Distributor Mur dan Baut Ini Bersiap Jual Saham di Bursa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Distributor mur dan baut, PT Jaya Perkasa Perkasa (JEKA), berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2022 mendatang. Dana segar yang diperoleh dari aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan membuka pabrik.
Direktur Keuangan JEKA Meritha mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan seluruh tahapan dan kelengkapan dokumen untuk IPO. Targetnya, pada tahun depan semua sudah matang. Sementara ini, JEKA melakukan pembenahan manajemen internal terlebih dahulu.
(Baca juga: Pasar Asean Mulai Bangkit, Ada 77 Perusahaan IPO Senilai USD4,3 Miliar )
Dia menerangkan, langkah pertama adalah mengurus ISO 9001 dari SGS Indonesia. JEKA mengklaim sebagai satu-satunya distributor mur dan baut yang memiliki sertifikat ini. Dengan adanya ISO itu membuat kepercayaan konsumen semakin tinggi terhadap JEKA.
“Kami akan lepas sekitar 20-30 persen saham. Sebelumnya, tentu perusahaan akan diaudit terlebih dahulu. Untuk, underwriter-nya kami belum menentukan,” ujar Meritha di Jakarta, Senin (07/12/2020).
Direktur Marketing JEKA Charles menerangkan, untuk sampai ke tahapan IPO, pihaknya terus meningkatkan kemampuan pegawai, membenahi mekanisme kerja, meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan platform digital, dan relokasi tempat penjualan.
Namun, JEKA belum mau membocorkan target besaran dana yang diperoleh dari IPO tersebut. IPO ini, menurutnya, diperlukan dalam ekspansi untuk pengakuan brand dan eksistensi perusahaan.
Dia menambahkan, dana hasil IPO rencana akan digunakan untuk membuka pabrik di Pulau Jawa. Sementara ini, untuk pendanaan masih melalui pinjaman perbankan.
“Kami ingin buat produk sendiri. Jadi nantinya tidak mengandalkan impor dari luar negeri. Pembukaan pabrik ini tentunya menyerap banyak tenaga kerja,” tuturnya.
(Baca juga: Pemerintah Diminta Atasi Maraknya Impor Baja Ilegal )
Selama 30 tahun beroperasi, JEKA mengandalkan baut dan mur produksi dalam negeri sebanyak 60 persen dan impor 40 persen. Biasanya barang-barang impor itu didatangkan dari Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
“Ini biasanya untuk permintaan baja murni dan stainless steel. Ada juga yang custom. Sementara ini didatangkan dari luar negeri. Namun, selama bisa dipenuhi dari produsen lokal kita akan utamakan,” pungkasnya.
Direktur Keuangan JEKA Meritha mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan seluruh tahapan dan kelengkapan dokumen untuk IPO. Targetnya, pada tahun depan semua sudah matang. Sementara ini, JEKA melakukan pembenahan manajemen internal terlebih dahulu.
(Baca juga: Pasar Asean Mulai Bangkit, Ada 77 Perusahaan IPO Senilai USD4,3 Miliar )
Dia menerangkan, langkah pertama adalah mengurus ISO 9001 dari SGS Indonesia. JEKA mengklaim sebagai satu-satunya distributor mur dan baut yang memiliki sertifikat ini. Dengan adanya ISO itu membuat kepercayaan konsumen semakin tinggi terhadap JEKA.
“Kami akan lepas sekitar 20-30 persen saham. Sebelumnya, tentu perusahaan akan diaudit terlebih dahulu. Untuk, underwriter-nya kami belum menentukan,” ujar Meritha di Jakarta, Senin (07/12/2020).
Direktur Marketing JEKA Charles menerangkan, untuk sampai ke tahapan IPO, pihaknya terus meningkatkan kemampuan pegawai, membenahi mekanisme kerja, meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan platform digital, dan relokasi tempat penjualan.
Namun, JEKA belum mau membocorkan target besaran dana yang diperoleh dari IPO tersebut. IPO ini, menurutnya, diperlukan dalam ekspansi untuk pengakuan brand dan eksistensi perusahaan.
Dia menambahkan, dana hasil IPO rencana akan digunakan untuk membuka pabrik di Pulau Jawa. Sementara ini, untuk pendanaan masih melalui pinjaman perbankan.
“Kami ingin buat produk sendiri. Jadi nantinya tidak mengandalkan impor dari luar negeri. Pembukaan pabrik ini tentunya menyerap banyak tenaga kerja,” tuturnya.
(Baca juga: Pemerintah Diminta Atasi Maraknya Impor Baja Ilegal )
Selama 30 tahun beroperasi, JEKA mengandalkan baut dan mur produksi dalam negeri sebanyak 60 persen dan impor 40 persen. Biasanya barang-barang impor itu didatangkan dari Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
“Ini biasanya untuk permintaan baja murni dan stainless steel. Ada juga yang custom. Sementara ini didatangkan dari luar negeri. Namun, selama bisa dipenuhi dari produsen lokal kita akan utamakan,” pungkasnya.
(ynt)