Setelah Lima Tahun Berlayar, Tol Laut Akhirnya Catatkan Sejarah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui program tol laut mencatat sejarah dengan keberhasilannya mengirim hasil alam dari Merauke sebagai muatan balik ke Pulau Jawa, tepatnya di Surabaya. Biasanya, muatan balik menjadi permasalahan utama dalam program tol laut. Namun kali ini sebanyak 16 (enam belas) kontainer yang diangkut dengan kapal tol laut dari Merauke telah tiba di Surabaya sejak Kamis (19/11/2020).
"Kapal tersebut merupakan bagian dari program Kementerian Perhubungan melalui penyelenggaraan Tol Laut yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dan operator kapal," ujar Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keamanan Kemaritiman, Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana di Jakarta, Jumat (20/11/2020). ( Baca juga:Kemenhub Optimistis dengan Rekomposisi Anggaran Tahun 2021 )
Menurutnya penyelenggaraan program tol laut dalam rangka merespons adanya surplus beras sebesar 200 ribu ton yang berada di Merauke sebagai muatan balik ke Jawa dengan menggunakan Kapal Logistik Nusantara 2.
Pendistribusian logistik beras dari Merauke ke Pulau Jawa akan menjadi catatan sejarah tersendiri karena merupakan pengiriman perdana melalui Program Tol Laut. Ke depan, tidak hanya beras tapi juga produksi sagu, kopra, gambir, karet dan hasil laut seperti ikan, kepiting dan hasil alam lain bisa dikirim ke daerah Jawa dan daerah-daerah lain.
"Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama dari semua pihak dan stakeholder utamanya pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan dinas terkait, termasuk operator kapal PT Pelni dan PT Sarana Bandar Nasional," ucap Buyung.
Dengan adanya program Tol Laut, pemerintah dapat memastikan terpenuhinya logistik, baik distribusi kebutuhan pokok maupun barang penting lainnya secara terjadwal dan pasti. Efek dari Tol Laut adalah adanya pengurangan selisih harga antar-pulau yang akhirnya dapat meningkatan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Program Tol Laut menjadi bukti nyata upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan ke daerah tertinggal, terdepan, rerluar dan perbatasan (3TP). “Tol laut juga menjadi angkutan laut yang berlayar secara rutin dan terjadwal dari wilayah barat sampai timur Indonesia dan sebaliknya,” tutup Buyung. ( Baca juga:Habib Rizieq Dikabarkan Positif Covid-19, FPI: Beliau Hanya Butuh Istirahat )
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bekerja sama dengan pemerintah daerah dan operator mengangkut logistik sebanyak 15 kontainer beras dan satu kontainer biji gebang dari Pelabuhan Merauke Papua menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada 13 November 2020 lalu. Logistik tersebut diangkut dengan Kapal Logistik Nusantara 2 berkode trayek T-18 yang memiliki rute trayek Tanjung Perak-Badas-Bima-Merauke.
Tol Laut merupakan program yang digagas oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015. Program ini merupakan sistem pengangkutan logistik kelautan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di Nusantara. Tujuannya untuk mengurangi disparitas harga antar-wilayah, antarpulau, antardaerah serta memangkas biaya logistik yang mahal.
"Kapal tersebut merupakan bagian dari program Kementerian Perhubungan melalui penyelenggaraan Tol Laut yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dan operator kapal," ujar Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keamanan Kemaritiman, Mayjen TNI Mar (Purn) Buyung Lalana di Jakarta, Jumat (20/11/2020). ( Baca juga:Kemenhub Optimistis dengan Rekomposisi Anggaran Tahun 2021 )
Menurutnya penyelenggaraan program tol laut dalam rangka merespons adanya surplus beras sebesar 200 ribu ton yang berada di Merauke sebagai muatan balik ke Jawa dengan menggunakan Kapal Logistik Nusantara 2.
Pendistribusian logistik beras dari Merauke ke Pulau Jawa akan menjadi catatan sejarah tersendiri karena merupakan pengiriman perdana melalui Program Tol Laut. Ke depan, tidak hanya beras tapi juga produksi sagu, kopra, gambir, karet dan hasil laut seperti ikan, kepiting dan hasil alam lain bisa dikirim ke daerah Jawa dan daerah-daerah lain.
"Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama dari semua pihak dan stakeholder utamanya pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan dinas terkait, termasuk operator kapal PT Pelni dan PT Sarana Bandar Nasional," ucap Buyung.
Dengan adanya program Tol Laut, pemerintah dapat memastikan terpenuhinya logistik, baik distribusi kebutuhan pokok maupun barang penting lainnya secara terjadwal dan pasti. Efek dari Tol Laut adalah adanya pengurangan selisih harga antar-pulau yang akhirnya dapat meningkatan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Program Tol Laut menjadi bukti nyata upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan ke daerah tertinggal, terdepan, rerluar dan perbatasan (3TP). “Tol laut juga menjadi angkutan laut yang berlayar secara rutin dan terjadwal dari wilayah barat sampai timur Indonesia dan sebaliknya,” tutup Buyung. ( Baca juga:Habib Rizieq Dikabarkan Positif Covid-19, FPI: Beliau Hanya Butuh Istirahat )
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bekerja sama dengan pemerintah daerah dan operator mengangkut logistik sebanyak 15 kontainer beras dan satu kontainer biji gebang dari Pelabuhan Merauke Papua menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada 13 November 2020 lalu. Logistik tersebut diangkut dengan Kapal Logistik Nusantara 2 berkode trayek T-18 yang memiliki rute trayek Tanjung Perak-Badas-Bima-Merauke.
Tol Laut merupakan program yang digagas oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015. Program ini merupakan sistem pengangkutan logistik kelautan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di Nusantara. Tujuannya untuk mengurangi disparitas harga antar-wilayah, antarpulau, antardaerah serta memangkas biaya logistik yang mahal.
(uka)