Ini Antisipasi Pangusaha Logistik di Tengah Kelangkaan Kontainer
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan menyampaikan beberapa langkah antisipasi di tengah kelangkaan kontainer atau peti kemas. Hal ini disebutnya penting untuk menjaga keberlangsungan logistik.
"Memang distribusi domestik yang perlu kita jaga keberlangsungannya, pertama, yang perlu adalah memberikan solusi alternatif carrier atau kapal yang bisa menggantikan sementara posisi kontainer," ujar Akbar dalam acara Market Review IDX Channel, Kamis (10/12/2020).
( )
Kedua, Akbar menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan suatu insentif atau subsidi kepada operator-operator pelabuhan agar membebaskan sementara biaya-biaya di pelabuhan.
Dia menyebut hal ini telah disampaikan kepada pemerintah untuk sesegera mungkin duduk bersama dengan operator pelabuhan yang khususnya BUMN untuk bisa sesegera mungkin membebaskan biaya-biaya dalam kurun waktu tertentu..
"Ini sangat diminta oleh pelaku shipping domestik sehingga ada suatu insentif yang bisa menutupi kerugian-kerugian yang diakibatkan kelangkaan kontainer. Sehingga dalam keadaan stabil sudah bisa dilakukan penagihan kembali," kata dia.
( )
Akibat adanya kelangkaan kontainer, Akbar menyebut bahwa hal tersebut telah menyebabkan adanya antrian yang berujung kepada ketidakpastian, karena tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan akan mendapatkan kontainer.
"Ini yang berbahaya, jadi toh harganya sudah 2 sampai 3 kali lipat, kepastian untuk mendapatkannya pun belum ada, sehingga beberapa solusi-solusi seperti komoditas itu biasanya memakai kontainer ukuran 40 feet high cube maka biasanya kita sarankan untuk memakai dua kali 20 feet high cube karena 40 feet high cube sangat langka sekali," tuturnya.
"Memang distribusi domestik yang perlu kita jaga keberlangsungannya, pertama, yang perlu adalah memberikan solusi alternatif carrier atau kapal yang bisa menggantikan sementara posisi kontainer," ujar Akbar dalam acara Market Review IDX Channel, Kamis (10/12/2020).
( )
Kedua, Akbar menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan suatu insentif atau subsidi kepada operator-operator pelabuhan agar membebaskan sementara biaya-biaya di pelabuhan.
Dia menyebut hal ini telah disampaikan kepada pemerintah untuk sesegera mungkin duduk bersama dengan operator pelabuhan yang khususnya BUMN untuk bisa sesegera mungkin membebaskan biaya-biaya dalam kurun waktu tertentu..
"Ini sangat diminta oleh pelaku shipping domestik sehingga ada suatu insentif yang bisa menutupi kerugian-kerugian yang diakibatkan kelangkaan kontainer. Sehingga dalam keadaan stabil sudah bisa dilakukan penagihan kembali," kata dia.
( )
Akibat adanya kelangkaan kontainer, Akbar menyebut bahwa hal tersebut telah menyebabkan adanya antrian yang berujung kepada ketidakpastian, karena tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan akan mendapatkan kontainer.
"Ini yang berbahaya, jadi toh harganya sudah 2 sampai 3 kali lipat, kepastian untuk mendapatkannya pun belum ada, sehingga beberapa solusi-solusi seperti komoditas itu biasanya memakai kontainer ukuran 40 feet high cube maka biasanya kita sarankan untuk memakai dua kali 20 feet high cube karena 40 feet high cube sangat langka sekali," tuturnya.
(ind)