Mau Ekonomi Lekas Pulih? Dahulukan Sektor Perdagangan

Jum'at, 27 November 2020 - 18:24 WIB
loading...
Mau Ekonomi Lekas Pulih?...
Pemerintah diminta berfokus pada sektor-sektor dengan daya ungkit besar untuk memulihkan perekonomian yang terdampak pandemi. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Untuk memulihkan ekonomi yang terdampak tekanan pandemi, pemerintah diminta berfokus pada sektor-sektor dengan daya ungkit terbesar terlebih dahulu. Sektor-sektor tersebut antara lain sektor perdagangan , akomodasi, restoran, pertanian, dan manufaktur.

"Ini pola recovery-nya, dimana sektor perdagangan akan lebih dahulu pulih daripada yang lain," ujar Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro dalam Market Review IDX di Jakarta, Jumat (27/11/2020).

(Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Mulai Terasa, Transaksi di Mal dan Restoran Naik)

Dalam pandemi ini, kata dia, memang ada beberapa sektor yang masih berjalan, terutama yang berbasis kesehatan dan layanan informasi dan teknologi. "Tetapi, kita jangan terlena, sektor perdagangan, manufaktur, dan pertanian yang harus diutamakan, karena sebagian besar pekerjaan masyarakat Indonesia disana," terang Ari.

Maka dari itu, dia menyebutkan bahwa infrastruktur pendukungnya yang harus diutamakan pula. Seperti misalnya infrastruktur irigasi, jalan desa, pasar, tempat lelang ikan, dan yang lainnya.

"Untuk memulihkan perdagangan, harus ada satu cara untuk me-recycle daya beli konsumen menengah ke atas yang masih terkunci di kota-kota besar," tandasnya.

Tentunya, lanjut dia, ini terkait dengan perkembangan angka kasus positif Covid-19 di Indonesia. Menurut Ari, kampanye 3M masih harus dijalankan dengan disiplin.

(Baca Juga: Jangan Kebelet Ekonomi Tumbuh, Buruan Serap Anggaran dan Yakinkan Vaksin Ampuh)

"Ada sisi supply dan demand, dua duanya terimbas. Dari sisi demand memang sudah ada program bansos dan stimulus, tetapi yang masih minim adalah ekspektasi masyarakat yang perlu didongkrak dengan ketersediaan vaksin nanti," tambahnya.

Dia menyebutkan, stimulus di sisi produksi saja tidak bisa kalau tidak ada demand. "Sama saja kayak UMKM. Dengan ada perputaran sisi produksi, meningkatkan daya beli, maka perdagangan akan perlahan bergerak spiral ke atas, berangsur kembali ke kondisi sebelum Covid-19," jelas Ari.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Pengamat Penerbangan...
Pengamat Penerbangan Sebut Diskon Tiket Pesawat Tak Dorong Daya Beli, Kok Bisa?
Deflasi RI 0,48 Persen...
Deflasi RI 0,48 Persen di Februari 2025, BPS Ungkap Penyumbang Terbesarnya
Daya Beli Masyarakat...
Daya Beli Masyarakat Tetap Kuat, BI: Tidak Turun-turun Amat
Balas AS, Trump Respons...
Balas AS, Trump Respons Rencana Eropa Blokir Impor Bahan Makanan
China Terperangkap dalam...
China Terperangkap dalam Deflasi Terpanjang Sejak Era Mao Zedong, Apa Dampaknya?
Dunia Banjir Barang-barang...
Dunia Banjir Barang-barang China, Surplus Perdagangan Tiongkok Nyaris Tembus USD1 Triliun
PPN 12% Makin Menggerus...
PPN 12% Makin Menggerus Daya Beli, Mampukah Industri Otomotif Bertahan?
Sepak Terjang Bea Cukai...
Sepak Terjang Bea Cukai dalam Perbaikan Pelayanan dan Pengawasan Sepanjang 2020-2024
Perdagangan Saham Perdana...
Perdagangan Saham Perdana di 2025, IHSG Menghijau ke 7.092
Rekomendasi
Soroti Penempatan Perwira...
Soroti Penempatan Perwira Polri di Lembaga Sipil, MPSI: Berpotensi Ancam Netralitas
Gerakan Rakyat Percepat...
Gerakan Rakyat Percepat Pembentukan DPD, Harus Tuntas April 2025
ISAGO Bawa Perubahan...
ISAGO Bawa Perubahan Industri Perhiasan di Indonesia, Valencia Tanoesoedibjo: Tak Sekadar Cantik
Berita Terkini
Kereta Cepat Whoosh...
Kereta Cepat Whoosh Sediakan 800 Ribu Tiket Selama Musim Lebaran 2025
4 jam yang lalu
Platinum Cineplex Ekspansi...
Platinum Cineplex Ekspansi Bisnis ke Kawasan BSD City
4 jam yang lalu
Resesi Amerika Makin...
Resesi Amerika Makin Dekat? Inflasi Diramal Sentuh Level Tertinggi sejak 1991
5 jam yang lalu
Alamtri Resources Gelar...
Alamtri Resources Gelar Buka Puasa Bersama 1.000 Anak Yatim
5 jam yang lalu
Dukung BI, QRIS Tap...
Dukung BI, QRIS Tap Bisa Dipakai lewat Wondr by BNI
5 jam yang lalu
25 Korporasi Raksasa...
25 Korporasi Raksasa Antre IPO hingga Pertengahan Maret, Berikut Rinciannya
8 jam yang lalu
Infografis
Proyeksi Pertumbuhan...
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global pada 2024-2025
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved