Menyulap Sampah Plastik Jadi Produk Ekonomis melalui Digitalisasi
loading...
A
A
A
Tantangan itu ditambah lagi dengan pemahaman di masyarakat mengenai sampah plastik. Menurut data National Plastic Action Partnership (NPAP), saat ini Indonesia menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik per tahun. Sekitar 70% di antaranya atau setara 4,8 juta ton sampah justru salah urus. Secara umum, sampah di Indonesia 78% dibakar, 13% dibuang begitu saja, dan 9% dibuang ke sungai hingga ke laut.
“Inilah tantangan kita yang harus dihadapi. Perlu edukasi agar makin banyak orang punya kesadaran dan paham soal sampah plastik. Inilah learning collection system yang harus diperbaiki,” ujarnya.
(Baca Juga: Launching Pengiriman Sampah Plastik Bernilai Ekonomis )
Program itu kemudian berlanjut menjadi Plastic Reborn 2.0. Kali ini, tidak hanya edukasi saja yang diberikan. Coca-Cola menggandeng kerjasama startup dari tiga daerah berbeda yaitu Bali, Makassar, dan Gowa.
Misalnya, GreenGo yang berbasis di Bali. Mereka menciptakan suatu aplikasi yang membantu pengumpul sampah sehingga memudahkan menjangkau titik atau rumah mana saja yang belum didatangi.
Startup lainnya yakni Mall Sampah di Makassar. Konsepnya mirip dengan Bank Sampah. Hanya, Mall Sampah adalah digital marketplace sehingga menjadi wadah untuk mengumpulkan dan menyalurkan barang-barang plastik yang bisa didaur ulang. Terakhir, yaitu Waste Management Company. Startup ini berbasis di Gowa yang bekerja sama dengan komersial, mall, perumahan, mengambil sampah, daur ulang hingga menjual.
“Mereka dipilih karena punya fokus, kepedulian dan approach yang cukup unik. Kami lakukan inkubasi bisnis sehingga membangun bisnis menjadi lebih profesional dan siap menghadapi tantangan. Jadi, bukannya bersaing, tetapi mereka juga meningkatkan kolaborasi antar-startup,” jelasnya.
Kolaborasi itu pun berbuah hasil dengan melahirkan aplikasi perpaduan mengenai sampah plastik atau mix waste app. Lewat platform digital tersebut, memudahkan dalam pengumpulan data yang lebih lengkap untuk dimasukkan ke marketplace.
Dalam kurun hampir kurang dari 18 bulan, volume sampah yang berhasil dikumpulkan mengalami peningkatan pesat. Totalnya mencapai 460 persen. Tri menilai potensi tersebut sangat besar untuk menekan sampah plastik dan memanfaatkan menjadi sumber ekonomi kreatif .
“Inilah tantangan kita yang harus dihadapi. Perlu edukasi agar makin banyak orang punya kesadaran dan paham soal sampah plastik. Inilah learning collection system yang harus diperbaiki,” ujarnya.
(Baca Juga: Launching Pengiriman Sampah Plastik Bernilai Ekonomis )
Program itu kemudian berlanjut menjadi Plastic Reborn 2.0. Kali ini, tidak hanya edukasi saja yang diberikan. Coca-Cola menggandeng kerjasama startup dari tiga daerah berbeda yaitu Bali, Makassar, dan Gowa.
Misalnya, GreenGo yang berbasis di Bali. Mereka menciptakan suatu aplikasi yang membantu pengumpul sampah sehingga memudahkan menjangkau titik atau rumah mana saja yang belum didatangi.
Startup lainnya yakni Mall Sampah di Makassar. Konsepnya mirip dengan Bank Sampah. Hanya, Mall Sampah adalah digital marketplace sehingga menjadi wadah untuk mengumpulkan dan menyalurkan barang-barang plastik yang bisa didaur ulang. Terakhir, yaitu Waste Management Company. Startup ini berbasis di Gowa yang bekerja sama dengan komersial, mall, perumahan, mengambil sampah, daur ulang hingga menjual.
“Mereka dipilih karena punya fokus, kepedulian dan approach yang cukup unik. Kami lakukan inkubasi bisnis sehingga membangun bisnis menjadi lebih profesional dan siap menghadapi tantangan. Jadi, bukannya bersaing, tetapi mereka juga meningkatkan kolaborasi antar-startup,” jelasnya.
Kolaborasi itu pun berbuah hasil dengan melahirkan aplikasi perpaduan mengenai sampah plastik atau mix waste app. Lewat platform digital tersebut, memudahkan dalam pengumpulan data yang lebih lengkap untuk dimasukkan ke marketplace.
Dalam kurun hampir kurang dari 18 bulan, volume sampah yang berhasil dikumpulkan mengalami peningkatan pesat. Totalnya mencapai 460 persen. Tri menilai potensi tersebut sangat besar untuk menekan sampah plastik dan memanfaatkan menjadi sumber ekonomi kreatif .
(akr)