Mendes: Pembangunan Desa Perlu Pendekatan Kearifan Lokal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencatat, perlu pendekatan kearifan lokal dalam merealisasikan pembangunan di perdesaan. Langkah itu untuk menyinergikan antara peninggalan sejarah dan memasifikan pembangunan infrastruktur di Desa.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengutarakan, pendekatan kearifan lokal dalam pembangunan akan mampu mempertahankan hasil rekayasa budaya masyarakat berupa peninggalan sejarah di satu sisi. Sementara di sisi lainnya dapat memasifkan pembangunan di Desa.
"Sehingga dengan itu, ada keseimbangan antara mempertahankan adat istiadat, budaya, bahasa, budaya, kearifan lokal, religiusitas yang tinggi dengan berbagai macam agama yang ada dengan upaya-upaya pembangunan untuk masa depan," ujar Abdul Halim dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Kamis (10/12/2020).
( )
Dalam kesempatan itu, Mendes pun menyinggung perihal Sustainable Development Goals (SDGs) di Desa, di mana, pihaknya akan berupaya untuk merealisasikan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut di seluruh pelosok Desa di Indonesia.
Kemendes PDTT menargetkan dengan adanya penerapan SDGs di Desa, maka langkah pengentasan kemiskinan tanpa tanpa kelaparan bisa terwujud. Dengan begitu, impian Desa sehat dan sejahtera bisa terealisasikan.
"Kita bangun SDGs Desa ke-18, yaitu kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif, dengan satu prinsip agar budaya dan kearifan lokal yang ada dipertahankan. Jangan sampai ditinggalkan karena itu sangat penting," katanya.
Ihwal pembangunan Desa, Kemendes PDTT juga mencatat, serapan anggaran desa hingga 9 Desember 2020 mencapai Rp45,618 triliun dari pagu anggaran tahun 2020 sebesar Rp71,190 triliun.
( )
Adapun realisasi dari anggaran tersebut dialokasikan bagi empat program utama kementerian. Abdul Halim menyebut, realisasi anggaran keempat program prioritas tersebut, serapan anggaran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa tercatat paling tinggi yakni mencapai Rp20,020 triliun.
Sementara itu, disusul oleh program Padat Karya Tunai Desa senilai Rp14,360 triliun, pembangunan infrastruktur lainnya Rp8,067 triliun. Sementara realisasi anggaran Desa Tanggap Covid-19 mencapai Rp3,170 triliun.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengutarakan, pendekatan kearifan lokal dalam pembangunan akan mampu mempertahankan hasil rekayasa budaya masyarakat berupa peninggalan sejarah di satu sisi. Sementara di sisi lainnya dapat memasifkan pembangunan di Desa.
"Sehingga dengan itu, ada keseimbangan antara mempertahankan adat istiadat, budaya, bahasa, budaya, kearifan lokal, religiusitas yang tinggi dengan berbagai macam agama yang ada dengan upaya-upaya pembangunan untuk masa depan," ujar Abdul Halim dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Kamis (10/12/2020).
( )
Dalam kesempatan itu, Mendes pun menyinggung perihal Sustainable Development Goals (SDGs) di Desa, di mana, pihaknya akan berupaya untuk merealisasikan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut di seluruh pelosok Desa di Indonesia.
Kemendes PDTT menargetkan dengan adanya penerapan SDGs di Desa, maka langkah pengentasan kemiskinan tanpa tanpa kelaparan bisa terwujud. Dengan begitu, impian Desa sehat dan sejahtera bisa terealisasikan.
"Kita bangun SDGs Desa ke-18, yaitu kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif, dengan satu prinsip agar budaya dan kearifan lokal yang ada dipertahankan. Jangan sampai ditinggalkan karena itu sangat penting," katanya.
Ihwal pembangunan Desa, Kemendes PDTT juga mencatat, serapan anggaran desa hingga 9 Desember 2020 mencapai Rp45,618 triliun dari pagu anggaran tahun 2020 sebesar Rp71,190 triliun.
( )
Adapun realisasi dari anggaran tersebut dialokasikan bagi empat program utama kementerian. Abdul Halim menyebut, realisasi anggaran keempat program prioritas tersebut, serapan anggaran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa tercatat paling tinggi yakni mencapai Rp20,020 triliun.
Sementara itu, disusul oleh program Padat Karya Tunai Desa senilai Rp14,360 triliun, pembangunan infrastruktur lainnya Rp8,067 triliun. Sementara realisasi anggaran Desa Tanggap Covid-19 mencapai Rp3,170 triliun.
(ind)