Resto Pasca-Pandemi
loading...
A
A
A
II. Customer Megashifts
Dari sisi konsumen, pelaku bisnis resto akan menghadapi perubahan perilaku yang tak kalah ekstrem. Tiga di antara perubahan besar tersebut adalah sebagai berikut.
#1. CHS Concern
Di masa pandemi, prioritas utama konsumen adalah keamanan dan kesehatan saat membeli makanan. Pandemi meningkatkan kesadaran terhadap aspek CHS (cleanliness, healthy and safety). Konsumen menjadi lebih selektif memilih makanan yang masuk ke mulut mereka dan sangat mempertimbangkan kandungan gizi serta aspek kesehatan yang mendukung untuk menjaga daya tahan tubuh. (Baca juga: Jangan Kendor, Olahraga Harus tetap DIlakukan Pada Masa Pandemi)
2. Value-Oriented
Keunggulan berjualan secara digital adalah cost lebih murah karena penjual tidak harus sewa tempat atau mempekerjakan pegawai terlalu banyak. Mengetahui hal tersebut, konsumen menjadi sangat demanding dan menjelma menjadi hyper-value consumer. Dengan adanya jalur digital, aspek brand dan experience menjadi komoditisasi yang terangkum dalam 3 aspek: convenience, speed, low cost.
3. Digital Maturity
Covid-19 mendorong konsumen segera beradaptasi dengan dunia digital. Jika dahulu memesan makan melalui platform hanya dilakukan oleh generasi muda yang memang lebih digital savvy, kini penetrasi memesan makanan secara online pun dilakukan oleh orang tua, kakek atau nenek kita. Artinya dalam menghadapi bombardir digital, konsumen semakin mature dan siap menghadapi era baru next normal. (Baca juga: Jelang Coblosan Pilkada, Pemerintah dan Penyelenggara Diminta Awasi ASN)
III. Competive Move
Di samping perubahan di tingkat makro, bisnis resto juga akan menghadapi tekanan kompetisi yang digerakkan oleh adanya industry rules of the game yang baru.
Dari sisi konsumen, pelaku bisnis resto akan menghadapi perubahan perilaku yang tak kalah ekstrem. Tiga di antara perubahan besar tersebut adalah sebagai berikut.
#1. CHS Concern
Di masa pandemi, prioritas utama konsumen adalah keamanan dan kesehatan saat membeli makanan. Pandemi meningkatkan kesadaran terhadap aspek CHS (cleanliness, healthy and safety). Konsumen menjadi lebih selektif memilih makanan yang masuk ke mulut mereka dan sangat mempertimbangkan kandungan gizi serta aspek kesehatan yang mendukung untuk menjaga daya tahan tubuh. (Baca juga: Jangan Kendor, Olahraga Harus tetap DIlakukan Pada Masa Pandemi)
2. Value-Oriented
Keunggulan berjualan secara digital adalah cost lebih murah karena penjual tidak harus sewa tempat atau mempekerjakan pegawai terlalu banyak. Mengetahui hal tersebut, konsumen menjadi sangat demanding dan menjelma menjadi hyper-value consumer. Dengan adanya jalur digital, aspek brand dan experience menjadi komoditisasi yang terangkum dalam 3 aspek: convenience, speed, low cost.
3. Digital Maturity
Covid-19 mendorong konsumen segera beradaptasi dengan dunia digital. Jika dahulu memesan makan melalui platform hanya dilakukan oleh generasi muda yang memang lebih digital savvy, kini penetrasi memesan makanan secara online pun dilakukan oleh orang tua, kakek atau nenek kita. Artinya dalam menghadapi bombardir digital, konsumen semakin mature dan siap menghadapi era baru next normal. (Baca juga: Jelang Coblosan Pilkada, Pemerintah dan Penyelenggara Diminta Awasi ASN)
III. Competive Move
Di samping perubahan di tingkat makro, bisnis resto juga akan menghadapi tekanan kompetisi yang digerakkan oleh adanya industry rules of the game yang baru.