sekalian periksa jantung dan itu iseng saja periksa karena masih muda, olahraga teratur, tidak merokok dan kolesterol normal.
Tidak disangka ada penyumbatan 90% dan harus memasang ring.
“Saya langsung opname hari itu juga, tanpa ada persiapan apapun. Ternyata pikiran kalau masih muda itu tidak perlu asuransi adalah pikiran yang salah. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kesehatan kita, sebaik apapun kita menjaganya,” kenangnya.
Pada saat itu, ungkap dia, istri Gunadi langsung menghubungi Agent Allianz, Ivan.
“Agent kami sangat membantu sekali dalam memberikan penjelasan maupun pengarahan karena kami sama sekali belum pernah claim asuransi kesehatan. Agent kami segera mengirimkan form melalui email yang harus diisi oleh dokter dan memberikan informasi juga apa saja yang harus dipersiapkan,” paparnya.
Setelah kembali pulang, Gunadi segera mengirimkan semua berkas-berkas yang diperlukan dan tidak disangka hanya dalam waktu 10 hari klaim CI 100 dan 49 penyakit kritis langsung cair. Dan dalam 20 hari, flexycare Gunadi juga cair. Sangat tidak ribet dan berbelit
“Bersyukur sekali memiliki polis asuransi Allianz yang melindungi biaya kesehatan saya, bahkan membayarkan premi selanjutnya sampai saya berusia 65 tahun. Terima kasih Allianz,” katanya.
Head of Corporate Communications Allianz Indonesia, Wahyuni Murtiani menjelaskan, Allianz berkomitmen untuk mempertahankan kepercayaan nasabah sekaligus memberikan pengalaman terbaik bagi mereka.
Berbagai penghargaan yang telah diperoleh membuktikan komitmen tersebut dan menunjukkan bahwa berbagai inisiatif yang dilakukan oleh Allianz bertujuan untuk meningkatkan layanan dan memberikan solusi terbaik bagi para nasabah.
“Kami percaya bahwa customer centricity akan memberikan pengalaman positif bagi nasabah dalam mempertahankan posisi perusahaan di pasar dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Customer centricity tidak hanya membantu Allianz membangun kepercayaan dan loyalitas nasabah, tetapi juga reputasi yang kuat,”jelasnya.
Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penetrasi asuransi dan literasi keuangan dengan memberikan perlindungan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia.
Wahyuni Murtiani menuturkan, Allianz Indonesia menyadari teknologi digital memiliki peran yang tidak terpisahkan dari masyarakat, khususnya generasi milenial, dan telah menyiapkan langkah strategis yang diperlukan, yaitu dengan melakukan transformasi digital untuk menghasilkan beragam produk dan layanan berbasi digital sesuai kebutuhan nasabah saat ini dengan cepat.
Untuk itu, Allianz Indonesia telah melakukan transformasi digital serta menghadirkan rangkaian inovasi digital untuk bertahan di era disrupsi digital serta menjawab kebutuhan konsumen yang dinamis dan digitally-connected.
“Kami percaya bahwa transformasi digital yang berfokus pada customer centricity dapat memberikan pengalaman terbaik bagi nasabah. Aspirasi ini didukung oleh penyediaan platform dan integrasi yang berkelanjutan untuk mampu menghadirkan fitur dan fungsi baru yang lebih cepat dan aman bagi nasabah. Dengan transformasi ini, Allianz Indonesia berupaya untuk menjadi mitra yang lebih terpercaya dan inovatif bagi nasabah kami,” tuturnya.
Dalam rangka mendorong literasi ke masyarakat bahwa asuransi itu sangat bermanfaat, Allianz mewujudkannya melalui beragam program CSR.
Allianz melakukan literasi keuangan ke masyarakat luas khususnya anak muda dengan tema-tema seperti asuransi, menabung, serta topik pengelolaan keuangan.
