Pengguna Layanan Teman Bus Dikenakan Tarif Mulai Tahun Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) optimistis layanan angkutan perkotaan Teman Bus akan melayani 10 juta pengguna di tahun depan.
Layanan transportasi yang menggunakan konsep Buy The Service tersebut tahun ini baru diuji coba di 5 kota dan tahun 2021 akan dikembangkan ke lima kota berikutnya. Kota besar yang disasar antara lain Surabaya, Bandung, Banjarmasin, Makassar, dan Manado.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini lima kota yang sedang dilakukan uji coba adalah Palembang, Denpasar, Medan, Jogja, dan Solo.
Sesuai namanya, Menhub mengatakan layanan Teman memiliki kepanjangan Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman (TEMAN) yang saat ini bisa dinikmati gratis oleh masyarakat umum demi mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum.
"Sekarang kita coba lima kota dulu. Nanti akan lebih masif dikembangkan," ujar Budi dalam webinar Teman Bus di Jakarta, Jumat (4/12/2020).
( )
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan pihaknya saat ini mencatat Teman Bus telah melayani lebih dari 1,5 juta perjalanan di 5 kota besar.
Pencapaian tersebut cukup memuaskan meskipun koridor yang disiapkan belum optimal di tengah pandemi. Sementara daya angkut penumpang baru 75% kapasitas bus.
"Rencana untuk tahun depan akan dikenakan tarif sekitar Rp3-4 ribu. Masyarakat akan mulai bayar dan sisanya pakai subsidi. Ini penting untuk merubah kultur masyarakat yang maunya serba cepat dengan kendaraan pribadi. Namun justru ada dampak negatif yang juga besar. Karena semakin jalan semakin padat dan berebut ditambah ego tinggi jadinya mudah emosi," tukasnya.
Dia menambahkan, Kemenhub menargetkan sebanyak 10 juta pengguna Teman Bus di 10 kota besar tahun depan. Tidak hanya itu, pihaknya juga menyiapkan berbagai kajian demi terus menambah inovasi layanan bagi pengguna. Beberapa di antaranya adalah menyiapkan layanan bus di Jayapura demi mendukung acara PON pada tahun depan.
Selain itu, satu koridor juga ditargetkan untuk uji coba bus listrik di tahun depan. "Rencana bus listrik tahun depan kita coba untuk satu koridor di Denpasar. Kajiannya sekarang sedang dihitung besaran biaya per KM," tambahnya.
( )
Lebih lanjut dia mengatakan pihaknya sedang memikirkan akses dari rumah pengguna ke halte bus. Namun, setidaknya sudah ada Peraturan Menteri yang mengakomodir para pengguna sepeda dan kendaraan listrik untuk diangkut dalam bus.
"Sehingga ada sinergi antara sepeda, bus, dan jalan kaki. Dari rumahnya ke halte bus bisa naik sepeda, lalu taruh di bus berangkat ke kantor. Ini penting bagi pekerja dari luar Jakarta," ujarnya.
Program Buy The Service memberikan kesempatan bagi BUMD dan swasta kecil untuk memiliki PO-PO bus. Programnya menggunakan subsidi melalui lelang. Rencananya akan diusulkan agar pengelolaan ini nantinya bisa multiyears hingga lima tahun.
"Kami juga minta Pemda mendesain kebijakan yang mendukung bus umum sehingga masyarakat bisa beralih dari menggunakan kendaraan pribadi," jelasnya.
Layanan transportasi yang menggunakan konsep Buy The Service tersebut tahun ini baru diuji coba di 5 kota dan tahun 2021 akan dikembangkan ke lima kota berikutnya. Kota besar yang disasar antara lain Surabaya, Bandung, Banjarmasin, Makassar, dan Manado.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini lima kota yang sedang dilakukan uji coba adalah Palembang, Denpasar, Medan, Jogja, dan Solo.
Sesuai namanya, Menhub mengatakan layanan Teman memiliki kepanjangan Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman (TEMAN) yang saat ini bisa dinikmati gratis oleh masyarakat umum demi mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum.
"Sekarang kita coba lima kota dulu. Nanti akan lebih masif dikembangkan," ujar Budi dalam webinar Teman Bus di Jakarta, Jumat (4/12/2020).
( )
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan pihaknya saat ini mencatat Teman Bus telah melayani lebih dari 1,5 juta perjalanan di 5 kota besar.
Pencapaian tersebut cukup memuaskan meskipun koridor yang disiapkan belum optimal di tengah pandemi. Sementara daya angkut penumpang baru 75% kapasitas bus.
"Rencana untuk tahun depan akan dikenakan tarif sekitar Rp3-4 ribu. Masyarakat akan mulai bayar dan sisanya pakai subsidi. Ini penting untuk merubah kultur masyarakat yang maunya serba cepat dengan kendaraan pribadi. Namun justru ada dampak negatif yang juga besar. Karena semakin jalan semakin padat dan berebut ditambah ego tinggi jadinya mudah emosi," tukasnya.
Dia menambahkan, Kemenhub menargetkan sebanyak 10 juta pengguna Teman Bus di 10 kota besar tahun depan. Tidak hanya itu, pihaknya juga menyiapkan berbagai kajian demi terus menambah inovasi layanan bagi pengguna. Beberapa di antaranya adalah menyiapkan layanan bus di Jayapura demi mendukung acara PON pada tahun depan.
Selain itu, satu koridor juga ditargetkan untuk uji coba bus listrik di tahun depan. "Rencana bus listrik tahun depan kita coba untuk satu koridor di Denpasar. Kajiannya sekarang sedang dihitung besaran biaya per KM," tambahnya.
( )
Lebih lanjut dia mengatakan pihaknya sedang memikirkan akses dari rumah pengguna ke halte bus. Namun, setidaknya sudah ada Peraturan Menteri yang mengakomodir para pengguna sepeda dan kendaraan listrik untuk diangkut dalam bus.
"Sehingga ada sinergi antara sepeda, bus, dan jalan kaki. Dari rumahnya ke halte bus bisa naik sepeda, lalu taruh di bus berangkat ke kantor. Ini penting bagi pekerja dari luar Jakarta," ujarnya.
Program Buy The Service memberikan kesempatan bagi BUMD dan swasta kecil untuk memiliki PO-PO bus. Programnya menggunakan subsidi melalui lelang. Rencananya akan diusulkan agar pengelolaan ini nantinya bisa multiyears hingga lima tahun.
"Kami juga minta Pemda mendesain kebijakan yang mendukung bus umum sehingga masyarakat bisa beralih dari menggunakan kendaraan pribadi," jelasnya.
(ind)