Selain itu, pihaknya terus memberikan edukasi melalui tenaga pemasar berlisensi, akan pentingnya proteksi asuransi terhadap berbagai risiko kehidupan, seperti sakit atau meninggal dunia.
“Semuanya dilakukan sebagai bentuk komitmen kami untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penetrasi asuransi dan literasi keuangan sehingga dapat memberikan perlindungan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia,” terangnya.
Wahyuni Murtiani memaparkan, mengusung tagline “To Insure More People and To Give Peace of Mind", menjadi komitmen Allianz Indonesia untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penetrasi asuransi, serta literasi keuangan dengan memberikan perlindungan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, juga hadir memberikan solusi dan layanan yang membantu nasabah di saat paling diperlukan.
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Pada tahun 1989, Allianz mendirikan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, perusahaan asuransi umum. Kemudian, Allianz memasuki bisnis asuransi jiwa, kesehatan dan dana pensiun dengan mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia di tahun 1996.
Di tahun 2006, Allianz Utama dan Allianz Life memulai bisnis asuransi syariah. Kini Allianz Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 karyawan dan lebih dari 30.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya. Saat ini, Allianz menjadi salah satu asuransi terkemuka di Indonesia yang dipercaya untuk melindungi lebih dari 9 juta tertanggung di Indonesia.
Wahyuni Murtiani memaparkan, risiko bisa datang kapan saja di mana saja. Risiko ini bisa terjadi pada diri kita sendiri maupun pada aset-aset yang kita miliki, sehingga seringkali menimbulkan pula dampak finansial atau keuangan.
Untuk itu, masyarakat perlu memiliki asuransi untuk melindungi jiwa, kesehatan dan asset-aset yang dimiliki.
“Saat sakit, asuransi kesehatan akan menanggung biaya pengobatannya. Untuk asuransi jiwa, keluarga yang ditinggalkan akan menerima uang pertanggungan sebagai salah satu jalan untuk melanjutkan hidup. Terakhir, adalah Asuransi umum yang melindungi aset seperti rumah atau mobil dari berbagai risiko,” pungkasnya.
Penting Berasuransi untuk Masa Depan
Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Sulsel, Andy Anwar menjelaskan, sangat penting karena dengan berasuransi berarti mengalihkan resiko bencana keuangan ke Perusahaan Asuransi.
Semisal, kalau orang sakit tanpa asuransi, maka harus bayar sendiri dengan mengambil uang ditabungan jika ada dan lainnya.
Makanya, terus dilakukan sosialisasi bahwa betapa pentingnya memiliki Polis Asuransi sesuai kebutuhan, juga berperan dalam menyalurkan tenaga kerja dengan menjadi Agen Asuransi yang profesional.
“Memiliki asuransi itu penting, karena nasabah akan terproteksi dari tiga resiko kehidupan, seperti meninggal terlalu cepat, maka keluarga tercinta yg ditinggal butuh dana darurat utk melanjutkan kehidupan,” terangnya.
Lalu, hidup Terlalu Lama, contoh hidup sampai usia tua diatas 70 tahun maka butuh dana pensiun yang harus disiapkan sejak awal.
Kemudian, jika cacat tetap total atau sakit kritis, maka butuh dana darurat untuk membiaya hidup mereka karena tidak bisa bekerja lagi. Termasuk butuh uang yang banyak untuk biaya-biaya Rumah sakit, sudah banyak orang yg hidupnya menderita karena uang tabungan dan harta habis utk bayar biaya Rumah Sakit
“Masyarakat semakin banyak yang sadar akan pentingnya Asuransi, Pemerintah dalam hal ini OJK sdh memfasilitasi hal ini juga, dengan adanya BPJS juga semakin membuat orang sadar akan resiko jika sakit tdk punya Asuransi,”ujarnya.
Andy Anwar mengungkapkan, pertumbuhan asuransi jiwa dari tahun ke tahun meningkat, seiring meningkatnya pendapatan seseorang karena setiap manusia mau safety.
Asuransi paling diminati, yakni asuransi kesehatan plus sakit kritis, whole life (Asuransi Jiwa Seumur Hidup).
Pemerintah dalam hal ini OJK, AAJI dan seluruh Perusahaan Asuransi Jiwa Sangat Penting untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi ke Masyarakat
Tak ada gairah hidup. Matanya terlihat kosong. Tangan mungilnya memeluk erat sang ibu yang begitu khawatir.
Perempuan itu adalah Ani Dwi Lutfiyah. Buah hatinya terkena diare akut. Kisah pilu itu dialaminya medio 26 Februari 2019.
Ani Dwi Lutfiyah berkisah, setelah anaknya tak lagi ASI untuk pertama kalinya harus bersinggungan dengan rumah sakit, dikarenakan anaknya didera diare akut. Kejadian itu pada 26 Februari 2019 masuk rumah sakit hingga 27 Februari 2019.
Tentu apa yang dialami Ani, juga pernah dialami kebanyakan ibu-ibu. Beruntung bagi dia, dalam kondisi tersebut tak harus dipusingkan dengan persoalan biaya.
Betapa tidak, sebagai ibu yang memiliki literasi pentingnya berasuransi maka pada 2017 membuka polis untuk anak. Ani Dwi Lutfiyah kepincut dengan memilih Allianz sebagai asuransi yang mengcover kebutuhan kesehatan anaknya.
“Bersyukur biaya rumah sakit bukan jadi kendala, karena saya sudah menyiapkan asuransi buat anak sejak umur 7 bulan. Agen saya datang menggunjungi dan memberikan arahan seputar klaim di Allianz,” ujarnya membagikan pengalamannya.
Kata dia, jika banyak asumsi berasuransi menjadi hal ribet dan kurang bagus. Justru yang dialaminya jauh dari hal tersebut, karena dua hari setelah rawat inap anaknya langsung mengurus formulir diagnosa dokter dari Allianz yang harus ditandatangani dokter yang menangani. Karena menunggu formulir jadi dari Rumah Sakit hampir dua minggu, proses penggajuan sedikit telat.
Prosesnyapun mudah, secara digital setelah semua berkas siap, maka seluruh kebutuhan administrasi diunggah, seperti rincian biaya rumah sakit, rincian obat-obatan, kuitansi pembayaran di rumah sakit dan formulir diagnosa dokter.
“Dan tidak menyangka, klaim begitu mudah. Setelah saya upload 3 hari setelahnya Allianz mengganti biaya rumah sakit. Tepatnya tanggal 22 Maret Allianz mentransfer ke rekening saya. Hanya 3 hari, dan itupun saya tidak ribet hanya upload dari HP melalui aplikasi Allianz Eazy Claim,” katanya.
Atas kemudahan tersebut, Ani Dwi Lutfiyah menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Terima kasih Allianz telah memberikan kemudahan saat klaim, dan benar-benar menjawab pertanyaan saya selama ini bahwa klaim itu mudah di Allianz,” tuturnya.
Tagline yang diusung Allianz “ To Insure More People and To Give Peace of Mind”, rupanya bukan sekedar moto semata. Justru benar-benar diwujudkan, bahwa pentingnya berasuransi diterapkan dalam kehidupan.
Pengalaman lainnya juga dirasakan, Gunadi salah satu nasabah Allianz.
Gunadi bercerita, pada Oktober 2019 lalu menemani istri kontrol ke dokter di Penang. Lalu, sekalian periksa jantung dan itu iseng saja periksa karena masih muda, olahraga teratur, tidak merokok dan kolesterol normal.
Tidak disangka ada penyumbatan 90% dan harus memasang ring.
“Saya langsung opname hari itu juga, tanpa ada persiapan apapun. Ternyata pikiran kalau masih muda itu tidak perlu asuransi adalah pikiran yang salah. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kesehatan kita, sebaik apapun kita menjaganya,” kenangnya.
Pada saat itu, ungkap dia, istri Gunadi langsung menghubungi Agent Allianz, Ivan.
“Agent kami sangat membantu sekali dalam memberikan penjelasan maupun pengarahan karena kami sama sekali belum pernah claim asuransi kesehatan. Agent kami segera mengirimkan form melalui email yang harus diisi oleh dokter dan memberikan informasi juga apa saja yang harus dipersiapkan,” paparnya.
Setelah kembali pulang, Gunadi segera mengirimkan semua berkas-berkas yang diperlukan dan tidak disangka hanya dalam waktu 10 hari klaim CI 100 dan 49 penyakit kritis langsung cair. Dan dalam 20 hari, flexycare Gunadi juga cair. Sangat tidak ribet dan berbelit
“Bersyukur sekali memiliki polis asuransi Allianz yang melindungi biaya kesehatan saya, bahkan membayarkan premi selanjutnya sampai saya berusia 65 tahun. Terima kasih Allianz,” katanya.
Head of Corporate Communications Allianz Indonesia, Wahyuni Murtiani menjelaskan, Allianz berkomitmen untuk mempertahankan kepercayaan nasabah sekaligus memberikan pengalaman terbaik bagi mereka.
Berbagai penghargaan yang telah diperoleh membuktikan komitmen tersebut dan menunjukkan bahwa berbagai inisiatif yang dilakukan oleh Allianz bertujuan untuk meningkatkan layanan dan memberikan solusi terbaik bagi para nasabah.
“Kami percaya bahwa customer centricity akan memberikan pengalaman positif bagi nasabah dalam mempertahankan posisi perusahaan di pasar dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Customer centricity tidak hanya membantu Allianz membangun kepercayaan dan loyalitas nasabah, tetapi juga reputasi yang kuat,”jelasnya.
Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penetrasi asuransi dan literasi keuangan dengan memberikan perlindungan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia.
Wahyuni Murtiani menuturkan, Allianz Indonesia menyadari teknologi digital memiliki peran yang tidak terpisahkan dari masyarakat, khususnya generasi milenial, dan telah menyiapkan langkah strategis yang diperlukan, yaitu dengan melakukan transformasi digital untuk menghasilkan beragam produk dan layanan berbasi digital sesuai kebutuhan nasabah saat ini dengan cepat.
Untuk itu, Allianz Indonesia telah melakukan transformasi digital serta menghadirkan rangkaian inovasi digital untuk bertahan di era disrupsi digital serta menjawab kebutuhan konsumen yang dinamis dan digitally-connected.
“Kami percaya bahwa transformasi digital yang berfokus pada customer centricity dapat memberikan pengalaman terbaik bagi nasabah. Aspirasi ini didukung oleh penyediaan platform dan integrasi yang berkelanjutan untuk mampu menghadirkan fitur dan fungsi baru yang lebih cepat dan aman bagi nasabah. Dengan transformasi ini, Allianz Indonesia berupaya untuk menjadi mitra yang lebih terpercaya dan inovatif bagi nasabah kami,” tuturnya.
Dalam rangka mendorong literasi ke masyarakat bahwa asuransi itu sangat bermanfaat, Allianz mewujudkannya melalui beragam program CSR.
Allianz melakukan literasi keuangan ke masyarakat luas khususnya anak muda dengan tema-tema seperti asuransi, menabung, serta topik pengelolaan keuangan.
Selain itu, pihaknya terus memberikan edukasi melalui tenaga pemasar berlisensi, akan pentingnya proteksi asuransi terhadap berbagai risiko kehidupan, seperti sakit atau meninggal dunia.
“Semuanya dilakukan sebagai bentuk komitmen kami untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penetrasi asuransi dan literasi keuangan sehingga dapat memberikan perlindungan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia,” terangnya.
Wahyuni Murtiani memaparkan, mengusung tagline “To Insure More People and To Give Peace of Mind", menjadi komitmen Allianz Indonesia untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan penetrasi asuransi, serta literasi keuangan dengan memberikan perlindungan kepada lebih banyak masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, juga hadir memberikan solusi dan layanan yang membantu nasabah di saat paling diperlukan.
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Pada tahun 1989, Allianz mendirikan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, perusahaan asuransi umum. Kemudian, Allianz memasuki bisnis asuransi jiwa, kesehatan dan dana pensiun dengan mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia di tahun 1996.
Di tahun 2006, Allianz Utama dan Allianz Life memulai bisnis asuransi syariah. Kini Allianz Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 karyawan dan lebih dari 30.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya. Saat ini, Allianz menjadi salah satu asuransi terkemuka di Indonesia yang dipercaya untuk melindungi lebih dari 9 juta tertanggung di Indonesia.
Wahyuni Murtiani memaparkan, risiko bisa datang kapan saja di mana saja. Risiko ini bisa terjadi pada diri kita sendiri maupun pada aset-aset yang kita miliki, sehingga seringkali menimbulkan pula dampak finansial atau keuangan.
Untuk itu, masyarakat perlu memiliki asuransi untuk melindungi jiwa, kesehatan dan asset-aset yang dimiliki.
“Saat sakit, asuransi kesehatan akan menanggung biaya pengobatannya. Untuk asuransi jiwa, keluarga yang ditinggalkan akan menerima uang pertanggungan sebagai salah satu jalan untuk melanjutkan hidup. Terakhir, adalah Asuransi umum yang melindungi aset seperti rumah atau mobil dari berbagai risiko,” pungkasnya.
Penting Berasuransi untuk Masa Depan
Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Sulsel, Andy Anwar menjelaskan, sangat penting karena dengan berasuransi berarti mengalihkan resiko bencana keuangan ke Perusahaan Asuransi.
Semisal, kalau orang sakit tanpa asuransi, maka harus bayar sendiri dengan mengambil uang ditabungan jika ada dan lainnya.
Makanya, terus dilakukan sosialisasi bahwa betapa pentingnya memiliki Polis Asuransi sesuai kebutuhan, juga berperan dalam menyalurkan tenaga kerja dengan menjadi Agen Asuransi yang profesional.
“Memiliki asuransi itu penting, karena nasabah akan terproteksi dari tiga resiko kehidupan, seperti meninggal terlalu cepat, maka keluarga tercinta yg ditinggal butuh dana darurat utk melanjutkan kehidupan,” terangnya.
Lalu, hidup Terlalu Lama, contoh hidup sampai usia tua diatas 70 tahun maka butuh dana pensiun yang harus disiapkan sejak awal.
Kemudian, jika cacat tetap total atau sakit kritis, maka butuh dana darurat untuk membiaya hidup mereka karena tidak bisa bekerja lagi. Termasuk butuh uang yang banyak untuk biaya-biaya Rumah sakit, sudah banyak orang yg hidupnya menderita karena uang tabungan dan harta habis utk bayar biaya Rumah Sakit
“Masyarakat semakin banyak yang sadar akan pentingnya Asuransi, Pemerintah dalam hal ini OJK sdh memfasilitasi hal ini juga, dengan adanya BPJS juga semakin membuat orang sadar akan resiko jika sakit tdk punya Asuransi,”ujarnya.
Andy Anwar mengungkapkan, pertumbuhan asuransi jiwa dari tahun ke tahun meningkat, seiring meningkatnya pendapatan seseorang karena setiap manusia mau safety.
Asuransi paling diminati, yakni asuransi kesehatan plus sakit kritis, whole life (Asuransi Jiwa Seumur Hidup).
Pemerintah dalam hal ini OJK, AAJI dan seluruh Perusahaan Asuransi Jiwa Sangat Penting untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi ke Masyarakat
(luq)